Orlet – Beredar luas di media sosial baik TikTok maupun Instagram tentang patung kura-kura di Gado Bangkong, Pelabuhanratu, Sukabumi bolong-bolong di beberapa bagian.
Dalam narasi unggahan yang dikutip orlet dari Instagram akun @sukabumi_satu disebutkan anggaran pembangunan alun-alun Gadobangkong, Pelabuhanratu mencapai Rp 15,6 M. Proyek tersebut menggunakan APBD provinsi Jawa Barat tahun 2023.
Patung penyu atau kura-kura yang menjadi ikon alun-alun dan baru selesai dibangun pada September 2024 di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Gado Bangkong, Pelabuhanratu, Sukabumi yang rusak parah tersebut jadi sorotan netizen. Terlebih material yang digunakan adalah kardus bekas dan rangka bambu.
Masyarakat kemudian menyampaikan keluh kesah lewat media sosial hingga viral. Netizen ikut merasa geram. Pasalnya dengan anggaran sebesar itu, publik beranggapan patung penyu dibuat dari bahan yang jauh lebih bagus.
“Untuk kaitan alun-alun Gadobangkong, kami telah melakukan serah terima pertama di bulan Februari, saat itu serah terima pertama dengan masa pemeliharaan selama 6 bulan, nah di bulan ke 8 bulan atau Agustus 2024 yang lalu, kita melakukan serah terima kedua,” penjelasan Imran Firdaus, pihak kontraktor yang sebelumnya melaksanakan pengerjaan proyek Alun-Alun Gado Bangkong dikutip orlet dari radarsukabumi (2/2/2025).
Imran menambahkan patung penyu itu memang bukan terbuat dari coran atau batu, melainkan dari resin dan fiberglass. Alasan ada kardus di dalamnya yakni sebagai media untuk mencetak penyu. Jika tidak ada kardus resin tidak bisa menempel.
Imran Firdaus mengklaim penggunaan bahan dasar pembuatan patung penyu sudah sesuai RAB. Pihaknya dalam mengerjakan sesuatu selalu diawasi dan berdasarkan dengan aturan-aturan dalam pelaksanaan pekerjaan yang ditentukan oleh pengawas.
“Miris banget patung terbuat dari kardus. Seharusnya patung terbuat dari bahan yang tahan lama bersifat permanen seperti logam, beton hingga pahatan batu,” komentar salah satu netizen.
“@dedimulyadi71 pak tolong audit ini, berantas korupsi gak hanya di pusat di daerah juga harus pak @gerindra,” sahut lainnya.
Namun, persoalan ini terlanjur membuat kepercayaan publik terhadap pemerintah kian terkikis. Belum usai kasus korupsi Pertamina, timbullah berita ini yang mana membuat warganet menduga anggaran tersebut di atas juga di korupsi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Benarkah demikian? Mari kita tunggu perkembangan selanjutnya.