Katanya cinta itu seharusnya membahagiakan, menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Awalnya memang semuanya kurasakan sebelum akhirnya kamu memilih pergi. Memilih bersamanya setelah sekian lama cinta kita ukir bersama. Ah, sebenarnya bukan salahmu meninggalkanku, tapi salahku menjalin cinta tanpa ada ikatan yang halal.
Seharusnya sedari awal aku sudah tahu risikonya, bahwa mencintai sebelum ikatan suci bisa menawarkan berbagai perasaan.
Mulai dari perasaan bahagia bila akhirnya kisah asmara berakhir kepelaminan atau berakhir nestapa jika hubungan kasih kandas di tengah jalan. Namun, kini sudah berlalu, biarlah kisah kita tetap kujadikan sebagai pembelajaran dalam hidup ini.
Daftar Isi
- 1 Awalnya Kukira Cintamu Tulus dan Suci, Nyatanya Penghianatan dan Luka yang Kamu Torehkan.
- 2 Mungkin Karena Orang Tak Memberi Restu, Akhirnya Kamu Memilih Mendua. Bukankah Seharusnya Memutuskanku Terlebih Dahulu?
- 3 Dibalik Luka yang Kualami, Semoga Kamu Bahagia Dengan Kekasih yang Sudah Direstui Orang Tuamu.
- 4 Akhirnya Kita Hanya Butuh Pendamping, Ketika Bersamanya Semua Akan Baik Saja
- 5 Keadaan Fisik Sebenarnya Bukan yang Utama, Karena yang Penting Itu Bisa Membuat Kita Tenang Dalam Keadaan Suka Maupun Duka.
- 6 Yang Kita Butuhkan Sebenarnya Adalah Ketika Kita Sedang Marah, Dia Menjadi Penenang dan Tetap Kalem Dengan Kesabaran.
- 7 Yang Kita Butuhkan Sebenarnya yang Selalu Siap Bertanggung Jawab Menjaga Peran dan Hatinya Dimanapun Dia Berada.
Awalnya Kukira Cintamu Tulus dan Suci, Nyatanya Penghianatan dan Luka yang Kamu Torehkan.
Awalnya kamu berjanji dengan begitu meyakinkan, bahwa hubungan asmara kita adalah hubungan yang serius. Tak perlu diragukan lagi, semua berjalan lancar sesuia harapan.
Hingga akhirnya permasalah demi permasalahan mulai menggangu hubungan kita ini. Mulai dari restu yang tak kunjung ditangan hingga orang ketiga mulai memasuki.
Mungkin inilah takdir kisah cinta kita, meski tak berakhir bahagia. Tapi darimu aku belajar banyak hal, mulai dari memperjuangkan orang yang kita cintai sampai dengan cara mengikhlaskan orang yang kita sayang. Satu hal yang paling penting, cinta tak direstui juga kadang memang harus di akhiri daripada salah satu orang terluka lagi.
Mungkin Karena Orang Tak Memberi Restu, Akhirnya Kamu Memilih Mendua. Bukankah Seharusnya Memutuskanku Terlebih Dahulu?
Aku sadar betul bahwa hubungan kita ini memang tak berjalan mulus. Bukan hanya malasah kita yang banyak perbedaan dan harus rele meredam ego masing-masing. Pun dengan kedua orang tuamu yang tak merestui hubungan ini. Karena baginya aku bukanlah orang yang pas untuk mendampingimu, sekuat apapun kamu menjelaskannya tetap saja restu tak pernah kita dapatkan.
Lalu kamu pun memilih menjalin kasih dengan orang yang bisa diterima orang tuamu. Sebenarnya aku tak ada maslah, hanya saja seharusnya kamu putuskan terlebih dahulu hubunganmu denganku. Baru kamu menjalin kisah cinta yang baru. Tapi kamu justru mendua dibelakangku? Lalu apa aku harus bilang kamu sengaja mendua atau memang itu sebenarnya sifat aslimu.
Dibalik Luka yang Kualami, Semoga Kamu Bahagia Dengan Kekasih yang Sudah Direstui Orang Tuamu.
Biarlah kuterima akhir dari kisah cinta kita, terimakasih telah mendua. Dan semoga kamu dan dia bahagia hingga akhirya hubungan kalian berakhir di pelaminan. Jika hari itu datang, izinkan aku melihat kebahagianmu bukan karena aku peduli. tapi setidaknya aku bahagia melihat kamu bahagia juga yang pernah memberikan warna dalam hidupku. *****
Akhirnya Kita Hanya Butuh Pendamping, Ketika Bersamanya Semua Akan Baik Saja
Sebenarny ya, nggak usah terlalu muluk-muluk menentukan kriteria kepada pasangan kita kelak, tidak usah yang diutamakan itu adalah keadaan fisik dan kemapanan. Walau benar realiastisnya adalah semua orang suka yang indah dilihat, maka pada akhirnya kita akan sadar bahwa indah saja dilihat tidak akan cukup, dan mapan pun demikian, jika tidak memiliki bekal tanggung jawab yang baik dalam dirinya.
Karena pada akhirnya kita hanya butuh pendamping yang ketika bersamanya, semua masalah akan menjadi baik-baik saja dan hati kita pun tenang.
Keadaan Fisik Sebenarnya Bukan yang Utama, Karena yang Penting Itu Bisa Membuat Kita Tenang Dalam Keadaan Suka Maupun Duka.
Keadaan fisik? iya tidak munafiq juga, semua orang tentu memang yang dilihat adalah bagian fisik dulu pada awalanya, tapi lama kelamaan dia akan menyelami bagaimana sifatnya. Sebab keadaan fisik sebenarnya bukanah yang utama kalau sudah kenal lama, karena yang terpenting itu bisa membuat kita tenang dalam keadaan suka maupun duka.
Yang Kita Butuhkan Sebenarnya Adalah Ketika Ada Masalah, Dia Ikut Berpartisipasi Bertukar Pikiran dan Mampu Mensuport. Sebenarnya yang kita butuhkan itu adalah ketika ada masalah atau tiba-tiba terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, dia ikut berpartisipasi ertukar pikiran dan mensuport dengan sabarnya.
Yang Kita Butuhkan Sebenarnya Adalah Ketika Kita Sedang Marah, Dia Menjadi Penenang dan Tetap Kalem Dengan Kesabaran.
Iya yang kita butuhkan sebenarnya adalah ketika kita sedang rapuh, marah, atau tengah kesal dengan sesuatu, dia menjadi penenang dan tetap kalem dengan kesabarannya memberi kita nasehat-nasehat yang baik.
Yang Kita Butuhkan Sebenarnya yang Mampu Menenangkan Kita Dengan Nasehat dan Pikiran-pikiran Bijaknya. Yang kita butuhkan sebenarnya bukan yang hanya elok saja dilihat, tapi yang mampu meneangkan kita dengan nasehat-nasehat dan pikiran-pikiran bijaknya, sehingga setiap waktu menuju masa depan kita selalu tumbuh menjadi peribadi yang lebih baik karena saling memperbaiki.
Yang Kita Butuhkan Sebenarnya yang Selalu Siap Bertanggung Jawab Menjaga Peran dan Hatinya Dimanapun Dia Berada.
Serta pada akhirnya kita akan sadar bahwa sebenarnya yang kita butuhkan adalah yang selalu siap bertanggung jawab menjaga peran dan hatinya dimanapun dia berada. Setia, menghormatimu, menghargaimu, dan selalu memposisikan dirimu partner terbaik dalam menuju masa depan dalam satu visi misi yang sama.