Mencintai itu memang melibatkan dua perasaan, yaitu perasaan wanita dan juga perasaan laki-laki. Setiap mereka yang sedang jatuh cinta, tentulah mereka saling mencintai dan menyayangi, saling menjaga hati satu sama lainnya untuk tidak saling menyakiti.
Namun terkadang, banyak yang salah mengartikan perihal cinta. Mereka beranggapan ketika benar-benar cinta, maka mereka harus membuktikan dengan bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sekalipun itu sangat tidak dibenarkan dalam agama.
Mencintai seseorang dengan mengutamakan nafsu, itu bukanlah cinta yang sebenarnya. Ketika kamu mampu untuk mencintai seseorang, terlebih itu seorang wanita, maka kamu harus bisa menghargainya dan juga benar-benar menjaganya seutuhnya. Sebab percayalah, bahwa mencintai karena nafsu itu tidak akan bertahan lama.
Karena ketika semua apa yang diinginkan oleh seorang lelaki sudah ia dapatkan dari wanitanya, maka ia pun akan dengan mudahnya mencampakkan wanitanya itu.
Wanita tidak hanya ingin merasakan cinta dari lelaki saja, tapi setiap wanita tentunya juga ingin merasakan bagaimana seorang lelaki yang ia yakini untuk menempatkan hatinya itu tahu bagaimana cara memperlakukannya dengan baik dan tahu bagaimana menghargai dan menghormati wanita.
Bukan malah meminta pembuktian cinta yang sangat-sangat tidak pantas untuk dilakukan saat status hubungan masih belum halal secara agama.
Cinta yang sebenarnya itu bisa menghargai pasangan, bukan malah meminta apa yang ingin Kamu lakukan
Dear lelaki, cinta itu bukanlah “pembuktian” yang bisa seenaknya kamu minta kepada pasanganmu. Cinta juga bukanlah sarana untuk melampiaskan apa yang tidak seharusnya kamu lakukan ketika memang belum waktunya.
Cinta itu adalah bagaimana kamu bisa menempatkan dan menjaga bahwa orang yang kamu cintai itu merasa aman juga tenang ketika bersamamu karena ketika bersamamu dia merasa dirinya akan di hargai dengan teramat sangat.
Lelaki yang baik akan benar-benar menjaga orang yang dicintai dan juga disayanginya seutuhnya. Ia tidak akan meminta hal macam-macam kepada pasangannya. Sebab ia tahu bahwa kehormatan wanita itu adalah hal yang sangat harus ia jaga. Sehingga tak sedikitpun ada niatan dalam hatinya merusak wanita yang tulus ia cintai.
Jika cinta berdasarkan pembuktian, apakah yakin hubunganmu akan baik-baik saja kedepan?
Katanya, jika kamu benar-benar mencintainya, maka kamu harus mau melakukan apa yang ia inginkan darimu. Jika kamu tidak mau melakukan itu, maka kamu berarti tidak benar-benar mencintainya.
Hey! Apakah hubungan yang seperti itu hubungan yang baik menurutmu wanita? Memberikan apa yang seharusnya kamu jaga kepada seseorang yang jelas-jelas belum menjadi pasangan halalmu.
Lantas, apakah kamu yakin ketika kamu memberikan apa yang ia inginkan darimu kelak ia akan tetap selalu bersamamu? Apakah kamu yakin bahwa hubunganmu itu akan baik-baik saja kedepan setelah semua yang ia inginkan sudah ia dapatkan? Cobalah buka mata hati dan pikiranmu bahwa mencintai yang sebenarnya itu adalah mencintai dengan hati, bukan dengan nafsu yang menyelimuti diri.
Dear wanita, jika ia tulus mencintaimu, maka ia tak akan meminta pembuktian yang tidak seharusnya kamu lakukan
Ketika lelakimu meminta kamu untuk melakukan hal yang tidak-tidak bersamanya, maka bisa dipastikan ia bukanlah lelaki yang baik-baik untukmu. Karena ketika ia memang tulus mencintaimu, maka ia tak akan meminta pembuktian yang tidak seharusnya darimu. Karena lelaki yang baik memberimu cinta yang baik dan menjadikanmu lebih baik.
Sebagai wanita kamu jangan sampai terhasut oleh bujuk rayunya. Kelak, ketika kamu sudah masuk kedalam perbuatan itu, percayalah rasa sesal akan terus meliputi dirimu.
Dear wanita, dirimu itu berharga. Masa depanmu kamu yang menentukan. Jangan terhasut oleh lelaki yang menganggap cinta itu adalah “pembuktian”.
Jangan terperdaya sama setiap omongan manis yang ia lontarkan sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan darimu. Sebab percayalah, ketika ia sudah mendapatkan semua yang ia inginkan darimu, bisa saja kamu ditinggalkan. Ingat, bahwa lelaki yang baik dan tulus itu bukan meminta pembuktian, melainkan segera menghalalkan.