Kanal YouTube Budi Ashari Official kembali menggebrak dengan episode perdana Musim (Season) 2 Hikayat Podcast bertajuk “MENGAPA BANYAK YANG GAGAL DALAM PROSES PERNIKAHAN”. Setelah tuntas membahas Nabi Adam di Musim 1, Ustaz Budi Ashari kini mengalihkan fokus pada isu paling krusial dan kontroversial: Anak dan Keturunan.
Melalui pembahasan yang mendalam, podcast ini menelanjangi kesalahan fatal yang dilakukan banyak pasangan modern: terlalu mengagungkan cinta dan melupakan misi sesungguhnya di balik ikatan suci pernikahan.
Cinta Hanya “Topping”, Keturunan Adalah Tugas Utama
Dalam pandangan Hikayat Podcast, banyak kegagalan rumah tangga berakar dari pemahaman yang keliru: menganggap cinta sebagai segalanya.
Ustaz Budi Ashari menegaskan bahwa cinta (mahabbah) hanyalah “makhluk biasa” yang bisa layu, menguning, dan rontok. Bahkan, cinta hanya dianggap sebagai “topping” dalam pernikahan.
“Pernikahan bukan hanya tentang menyatukan dua cinta… Tetapi sedang menarget tugas mulia, yaitu memiliki keturunan agar masih mengabadikan tugas manusia di bumi ini.”
Tujuan terbesar pernikahan, jauh sebelum urusan hati, adalah melanjutkan tugas peradaban yang diemban oleh ayah kita, Nabi Adam. Bahkan, kata yang digunakan Al-Qur’an untuk pernikahan adalah Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah, bukan mahabbah. Ini menggarisbawahi bahwa ketenangan, kasih sayang, dan rahmat adalah pilar, sementara cinta hanyalah bagian dari mawaddah.
Childfree: Menabrak Fitrah Berakibat Rusaknya Peradaban

Salah satu pembahasan paling tajam adalah kritik terhadap fenomena “childfree”—pilihan sadar pasangan untuk tidak memiliki anak. Ustaz Budi menyebutnya sebagai tindakan yang “menabrak fitrah” (sifat dasar) manusia.
Menurutnya, menolak keturunan bukan hanya urusan pribadi, melainkan pelanggaran terhadap syariat pernikahan tertua di bumi sejak zaman Nabi Adam. Konsekuensinya sangat besar:
Kerusakan Individu: Khususnya pada wanita, menolak fungsi rahim yang diciptakan Allah untuk mengandung dapat berujung pada kerusakan tubuh dan penyesalan mendalam di usia senja.
Kerusakan Sosial: Pilihan “childfree” yang meluas adalah akar dari krisis kependudukan yang kini dialami banyak negara maju. Kekosongan generasi menyebabkan negara-negara tersebut terpaksa memberikan iming-iming uang agar warganya mau melahirkan.
Pemikiran Pendek: Pandangan bahwa anak adalah beban ekonomi dan merepotkan dinilai sebagai cara berpikir yang sangat materialistik dan dangkal, tidak melihat masa depan saat bakti seorang anak sangat dirindukan.
Pola Anak Nabi Adam: Mengapa Hanya Dua yang Dicatat?
Untuk memahami pola ini, podcast ini memulai kajian dari kisah dua anak Nabi Adam yang diceritakan dalam Al-Qur’an, meskipun Adam memiliki hingga 40 anak dari 20 kali kelahiran. Dua kisah ini menjadi pola atau cetak biru bagaimana dinamika anak-anak akan berulang dalam sejarah manusia.
Pernikahan adalah syariat tua yang telah ada sejak Adam. Bahkan, pada masa itu, terdapat syariat silang: anak laki-laki tidak boleh menikahi saudara kembarnya (yang satu rahim) tetapi harus menikahi kembaran dari kelahiran lain. Ini menunjukkan betapa sakral dan tertatanya proses keturunan sejak awal mula manusia.
Podcast ini menjadi pengingat keras bagi pasangan yang akan atau sudah menikah: Pernikahan adalah misi suci dan mulia yang berjangka panjang, bukan sekadar pelabuhan cinta yang fana.
Untuk mendalami setiap kaidah penting ini dan menemukan hakikat dari kegagalan pernikahan modern, Anda dapat menyaksikan episode selengkapnya.
Kamu juga bisa membaca artikel menarik kami lainnya seperti Meraih Bahagia Sejati: Bukan Harta, Tapi Ketaatan Dalam Islam