“Sebuah perusahaan di Tiongkok punya gebrakan baru yang tidak biasa untuk para karyawannya!”
Baru-baru ini sedang viral diperbincangkan di media sosial, peraturan baru Sebuah perusahaan asal Tiongkok yang dinilai tidak biasa dan kontroversial.
Perusahaan bernama Shuntian Chemical Group, asal Tiongkok, mewajibkan seluruh karyawan yang bekerja di bawah naungannya untuk segera menikah. Mereka mewajibkan seluruh karyawan yang bekerja di bawah naungannya untuk menikah sebelum September 2025.
Lebih kontroversial lagi, yaitu jika sampai batas waktu yang ditentukan karyawan lajang belum menikah, mereka akan mendapatkan ancaman pemecatan.
Tujuan perusahaan mengeluarkan kebijakan tersebut yaitu untuk mendorong angka pernikahan di kalangan karyawannya.
Kebijakan Resmi Dikeluarkan Pada Januari 2025
Dalam surat pengumuman yang diterbitkan pada Januari 2025, Perusahaan Shuntian Chemical Group resmi Dalam surat menegaskan dukungannya terhadap nilai-nilai tradisional di Tiongkok, terutama soal kesetiaan dan bakti kepada orang tua.
Selain itu, kebijakan karyawan untuk menikah juga sejalan dengan upaya pemerintah yang mendorong peningkatan pernikahan.
Begini isi Surat pengumumannya
“Tidak menanggapi seruan pemerintah untuk meningkatkan angka pernikahan adalah tindakan tidak setia. Tidak mendengarkan orang tua bukanlah tindakan berbakti. Membiarkan diri melajang bukanlah tindakan yang baik. Tidak memenuhi harapan rekan kerja adalah tindakan yang tidak adil”
Mewajibkan Karyawan Menikah Hingga Ancaman Pemecatan
Kebijakan kontroversial ini berlaku untuk seluruh karyawan Shuntian Chemical Group. Tercatat ada sekitar 1.200 karyawan yang berstatus lajang.
Karyawan tersebut harus mengubah status lajangnya sebelum Oktober 2025 jika tidak ingin mendapatkan sanksi. Sanksi sendiri diberikan secara bertahap dalam tiga kuartal, yaitu jika hingga bulan Maret masih berstatus lajang, karyawan harus menulis surat kritik diri. Kemudian, pada Juni, mereka menghadapi evaluasi kinerja. Terakhir, kalau di bulan September masih belum ada perubahan, ancaman pemecatan pun menanti.
Kebijakan Ini Mendapatkan Respon Negatif dan Kecaman. Hingga Akhirnya Dicabut
Meski usaha Perusahaan Shuntian Chemical Group sejalan dengan tujuan pemerintah yang ingin meningkatkan angka pernikahan dan kelahiran, Kebijakan tersebut ternyata mendapatkan kecaman dari berbagai pihak.
Kebijakan mereka dinilai tidak manusiawi karena melanggar Hukum Ketenagakerjaan serta Kontrak Ketenagakerjaan di Tiongkok. Tak heran, keputusan ini langsung mendapat sorotan tajam dan kecaman luas di dunia maya.
Hingga akhirnya, tepatnya pada pada 13 Februari 2025, badan yang menangani sumber daya manusia dan jaminan sosial setempat langsung melakukan inspeksi terhadap Shuntian Chemical Group.
Perusahaan tersebut kemudian mengumumkan jika mencabut kebijakan terkait batas waktu pernikahan dan tidak ada karyawannya yang akan dipecat karena status pernikahan mereka.