MENGAPA RIDHO SUAMI ITU SYURGA BAGI PARA ISTRI?
Pertama, Suami dibesarkan oleh ibu yang mencintainya seumur hidup. Namun ketika dia dewasa, dia memilih mencintaimu yang bahkan belum tentu mencintainya seumur hidupmu, bahkan sering kala rasa cintanya padamu lebih besar daripada cintanya kepada ibunya sendiri.
Kedua, Suami dibesarkan sebagai lelaki yang ditanggung nafkahnya oleh ayah ibunya hingga dia beranjak dewasa.Namun sebelum dia mampu membalasnya, dia telah bertekad menanggung nafkahmu, perempuan asing yang baru saja dikenalnya dan hanya terikat dengan akad nikah tanpa ikatan rahim seperti ayah dan ibunya.
Ketiga, Suami ridha menghabiskan waktunya untuk mencukupi kebutuhan anak-anakmu serta dirimu.Padahal dia tahu, di sisi ALLAH, engkau lebih harus di hormati tiga kali lebih besar oleh anak-anakmu dibandingkan dirinya.
Namun tidak pernah sekalipun dia merasa iri, disebabkan dia mencintaimu dan berharap engkau memang mendapatkan yang lebih baik daripadanya di sisi ALLAH.
Keempat, Suami berusaha menutupi masalahnya dihadapanmu dan berusaha menyelesaikannya sendiri.Sedangkan engkau terbiasa mengadukan masalahmu pada dia dengan harapan dia mampu memberi solusi.padahal bisa saja disaat engkau mengadu itu, dia sedang memiliki masalah yang lebih besar.namun tetap saja masalahmu di utamakan dibandingkan masalah yang dihadapi sendiri.
Kelima, Suami berusaha memahami bahasa diammu,bahasa tangisanmu sedangkan engkau kadang hanya mampu memahami bahasa verbalnya saja.Itupun bila dia telah mengulanginya berkali-kal
Keenam, Bila engkau melakukan maksiat,maka dia akan ikut terseret ke neraka karena dia ikut bertanggung jawab akan maksiatmu. Namun bila dia bermaksiat, kamu tidak akan pernah di tuntut ke neraka karena apa yang dilakukan olehnya adalah hal-hal yang harus dipertanggung jawabkannya sendiri.
Semoga wanita yg membaca tulisan ini mendapatkan jodoh yg sholeh dan lelaki pula mendapatkan jodoh yang sholehah pula yg di Ridhoi ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala. Aamiin ya Rabbal’alamin.
Artikel ini merupakan status Facebook Saudara Hijrah Indonesia, semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk di share.
Karena Suami yang Sabar Selalu Menjadi Idaman, Bersamanya Hidup Semakin Bahagia
Ada seorang yang Shaleh mempunyai istri yang buruk perangainya, sehingga hari-harinya kelam tak indah, siangnya bagaikan malam. Sampai-sampai kawan-kawannya menyarankan untuk menceraikan supaya kehidupannya tidak sengsara lagi. Namun alangkah indahnya jawaban orang-orang shaleh :” jika aku menceraikannya aku takut keburukannya akan menimpa orang lain yang menikahinya na’uzubillah sungguh karena akulah penyebabnya tersakiti orang yang lain”.
Seorang bertanya, apa yang mememotivasi kamu tidak menceraikannya? Orang shalih ini menjawab : ” Sesungguhnya aku sangat yakin akan perkataan nabi bahwa jika suami bersabar atas sikap buruk istrinya maka Allah akan memberikan pahala kesabaran nabi Ayyub. Begitu juga si istri yang bersabar atas sikap buruk suaminya diberikan pahala kesabaran Asiyah istri Fir’aun.
Orang-orang shaleh mereka lebih memikirkan hikmah-hikmah daripada hawa nafsu.
Dalam kisah diatas orang shaleh tidak mau menceraikan istrinya karena nafsu yaitu nafsu marah. Dia berusaha sekuat mungkin agar mampu menahan nafsu marah, karena memank itu yang dicari. Bagi mereka sikap buruknya istri adalah hikmah bisa jadi itu kesempatan baginya untuk riyadhah atau cara untuk melawan sifat marah supaya menjadi insan yang lembut dan bersih hatinya.
Jika tidak ada tantangan bagaimana mungkin bisa melawan nafsu yang jelek. Misalkan orang kikir jika ingin melawan sifat kikir mereka dihadapkan dengan masalah atau tantangan yaitu hadirnya pengemis yang banyak. Mampukah saat itu dia bersedekah, jika mampu bersedekah kepada setiap pengemis maka saat itu dia telah lulus melawan sifat kikir.
Jika tantangan ini tidak ada maka selamanya dia tidak akan pernah bisa menghilangkan sifat kikirnya. Seorang yang ingin menjadi insan yang sabar maka dia akan dihadapkan dengan cobaan. Jika cobaan tidak ada bagaimana mungkin dia akan menjadi sabar. Apapun yang terjadi pada manusia saat ini. Jika penilainya dengan kacamata nafsu maka semua itu adalah musibah. Jika penilainya dengan hikmah maka semua itu adalah rahmat.
Artikel ini merupakan status di Facebook Saudara Hijrah Indonesia, semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk di share.