Bu.. anakmu ini sedang berpacu pada waktu sampai perkara jodoh ia kesampingkan. Tidak seperti kebanyakan wanita yang telah memasuki usia ‘siap menikah’ yang sibuk membicarakan pernikahan, anakmu terkesan biasa-biasanya.
Maaf bu.. mungkin yang kau liat aku terlalu selow perkara jodoh. Namun tidak benar jika aku dianggap tidak peduli pada perkara tentang pasangan hidup.
Aku sama dengan wanita pada umumnya. Impian menikah itu ada tapi mungkin belum saat ini. Aku yang tidak pernah membahas soal pasangan hidup padamu bukan karena aku tidak serius mencari pendamping hidup namun lebih dari itu aku sedang mempersiapkan diri sampai ada seseorang yang bersedia menerimaku.
Bu.. maaf jika sampai seumur ini aku belum sekalipun mengenalkan seorang laki-laki potensial untuk dijadikan suami padamu. Maaf jika sampai hari ini belum ada laki-laki yang ku bawa kehadapanmu. Doakan saja. Semoga waktunya segera tiba.
Bu.. maaf jika dirimu harus mendengar suara sumbang orang-orang karena diriku. Aku pun ingin menikah, membangun rumah tangga impian, memberimu cucu tapi perkara jodoh diluar kuasaku untuk mengaturnya.
Maaf jika aku yang masih betah sendiri ini menambah daftar kekhawatiranmu. Sungguh ikhtiar sudah aku lakukan. Tapi, Tuhan sepertinya masih memberi aku kesempatan untuk berbakti padamu. Bu..selagi Tuhan masih memberi waktu dan kesempatan, aku ingin luangkan waktu ku untuk kebahagianmu.
Diusiaku yang katanya dewasa ini, menghabiskan waktu bersenang-senang dalam lingkup pergaulan bukan lagi sebuah prioritas. Tujuanku sudah tak sama. Anakmu sedang berjuang demi mimpi dan masa depannya. Untuk membuatmu bangga. Tak apa mengorbankan masa muda demi pencapaian dimasa depan. Untuk mencukupkan segala kebutuhanmu nanti
Bu.. anakmu bukan wanita karir yang melupakan kodratnya sebagai wanita. Meski aku tengah semangat-semangatnya berlari mewujudkan mimpi tapi tak lantas mengubur inginku untuk membina rumah tangga. Hanya waktunya saja yang belum berpihak padaku.
Sekarang ibu tidak perlu terlalu pusing memikirkan aku. Biar semua mengalir menurut kehendakNya. Tolong berbahagialah nikmati waktu dan segala yang sedang aku perjuangkan. Jaga kesehatan ibu. Sebab jika nanti waktunya tiba, aku ingin ibu bisa bertemu dan menilai sendiri calon menantumu.
Perkara jodohku biar kita serahkan padaNya. Tuhan yang menciptakan dan ia pula yang akan memasangkan. Aku percaya kesendirian ini akan segera berlalu. Doakan saja yang terbaik bagiku ya bu.