Olret.id – Dalam pekerjaan konseling pasangan saya, saya berulang kali melihat bahwa yang paling merusak bukanlah teriakan—melainkan sikap defensif. Seperti yang ditunjukkan oleh pakar hubungan John Gottman, sikap defensif adalah salah satu dari “Empat Penunggang Kuda Kiamat” yang memprediksi kehancuran hubungan. Itu menghalangi pendengaran, memicu reaktivitas, dan melemahkan kepercayaan emosional.
Namun ada penawar yang sangat sederhana yang saya ajarkan kepada pasangan untuk digunakan ketika keadaan menjadi tegang. Sungguh mengharukan bagi saya mendengar banyak klien melaporkan kepada saya betapa kelima kata ini dapat saling menghubungkan.
Frasanya adalah: “Itu masuk akal bagi saya.”
Bila diucapkan dengan jujur, dilansir dari psychologytoday.com lima kata ini dapat melembutkan dinding dan mengubah keseluruhan nada pembicaraan.
Daftar Isi
1. Mempermudah Pertahanan

Secara naluriah kita membela diri saat merasa dituduh atau disalahpahami. Namun, “Itu masuk akal bagi saya” mengirimkan sinyal yang berlawanan. Ini memberi tahu pasangan Anda, Saya di sini bukan untuk berdebat. Saya ingin memahami Anda. Hal itu saja dapat meredakan konflik yang meningkat.
2. Memvalidasi Emosi Tanpa Menyetujui
Mari kita perjelas: validasi bukanlah persetujuan. Diketahui bahwa perspektif atau perasaan pasangan Anda nyata bagi mereka. Dan itu saja. Mengatakan “Itu masuk akal bagiku” setelah pasangan Anda mengungkapkan rasa sakit hati atau frustrasi dapat menjadi langkah yang menentukan menuju perbaikan emosional.
3. Membantu Anda Tetap Terhubung, Bahkan Saat Terjadi Perselisihan
Sepasang suami istri yang bekerja dengan saya—Jen dan Marcus (nama diubah)—berjuang dengan miskomunikasi yang terus-menerus. Jen merasa Marcus mengabaikan perasaannya; Marcus merasa ia tidak akan pernah bisa mengatakan sesuatu dengan benar. Ketika Marcus menjawab, “Itu masuk akal bagiku,” Jen akhirnya merasa didengarkan.
Dan Marcus merasa tidak terlalu tertekan untuk memperbaiki keadaan. Iklim emosional berubah. Dan begitu pula dinamikanya.
4. Ini Mencontohkan Kematangan Emosional

Seringkali kita ingin pasangan kita bersikap masuk akal sebelum kita menawarkan belas kasihan. Namun pertumbuhan relasional yang sesungguhnya datang dari menjadi orang yang pertama kali berusaha untuk terhubung. Menggunakan frasa ini menunjukkan Anda mampu berempati, bahkan saat Anda merasa terluka atau frustrasi.
5. Membuka Pintu untuk Perbaikan
Menurut penelitian Gottman, yang membedakan pasangan sehat dari pasangan yang berantakan bukanlah tidak adanya konflik, tetapi bagaimana mereka memperbaiki diri setelah konflik. “Itu masuk akal bagi saya” adalah perbaikan mikro secara real time. Ini menunjukkan kepada pasangan Anda bahwa Anda lebih peduli terhadap hubungan tersebut daripada sekadar menjadi benar.
Kamu juga bisa membaca artikel hubungan kami lainnya seperti Bagaimana Mengetahui Jika Seorang Pria Menyukai Kamu Lewat Pesan Teks?
Response (1)