Terkadang dalam menjalankan suatu hubungan, kita seringkali memiliki perbedaan yang sangat tipis antara hubungan yang sehat dan hubungan yang toxic. Menurut sebagian orang hubungan yang sehat adalah hubungan yang tidak saling mengekang dan selalu mengerti pasangan.
Namun ternyata, hubungan yang sehat tidak memiliki ciri-ciri atau tanda-tanda semudah itu. Setiap pasangan tentunya memiliki karakteristik sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jadi kita harus cermat membedakan antara hubungan yang memang sehat untuk pasangan tertentu, dan mana yang memang toxic.
Berikut adalah beberapa kebiasaan hubungan yang sehat yang orang lain pikir toxic, antara lain:
Daftar Isi
1. Membiarkan beberapa konflik tidak terselesaikan.
John Gottman melakukan penelitian secara detail tentang pola hubungan antara kedua manusia. Ia mempelajari bahwa ada beberapa metode yang harus orang-orang pahami ketika ingin hubungan jangka panjang berhasil.
Ia mengungkapkan bahwa ternyata gagasan bahwa pasangan harus berkomunikasi dan menyelesaikan semua masalah mereka adalah mitos. Dalam penelitiannya, terdapat ribuan pasangan yang bahagia dalam pernikahannya memiliki masalah yang belum terselesaikan.
Sementara itu, banyak sekali pasangan yang gagal karena bersikeras ingin menyelesaikan semuanya. Mereka berpikir dan sangat percaya bahwa tidak boleh ada perselisihan di antara mereka. Hal itu bisa jadi salah karena dapat mengurangi perasaan dan keintiman seseorang.
Pasangan yang sukses menerima dan memahami bahwa beberapa konflik tidak dapat terhindar. Mereka sadar bahwa akan selalu ada hal yang tidak mereka sukai dari pasangan mereka. Terkadang, mencoba menyelesaikan konflik dapat menciptakan lebih banyak masalah daripada memperbaikinya.
2. Bersedia menyakiti perasaan satu sama lain.
Ada banyak orang yang rela untuk mengatakan kebohongan demi melihat orang yang mereka cintai bahagia dan senang. Padahal kejujuran dalam hubungan lebih penting daripada perasaan bahagia yang sementara. Mungkin saja kejujuran itu akan sangat menyakitkan, namun kejujuran itu tetap harus kamu ungkapkan demi orang yang kamu cintai.
Ketika prioritas tertinggi kita adalah untuk selalu membuat diri kita atau pasangan kita merasa baik, maka semakin seseorang tidak akan merasa baik. Hubungan akan menjadi berantakan tanpa kita sadari. Kita tidak bisa lagi menemukan kebenaran dan kebohongan dalam suatu hubungan.
3. Bersedia untuk mengakhirinya.
Pengorbanan dalam percintaan seakan normal dan ideal dalam budaya kita. Padahal tidak boleh selalu seperti itu. Jika suatu hubungan berakhir banyak orang menganggap itu sebagai sebuah kegagalan. Idealisasi mengenai pengorbanan apapun inilah yang membuat orang bertahan dengan pasangan yang memperlakukan mereka seperti sampah.
Terkadang satu-satunya hal yang dapat membuat suatu hubungan berhasil adalah mengakhirinya pada waktu yang kita perlukan. Dan kesediaan untuk melakukan itu memungkinkan kita untuk menetapkan batasan yang membantu diri kita dan pasangan. Jika memang itu menyiksa dan menyengsarakan lebih baik suatu hubungan harus berakhir sesegera mungkin.
4. Merasakan ketertarikan pada orang lain di luar hubungan.
Suatu hubungan yang orang-orang pikir akan bekerja adalah ketika pasangannya menjadi satu-satunya orang yang mereka suka. Mereka menganggap jika kita menyukai seseorang di luar pasangan kita, hal tersebut menjadi sebuah pengkhianatan. Padahal kita tidak bisa memungkiri bahwa suatu saat nanti hubungan akan menjadi membosankan. Dan mungkin kita bisa tertarik pada orang lain.
Ketertarikan terhadap orang lain tidak bisa kita hindarkan dari perasaan kita. Yang bisa kita kontrol adalah keputusan kita untuk bertindak atas daya tarik tersebut. Hubungan yang sehat akan mungkin ketertarikan kepada orang lain, namun memilih untuk tidak bertindak. Faktanya lebih sehat membiarkan diri untuk mengalami perasaan terebut lalu kemudian melepaskannya.
5. Menghabiskan waktu masing-masing.
Kita semua memiliki teman yang secara misterius menghilang begitu saja ketika menjalin hubungan. Seperti semua kegiatannya hanya bisa ia lakukan dengan pasangannya saja. Contohnya seorang pria yang berhenti bermain basket dengan teman-temannya dan seorang wanita yang berhenti quality time dengan teman wanitanya.
Penting itu sesekali menjaga jarak dari pasanganmu, menegaskan kemandirianmu, mempertahankan beberapa hobi atau minat yang menjadi milikmu. Memiliki kegiatan yang terpisah dengan pasanganmu tentu saja merupakan hal yang wajar.
Mengingat bahwa latar belakang pertemanan kalian berbeda. Jangan menjadikan alasan hubungan untuk mengekang setiap kegiatan kamu dan pasanganmu.
Itu dia 5 kebiasaan hubungan yang sehat yang orang-orang lain pikir adalah hubungan yang toxic. Padahal itu merupakan hal yang normal. Jadi adakah tanda-tanda diatas dalam hubunganmu?