Menikah itu bukan balap mobil atau balap karung. Jadi bukan tentang siapa yang lebih cepat daripada siapa atau siapa yang mendahului siapa.
Tapi tentang suatu fase hidup, yang setiap orang punya kebijaksanaan dan kondisi masing-masing untuk memasukinya. Kalau sudah siap dan kondisinya memungkinkan baiknya memang disegerakan.
Kondisi kita berbeda dengan kondisi mereka. Seperti yang kamu tahu, ada masalah yang harus aku selesaikan dengan keluargaku. Aku mohon kamu mau bersabar sedikit lagi. Nanti kalau saatnya sudah tiba, aku dan keluargaku akan datang ke rumahmu. Sampai saat itu tiba, biarlah kita tetap saling percaya. [Kutipan Buku Menata Hati]
Daftar Isi
- 1 Sayangnya Kebersamaan Tak Membuat Kita Dekat, Walaupun Kita Berada Pada Tempat yang Tak Berjarak.
- 2 Jodoh Bukanlah Barang Hilang yang Harus Ditemukan. Jodoh itu Dipertemukan Karena Siapapun Dia. Sudah Tuhan Tetapkan Semenjak Kita Berada Dalam Kandungan Ibu.
- 3 Teruntuk Kekasih Halalku, Selama Nafas Masih Dibadan. Kukan Setia Bersamamu
- 4 Aku Sadar Betul, Bahwa Jodoh Itu Tak Harus Melalui Pacaran. Jadi Ketika Kamu Ucapkan Cinta, Aku Otomatis Saja Menolaknya.
- 5 Lalu Kamu Pun Menuturkan Ingin Menikah Denganku, Ku Bilang Datanglah Kerumah Tunjukkan Niat Baikmu Bersama Keluargamu Juga.
- 6 Teruntuk kekasih halalku, selama tangan ini kamu genggam aku akan setia menemani langkahmu.
Sayangnya Kebersamaan Tak Membuat Kita Dekat, Walaupun Kita Berada Pada Tempat yang Tak Berjarak.
Kamu terlalu banyak menuntut. Sayangnya, aku juga demikian. Dan kita terjebak dalam siklus saling menyalahkan. Aku menyalahkan kamu, kamu menyalahkan aku.
Padahal harusnya, aku menyalahkan aku dan kamu menyalahkan kamu. Karena aku lebih tahu tentang diriku, kamu lebih tahu tentang dirimu. Dan kita lebih bisa mengendalikan diri kita sendiri daripada mengendalikan orang lain, bukan? Atau mungkin, tak ada yang perlu disalahkan.
Tidak aku, tidak juga kamu. Karena menyalahkan hanya akan membuat kita semakin beku. Dan beku akan membuat kita sulit bergerak. Akhirnya, kebersamaan tak membuat kita semakin dekat. Walaupun kita berada pada tempat yang tak berjarak. Karena dekat memang bukan sekedar permasalahan jarak, tapi tentang hati yang saling terikat. [Kutipan Buku Menata Hati]
Jodoh Bukanlah Barang Hilang yang Harus Ditemukan. Jodoh itu Dipertemukan Karena Siapapun Dia. Sudah Tuhan Tetapkan Semenjak Kita Berada Dalam Kandungan Ibu.
Pada akhirnya, jodoh kita adalah orang yang sah menggenapi kita. Seberapa dekatpun kita dengan seseorang, seberapa dalam dan lamapun kita berhubungan dengan seseorang, orang itu belum tentu menjadi jodohnya kita. Orang tersebut akan benar-benar menjadi jodoh kita, kalau sudah disahkan oleh aturan, aturan agama dan negara.
Bisa jadi orang yang baru kita kenal, bahkan seseorang yang belum pernah kita kenal sebelumnya-lah yang ternyata sudah Tuhan siapkan untuk dipertemukan dengan kita, untuk saling menggenapi. Entah melalui perantara apa ataupun siapa. [Kutipan Buku Genap]
*****
Teruntuk Kekasih Halalku, Selama Nafas Masih Dibadan. Kukan Setia Bersamamu
Awalnya aku tak percaya bahwa perkenalan singkat kita berubah menjadi sebuah kenyataan yang sangat manis. Tak banyak drama untuk kita, jika Allah memang sudah menakdirkan kita bersama, tak ada yang bisa melarang, meski dia orang yang pernah menjalani kasih bersamamu bertahun-tahun. Nyatanya hubungan kalian kandas juga karena memang sudah tak ada kecocokan lagi dan orang tua pun mulai tak merestui.
Lantas kamu datang ke dalam hidupku dengan tiba-tiba, masih membawa kenangan-kenangan indah bersama dia kekasihmu yang tak bisa kamu lupakan. Kamu menceritakan semua kisah kasih bersamanya, sedangkan aku tak banyak tanggapan. Hanya saja sesekali ketawa cekikikan mendengrkan betapa indah kisah kalian.
Aku Sadar Betul, Bahwa Jodoh Itu Tak Harus Melalui Pacaran. Jadi Ketika Kamu Ucapkan Cinta, Aku Otomatis Saja Menolaknya.
Lama kelamaan, seiring berjalannya waktu dan beberapa kali bertemu yang diteman oleh teman-teman kita. Kamu pun mulai berani mengucapkan kata cinta, kamu pun sudah mulia bisa melupakan dia kekasihmu. Apalagi dia ternyata sudah mempunyai kekasih baru yang sering dia pamerkan di media sosialnya.
Aku tahu, kamu mungkin ingin melakukan hal yang sama. Dengan mangajakku untuk menjadi kekasihmu. Tapi sayangnya aku tak bisa karena bagiku, tak ada jalan untuk merayakan kasih sayang dan cinta selain pernikahan. Jadi seberapa sering pun kamu meminta, sebesar itu juga aku akan menolak, karena cinta bukan perihal hubungan tanpa ikatan bagiku.
Lalu Kamu Pun Menuturkan Ingin Menikah Denganku, Ku Bilang Datanglah Kerumah Tunjukkan Niat Baikmu Bersama Keluargamu Juga.
Akhirnya kamu pun menyerah, lalu dengan berbagai tipu daya ingin menggelabuiku. Dan kamu pun mulai mengajakku untuk menikah. Awalnya aku kira kamu akan main-main saja, sama seperti sebelumnya orang-orang yang pernah melakukan yang sama tapi tak pernah punya nyali untuk menyampaikan ke orang tuaku.
Kamu pun melakukan hal yang sama, tapi kutanggapi dengan menyuruhmu datang kerumah dengan membawa orang tuamu. Bukan untuk merencanakan pernikahan, hanya saja untuk saling mengenal terlebih dahulu. Tak disangka, kamu pun menyanggupinya lalu pertemuan demi pertemuan pun terjadi.
Teruntuk kekasih halalku, selama tangan ini kamu genggam aku akan setia menemani langkahmu.
Akhirnya pernikahan pun terjadi, karena aku yakin dalam rumah tangga pun pasti ada masalah yang harus di hadapi. Tapi percayalahm selama tangan ini kamu genggam aku akan setia menemani langkahmu. Namun, bila kamu menduakan, mungkin berpisah juga ada solusi terbaik.