Jujur, aku selalu ingin menjadi yang terbaik bagi kamu. Walaupun terkadang, aku tak tahu bagiamana caranya. Yang aku tahu persis; sepasang manusia yang saling menggenapi, harus terus memperbaiki diri agar dua jiwa yang bersatu bisa semakin padu.
Aku harus terus memperbaiki diri, begitupun dengan kamu. Aku juga harus turut berperan dalam perbaikan yang kamu lakukan, kamupun harusnya demikian. [Kutipan Buku Genap]
Jangan Lupa Untuk Membahagiakan Diri Sendiri, Agar Bisa Membahagiakan Orang Lain Tanpa Terbebani.
Sayangilah diri sendiri, agar kita punya energi lebih untuk menyayangi dunia sekitar kita. Menyayangi pasangan, keluarga, pekerjaan, atau apapun yang membutuhkan kasih sayang kita dengan sepenuh hati. Sayangilah diri sendiri terlebih dulu, agar saat orang yang kita sayangi menyakiti kita, atau bahkan meninggalkan kita, kita akan lebih cepat move-on, kita tidak merusak diri sendiri.
Sayangilah diri sendiri, karena ada saat-saat tertentu tidak ada yang bisa menolong kita, selain diri kita sendiri. Ada saat dimana tak ada yang bisa mengerti kita, selain diri kita sendiri.
Jika Urusan Perasaan, Perempuan Itu Lebih Mudah Berisyarat Daripada Berkata-Kata.
Aku tak perlu bilang, bukan? Kalau urusan perasaan, perempuan itu lebih mudah ber-isyarat daripada berkata-kata. Harusnya kamu tahu itu. Perempuan dilindungi Tuhan dengan rasa malu, apalagi untuk hal yang berhubungan dengan perasaan. Jadi, jangan pernah menunggu perempuan untuk mengungkapkan apa yang sedang dirasakannya, kamu harus mengerti isyaratnya.
Mungkin, itulah salah satu alasan kenapa perempuan lebih suka laki-laki yang pengertian; agar hidupnya jauh lebih dimudahkan. [Kutipan Buku Genap]
Apakah Dengan Adanya Aku Dihidupmu, Sudah Membuatmu Jadi Orang yang Lebih Baik Lagi?
Banyak orang yang berpikir kalau suami idaman adalah suami yang bisa bertanggung jawab untuk menafkahi istrinya lahir dan batin, yang bikin istrinya nyaman, yang bisa membahagiakan istrinya.
Aku berusaha untuk seperti itu, sampai sebuah pertanyaan muncul; apakah yang selama ini aku lakukan -dengan menafkahi kamu, membahagiakan kamu, membuat kamu nyaman, memenuhi sebisa mungkin keinginan kamu- sudah benar-benar membuat kamu jadi orang yang lebih baik lagi?
Atau jangan-jangan malah membuat kamu semakin manja? Kehilangan semangat berjuang, semangat memperbaiki diri, semangat memberikan yang terbaik seperti kamu yang dulu? Bukankah, salah satu tanggung jawab suami adalah membuat istrinya jadi lebih baik lagi? [Kutipan Buku Genap3]
Saat kita punya keinginan yang kuat, akan selalu ada jalan yang terbentang untuk mencapainya, tapi jalan itu tidak selalu mulus. Kadang ada polisi tidurnya, kadang macet, kadang harus kesasar. Dalam bentuknya masing-masing. Tapi nggak ada yang bisa ngalahin kesabaran, nggak ada yang bisa ngalahin keyakinan. Apalagi jika keduanya bersatu. [Kutipan Buku Menata Hati]
****
Untuk semua hal yang belum kita ketahui, entah itu peristiwa yang menimpa kita ataupun orang lain, cara paling bijak untuk menghadapinya adalah dengan berprasangka baik, kalau Allah akan selalu memberikan yang terbaik bagi kita. Walaupun terkadang, yang terbaik itu harus melalui proses yang menyakitkan terlebih dulu. [Kutipan Buku Genap]
****
Jika kita begitu menghayati saat kebahagiaan datang, seharusnya kita juga menghayati dengan baik saat kita mengalami rasa sedih, kecewa, gagal dan perasaan nggak enak lainnya.
Karena hidup tidak melulu tentang kebahagiaan. Experiencing negative feelings is part of living and growing. Makanya yang harus kita kejar bukan hanya happiness saja tapi juga wholeness. Paket rasa bahagia dan sedih, termasuk turunan dari rasa bahagia dan sedih tadi, yang membentuk karakter diri kita. [Kutipan Buku Genap2]