Mungkin gak ada orang yang saling mencintai, tapi tidak saling membahagiakan? Mungkin banget! Kok bisa? Saat kita sibuk mencintai pasangan dengan cara kita, tapi lupa bertanya pada pasangan apakah kita sudah sesuai dengan yang ia butuhkan
Lalu kita merasa sudah all out dengan apa yang diperbuat, tapi ternyata bukan itu yang dicari pasangan, begitu juga sebaliknya. Suami kita berlelah-lelah melakukan sesuatu yang ia pikir membahagiakan kita, tapi ternyata bukan itu yang kita mau. Di saat itulah kita sedang saling mencintai, tapi tidak saling membahagiakan.
1. Bisa Jadi Selama Ini Apa yang Istri Telah Lakukan Menurutnya Sudah Optimal, Tapi Bukan Itu yang Suami Harapkan. Begitupun Juga Sebaliknya
Bisa jadi selama ini kita pikir suami akan bahagia saat rumah rapih sempurna. Sehingga hebohlah kita bersihkan lantai sekuat tenaga. Rumah kinclong membahana, menyisakan kita yang selonjoran di pojokan, semerawut kehabisan tenaga. Tak disangka, buat suami ketika ia pulang ke rumah yang ia inginkan adalah bertemu istri yang enerjik, banyak senyum, dan tampil enak dilirik.
Gak masalah kok rumah gak rapih-rapih banget. Gak apa-apa kok makan bisa pesan atau beli di luar. Tapi, pulang disambut istri yang wangi dengan outfit menawan, itu yang lebih suami butuhkan.
Namun, apa yang dirasakan sang istri? Ia merasa tidak diapresiasi, ia pikir suaminya jahat karena gak pernah memuji. Lalu apa yang dirasakan suami? Suami merasa tidak puas dengan istri. Ia pikir istrinya gak bisa merawat diri, karena gak pernah dandan.
Bisa jadi selama ini suami mengira bahagianya istri adalah ditransfer nominal besar tiap bulan. Itu yang membuatnya kerja lembur bagai kuda. Ternyata meski tiap bulan dikasih berlian, istri gak terlalu pusing soal begituan. Ia lebih menghajatkan punya teman bicara. Mulai dari urusan sekolah anak, gosip netizen julid, sampai hal sepele yang menjadi unek-unek hatinya.
2. Konflikpun Muncul Membuat Suami Istri Tidak Bersyukur
Konflikpun muncul. Suami merasa istri gak bersyukur, sedangkan istri resah karena gak punya saluran berkeluh kesah. Sehingga meski rumah ada, kendaraan mewah, segala kebutuhan tersedia, mereka masih saja kesulitan mencari cara untuk bahagia.
Luangkan waktu untuk mencari tahu, titik temu antara apa yang bisa kita lakukan, dengan apa yang pasangan butuhkan. Berilah jeda untuk duduk bersama, menemukan titik keseimbangan antara apa yang bisa kita usahakan dengan apa yang pasangan inginkan.
Sudah berapa lama usia pernikahan kita? 3 tahun? 5 tahun? Atau sudah melewati seribu purnama macam Cinta dan Rangga? Konon, masalah umum yang sering muncul di semakin menuanya usia pernikahan adalah berkurangnya intensitas komunikasi yang intim dengan pasangan.
3. Mulailah Ngobrol Serius Bareng Pasangan Tentang Apa yang Mungkin Banget Buat Diperbaiki Bersama-sama
Coba cek masing-masing kapan kita ngobrol serius tentang diri kita sama pasangan? Betul-betul ngobrolin tentang apa yang dirasa selama bertahun pernikahan dijalani. Ngomongin tentang hal yang paling disukai dari pasangan. Termasuk apa yang kita rasa kurang berkenan. Yang mungkin banget buat diperbaiki bersama-sama.
Ternyata ada banyak hal yang kita kira selama ini adalah wujud bentuk cinta ke pasangan, dan kita ngoyo banget buat ngerjainnya. Gak tahunya, pasangan gak butuh-butuh banget. Ada juga yang kita anggap sepele dan gak kita kerjain, gak tahunya itu lebih dibutuhkan sama pasangan. Masalah begini terasa sepele, tapi kalau gak diomongin gak akan selesai sampai kapanpun.
Artikel ini terinspirasi dari instagram @jayaninghartami, dengan penyesuaian oleh penulis