Aku Bertahan Karena Suatu Alasan, Yang Ku Yakin Pantas Untuk Diperjuangkan

Aku Bertahan Karena Suatu Alasan
Aku Bertahan Karena Suatu Alasan

Menghadapimu rasa-rasanya aku ingin menyerah saja. Banyaknya perbedaan yang kita punya seringnya membuatku menemukan jalan buntu. Kearah mana lagi, aku harus mencari celah.

Agar menghadapimu membuatku tak semakin payah. Sayangnya, kadang kala, kita terbentur begitu banyaknya perbedaan yang ada, keras kepala yang kita tanam kuat-kuat didalam diri kita. Dan lagi ego yang tak mau di turunkan kadarnya walau hanya sedikit saja.

Sayangnya, entah bagaimana sulitnya. Kita selalu berakhir tetap bersama. Memilih untuk memberi jarak tatkala lelah melanda. Lalu akhirnya kembali menjadi diri kita. Yang memilih untuk saling mengerti satu dengan lainnya.

Karena pada akhirnya, masing-masing kita memilih menyadari, bahwa kita adalah dua manusia yang memiliki begitu banyak perbedaan, yang menuntun kita untuk mendapatkan banyak pelajaran berharga bersama, bukan menjadikan perbedaan yang ada membuat kita menjadi berpisah satu dengan lainnya.

Menyadari Kita Adalah Manusia Tak Sempurna Adalah Langkah Pertamaku Menerimamu Apa Adanyanya

Aku Bertahan Karena Suatu Alasan
Aku Bertahan Karena Suatu Alasan

Kita memiliki masa lalu. Tentu apa yang membentuk kita bukanlah hal yang sama satu dengan lainnya. Pola pikir dan pola asuh, lingkungan, teman, buku dan perjalanan yang sering kita lakukan di masa lampau ku tahu menjadi alasan mengapa kamu menjadi seperti ini saat ini.

Kadang kutemukanmu sebagai seseorang yang begitu mandiri dan kuat. Tertawa terbahak karena apa yang kuceritakan dan kamu baca. Kadang aku menemukanmu di sudut ruang. Dalam diam begitu dalam, tak ingin di ganggu menjadi seseorang yang terasa bukan dirimu. Saat-saat dimana, kamu begitu jatuh terpuruk.

Read More :  Bertemu Dengamu Adalah Anugrah. Dan Mencintaimu Memberi Rasa Tak Biasa

Kamu yang tak sempurna, kadang dipenuhi dengan amarah sejadi-jadinya. Lalu, memintaku untuk pergi. mencari pengganti yang katamu mampu membahagiakan aku. Rasanya, kemanapun aku pergi, aku akan tetap menemukan ketidaksempurnaan pada diri seseorang.

Lagipula, perjalanan kita sejauh ini membuatku tak perlu buru-buru untuk meninggalkanmu tatkala ketidaksempurnaan dirimu sedang muncul berbarengan saat itu. Karena ku tahu, aku hanya perlu menerimamu seuntuhnya. Sepaket lengkap dengan masa lalu dan ketidaksempurnaan yang melekat pada dirimu.

Karena yang ku tahu pasti, di balik ketidaksempurnaan yang melekat padamu, kamu menyimpan banyak hal mengagumkan yang selama ini kutemukan seiring dengan semakin dalam perjalanan kita saling berkenalan.

Menemukan Adalah Hal Yang Mungkin Mudah Dilakukan. Tetapi Bertahan Perlu Manusia Tangguh Untuk Melakukan

images 5

Bisa saja, aku memenuhi inginmu agar ku pergi menemukan seseorang yang baru, yang mampu membahagiakanku. Yang menurutmu dengan kesempurnaannya dari kacamatamu ia akan lebih membuatku bahagia dibandingkan jika aku bersamamu.

Andai kamu tahu,bahwa menemukanmu dan bersamamu hingga titik ini adalah apa yang tak pernah terlintas dalam pikirku kala itu. Kamu memang tak seperti banyak pasangan pada umumnya. Apa yang kamu suka, kebiasaan yang melekat pada mu, bagaimana gayamu bercerita.

Rasanya semua itu begitu tertanam dalam benakku sejak pertama kita memutuskan untuk bersama, mengenal lebih jauh satu dengan yang lainnya.

Lagipula, aku tak berniat untuk pergi hanya sebuah ketidaksempuraan. Karena menyadari bahwa kita adalah manusia tak sempurna menjadikan kita lebih menghargai satu dengan lainnya. Pun begitu, aku belum tentu menemukan di luaran sana yang mampu mencintaiku sebaik bagaimana kamu melakukannya untukku.

Dengan begitu lapangnya menerimaku, memberi maaf dantak sungkan meminta maaf lebih dulu, semua usahamu membuatku bahagiam bahkan tatkaala saat dirimu begitu kelelahan dan tak tahu apa yang harus di lakukan.

Read More :  Jika Komitmen Dalam Hubungan Sudah Terlanjur Dirusak, Apa Ada Alasan Lain Untuk Tetap Bertahan?

