Ketika usia sudah mulai menginjak dewasa, masing-masing kita sudah mulai menentukan tujuan hidup dan ingin mengejar cita-cita yang belum terlaksana.
Alhasil merantau dan jauh dari orang tua juga saudara, menjadi jalan yang pada akhirnya harus dipilih. Semua dilakukan demi mengejar apa yang telah di cita-citakan dan demi keluarga yang juga ingin dibahagiakan.
Memutuskan untuk merantau membuatmu harus rela berjauhan dengan orang tua dan saudara. Merantau juga membuatmu harus siap untuk hidup sendiri dan mandiri. Meskipun saat tinggal satu atap dengan saudaramu kamu sering bertengkar dengannya, sering cek-cok dan bertengkar ala kakak-adik, tentunya saat berjauhan, masa-masa itu pasti akan kamu rindukan.
Meskipun kamu merasa saudaramu adalah orang yang paling menyebalkan yang pernah kamu kenal. Meskipun kamu merasa ia adalah orang yang paling sering merecokin hidupmu, tapi percayalah, semua akan terasa hilang dan ada yang kurang saat kamu tak berdekatan.
Sebab sejahil dan semenyebalkan apapun ia, ia akan tetap menyayangimu. Begitupun dengan kamu yang juga tak bisa untuk membencinya meskipun terkadang sifatnya yang selalu membuatmu harus mengurut dada.
Kamu dan saudaramu saat ini mungkin memang berjauhan, tapi jangan jadikan itu sebagai penghalang untuk tidak berhubungan
Ketika jarak menjadi pemisah sebuah hubungan, rasa gengsi menjadi hal yang seringnya dikedepankan. Entah itu si kakak yang tinggal berjauhan dengan sang adik, atau sang adik yang tinggal berjauhan dengan sang kakak. Semua saling menjaga gengsi untuk tidak menjadi orang yang pertama yang menciptakan komunikasi. Masing-masing saling menunggu hingga salah satu ada yang memberi kabar terlebih dahulu.
Terkadang mereka harus lebih memilih menahan gengsi ketimbang harus memulai terlebih dahulu untuk mengatakan rindu kepada orang yang dituju.
Apakah bagimu untuk sekedar menyampaikan rindu sesulit itu? Ayolah, tak perlu saling gengsi untuk mengatakan rindu kepada saudaramu. Katakan saja agar rindumu sedikit berkurang.
Merantau jangan sampai membuatmu terlena akan kesibukan. Sebab ada keluarga yang selalu menunggu dan menanti cerita yang mungkin sempat terlewatkan
Saat berdekatan dengan keluarga, waktu untuk bertukar cerita mungkin akan lebih mudah kamu dapatkan ketimbang saat menjadi anak rantau. Sebab saat tinggal berdekatan kamu bisa kapanpun untuk duduk dan sekedar bercerita panjang lebar. Sementara saat berada di perantauan, kamu hanya bisa menghubungi mereka melalui telfon dan tak dapat secara langsung untuk bertemu.
Meskipun kebiasaan itu tak bisa lagi kamu dapatkan ketika berada di perantauan, bukan berarti hal itu bisa dengan mudahnya kamu hilangkan. Kamu tetap bisa melakukan kebiasaan itu walau hanya sekedar melalui telfon.
Kesibukanmu di perantauan jangan kamu jadikan alasan untuk semakin membuat jarak terhadap keluarga di kampung halaman.
Sebab percayalah, bahwa keluargamu selalu menunggu dan menanti cerita yang mungkin sempat mereka lewatkan.
Artikel ini merupakan tulisan Sucy Fujiazma yang kami pindahkan dari Bapermulu.com karena website tersebut akan digantikan dengan