Cuitan Ridwan Kamil Tentang Jakarta viral, berbagai cuitan di masa silam atau sekitar tahun 2010 dan 2011 kembali menyita warganet. Banyak cuitannya yang kembali di retweet di media sosial x.
Mantan Gubernur Jawa Barat ini memang akan menjadi salah satu calon gubernur yang didukung oleh Parta Golongan Karya (Golkar), Gerindra dan masih banyak lagi. Namun blunder cuitannya yang viral membuat warganet semakin heboh dan mengulik masa lalu cuitanya.
Salah satu cuitannya tentang jakarta pun menyita perhatian dan masih banyak lagi cuitan yang kembali dibagikan oleh warganet. Berikut ini beberapa cuitannya yang viral kembali.
“Tengil, gaul, glamor, songong, pelit, gengsian, egois, pekerja keras, tahan banting, pamer, hedon. Itu karakter org JKT,” cuit Ridwan Kamil pada 06 Juni 2011 yang disorot warganet.
“Dewan Penipu Rakyat #DPR,” cuit RK di akun Twitternya pada 9 Juni 2010.
Permintaan maaf atas Cuitan Ridwan Kamil Tentang Jakarta dan Cuitan Lainnya
Sadar bahwa cuitannya kini viral dan dikuliti habis warganet, Ridwan Kamil pun menyikapinya dengan sangat bijak. Dia pun memberikan penjelasan yang sangat padat mengenai cuitanya di masa lalu. Berikut ini penjelasannya.
TWIT-TWIT LAMA
Dulu 12-15 tahun yang lalu sebelum jadi pejabat publik, saya memang aktif bermain Twitter (sekarang X). Sebagaimana nature-nya platform tersebut, saya berekspresi secara bebas. Kadang penuh kritik pedas, kadang nyindir, sering juga nyinyir. Sering saya katakan di mana-mana, dulu saya adalah netizen yang marah—bahkan julid.
Tapi kemudian takdir membawa saya ke proses hidup yang lebih kompleks. Pada gilirannya Allah menakdirkan saya menjadi pejabat publik, dari walikota sampai gubernur. Saya giliran balik dikritik, disindir, dinyinyiri di media sosial. Saya sering melihat diri saya yang dulu, netizen yang marah tadi. Bikin saya tersenyum dan sadar.
Konon setiap orang akan melewati fase-fase jadi tukang protes, anak muda yang rebel penuh kritik dan sinisme. Tapi semua orang juga berproses, harus menjadi lebih bijaksana dan tahu diri.
Ibarat anak-anak yang selalu protes pada orangtuanya, remaja yang rebel, pemuda yang kritis dan sinis, pada saatnya akan jadi orangtua yang melihat dari sudut pandang yang berbeda. Yang akan bilang pada dirinya sendiri, “Oh gitu ya saya dulu”, dan “Ternyata begini rasanya di posisi ini.”
Bagaimanapun, untuk twit-twit saya yang lama, saya akui dulu saya kurang bijak dan mungkin kurang literasi—bahkan kurang sopan. Saya mohon maaf jika ada pihak-pihak yang tersakiti, terkritik, tersindir, atau terhina dengan cara saya berekspresi. Semoga saya bisa lebih baik lagi ke depan. 2017-2018 saya pernah meminta maaf tentang hal-hal ini. Saya banyak belajar.
Saya tidak membela diri atau berusaha membenarkan. Itu memang saya yang dulu, saya yang kurang bijak.
Semua orang pernah protes, tapi proseslah yang akan membuatnya sukses. Katanya masa lalu tidak akan mengubah masa depan, tapi sebaliknya.
Maafkan aku yang dulu. Mari kita move on.
Ridwan Kamil
Response (1)