Jadi, biarkan aku bertahan bersamamu. Bersama dengan keyakinan dan rasa yang selama ini kita tumbuhkan bersama. Menjadi saling menerima dan bertahan untuk satu dengan lainnya. Hingga waktunya tiba.

*****

Awalnya Aku Inginkan Rupa. Tapi Bertemu Denganmu, Kamu Menggenapiku Segalanya

Cerita Kehidupan
Cerita Kehidupan

Kadang kala, aku yang tak tahan dengan kata-kata mereka merasa tak bermakna. Apa yang salah dengan diriku? Hingga suatu waktu mereka sering meledekku tak laku. Atau bahkan, pasanganku tak memiliki paras yang menyenangkan di pandang.

Kadang kala, aku kemudian berkaca mengapa mereka berkata demikian. Apakah karena parasku yang benar-benar tak cantik atau karena aku yang terlalu tidak memikirkan rupa terhadap siapa yang berkenan tulus terhadapku?

Hingga suatu hari, setelah jeda yang sangat lama aku berkeinginan untuk mendapatkan ia yang bagus rupa menurut kebanyakan manusia. Aku pikir ketika aku mendapatkan ia yang bagus rupa, semua ejekan itu akan mereda. Sayangnya tidak juga. Mereka kini mengejekku lebih dari sebelumnya. Berkata aku tak pantas menjadi seperti cinderella. Lalu, harus yang seperti apa ?

Biarkan Waktu Yang Berbicara, Lagipula Bahagia Bukan Dari Komentar Mereka

Jika Tuhan Sudah Restu
Jika Tuhan Sudah Restu

Aku lelah. Seperti terjebak pada kata-kata mereka yang sejatinya tak menjadikan hidupku lebih baik dari sebelumnya. Lagipula, bagus rupa tak menjamin rasa bahagia. Pun dengan standar pasangan lainnya. Karena kita, selalu punya cara pandang yang berbeda, terhadap rasa serta perilaku manusia lainnya.

Biarkan Tuhan yang tahu, yang menentukan waktu terbaiknya tiba. Pada siapa langkah ini berhenti sejenak, menyambut ia yang berkenan berjalan bersama. Pada siapa cerita ini kan bermuara, pada telinga yang dengan sedianya menjadi pendengar dan pemberi saran setia. Biarkan pada siapa tulang rusuk ini bertemu dengan tulang punggungnya.

Lagipula, hidup ini tak melulu dengan sendiri atau berpasangan. Masih banyak hal yang bisa kita lakukan. Sembari menanti waktu terbaik yang Tuhan berikan tiba. Pada saat yang Tuhan percaya memanglah tepat waktunya. Dan lagi, standar setiap manusia takkan pernah sama.

Read More :  Pada Akhirnya Ia Yang Pernah Begitu Peduli Akan Pergi, Saat Dia Tak Lagi Dihargai

Apa yang membuat bahagia pun takkan sama. Jadi, lepaslah, jangan tenggelam pada komentar mereka. Langkahmu harus tetap tegap, berbagi kesegala penjuru, bertemu orang-orang baru.

Rasa Datang Karena Terbiasa. Biarlah Pada Akhirnya Diri Ini Tahu Akan Berlabuh Kepada Yang Seperti Apa

Kamu Adalah Rumah Tempat Berpulang
Kamu Adalah Rumah Tempat Berpulang

Kamu, tidak tampan. Itu yang ku pikirkan sejak pertama bertemu denganmu. Bahkan mungkin, kamu jauh dari standar orang-orang kebanyakan yang mencari ketampanan. Tetapi, entah mengapa, aku merasa bahwa kamu adalah apa yang ku butuhkan. Si telinga pendengar dan pemberi saran, yang tetap tegak melangkah membersamai, yang membuat tenang hati.

Rasa kita, hadir karena terbiasa. Mungkin itulah kita. Aku pun tak berani berkata jika aku mencintaimu pada kesan pertama. Terlalu cepat dan sulit di percaya rasanya. Tetapi, yang ku tahu bahwa semakin hari ku mengenalmu, semakin banyak yang ku tahu, aku semakin takjub terhadapmu. Dengan apa yang ku tahu tentangmu, dengan setiap waktu yang tak selalu bahagia dan disitu masih kutemukanmu.

Mungkin, aku bukan cinderella yang menemukan pangeran tampannya. Aku hanyalah perempuan biasa yang menemukan rumah terbaik untuk tinggal setelah sekian lama. Menyembuhkan luka perlahan, merebah karena lelah, lalu menjadi diriku yang sebagai mana mestinya.

Semoga tak hanya aku, yang bersyukur karena menemukanmu. Semoga rasa kita sama. Menjalin kasih dalam syukur yang tak hingga karena saling menemukan satu dengan lainnya, saling melengkapi, dan tetap berusaha memahami.

Hadirmu membuatku semakin yakin, bahwa rupa tak melulu bahagia. Karena ia tetap memerlukan cinta, kasih, pemahaman, pemakluman, dan maaf saling memaafkan dari satu dan lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *