Tak semua kisah berakhir dengan indah. Dan tak semua cerita berakhir dengan bahagia. Sebagai tokoh dalam cerita dan menjadi peran utama, tentunya kita menginginkan agar kisah kita ini bisa berakhir indah dan bahagia.
Ya, tapi akhir bahagia dan indah itu hanya bisa kita rancang pada skenario film saja. Kita tidak bisa merancang skenario itu di kehidupan kita yang sesungguhnya. Sebab sebagai hamba kita harus sadar bahwa Tuhan lah sang pembuat skenario terbaik.
Perihal membangun hubungan pun begitu. Tak semua akan berakhir bahagia seperti apa yang kita inginkan. Terkadang kita harus merasakan sakit saat kenyataannya hubungan tak mendapat restu.
Terkadang kita harus ikhlas melepaskan saat tahu bahwa kita memang tak bisa untuk bersatu. Memaksakan keadaan juga pada akhirnya tak akan mendapatkan titik temu. Jadi biarlah Tuhan yang mengatur skenarionya untukmu.
Daftar Isi
- 1 Kamu boleh bersedih sebab patah hati, tapi kamu pun harus ingat bahwa hidup juga tetap harus dijalani
- 2 Terkadang kamu juga perlu untuk mengutamakan logikamu ketimbang perasaanmu
- 3 Saat Patah Hati, Seharusnya Tidak Membalas Ketika Akhirnya Melepas
- 4 Jatuh Cintalah Pada Seseorang yang Bijaksana, Karena Bila Dia Tidak Suka Dia Tidak Akan Mematahkan Hatimu Dengan Sengaja.
- 5 Ada Beribu Kebahagiaan yang Menanti , Bagi Mereka yang Memilih Melepas Ikhlas
Kamu boleh bersedih sebab patah hati, tapi kamu pun harus ingat bahwa hidup juga tetap harus dijalani
Saat hubungan tak mendapat restu, sedih, patah hati, kecewa, dan terpuruk, itu sudah pasti akan kamu rasakan. Tapi jangan sampai membuat situasi itu sampai menyakitkan dirimu sendiri.
Patah hati mungkin akan sampai membuatmu tak nafsu makan dan tak ingin keluar kamar, tapi jika kamu terus-terusan mengurung dirimu, bukankah itu malah akan menyakitkan dirimu sendiri? Kamu juga harus ingat bahwa hidupmu itu juga harus tetap berjalan. Menyiksa dirimu juga tak akan merubah keadaan menjadi sesuai keinginanmu.
Cinta terhalang restu itu memang berat. Sebab yang kamu hadapi adalah keluarganya. Namun memaksakan untuk tetap bersama pun juga bukanlah caranya.
Sebab membangun hubungan serius juga tidak hanya menyatukan kamu dan dia saja, melainkan keluarga pun juga ikut disatukan. Jika keluarga saja tak memberi restu, lantas bagaimana mungkin ingin tetap menjalankan hubungan?
Terkadang kamu juga perlu untuk mengutamakan logikamu ketimbang perasaanmu
Urusan mencintai juga tak harus membuatmu mengandalkan perasaanmu seluruhnya. Kamu pun perlu untuk menggunakan logikamu. Saat cinta tak mendapat restu ketika hubungan yang dijalankan sudah terlalu jauh, bersedih itu pasti.
Namun kamu pun harus bisa menerima dan yakin bahwa pasti akan ada hikmahnya dibalik semua itu. Ini memang bukanlah perkara mudah. Pun tak perlu juga untuk dipaksakan. Biarkan perlahan, sampai hatimu benar-benar bisa menerima.
Hidup memang tak selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Sebab jika hidup selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan, mungkin kita tidak akan belajar bagaimana berjuang.
Dan mungkin kita juga tidak akan belajar bagaimana untuk melepaskan juga mengikhlaskan. Setiap apa yang terjadi di hidup ini tentunya pasti ada maksud dan tujuan. Entah kita akan tahu sekarang, atau kita akan menemukan maksud dan tujuan itu nanti. Yang jelas kamu harus percaya bahwa everything happens for a reason.
Saat Patah Hati, Seharusnya Tidak Membalas Ketika Akhirnya Melepas
Orang yang paling bijaksana saat patah hati, dia mundur secara terhormat, ketika perasaannya telah sekarat. Tidak balas menyakiti perasaan seseorang yang telah melukainya. Meski hati akhirnya harus terpatahkan, namun dia tak pernah hadirkan kebencian. Sebaliknya, ia justru memaafkan.
Orang yang paling bijaksana saat patah hati, dia tidak membalas ketika akhirnya harus melepas. Mundur secara teratur, walau hatinya terasa hancur. Malah, dia justru mendoakan seseorang yang pernah melukainya.
Dengan doa-doa yang terucap dalam senyap, yang insya Allah akan turut diaminkan oleh para malaikat. Mendoakan yang terbaik, untuk seseorang yang pernah singgah di hatinya. Sungguh, yang demikian itu akan menjadi sebab-sebabnya kedamaian dalam hati.
Semoga kamu adalah orang yang paling bijaksana ketika patah hati. Tidak balas dengan menyakiti, namun terus memperbaiki diri, dan meraih banyak impian. Karena sungguh, menjadi lebih baik itu adalah balas dendam yang terindah, tanpa membuat mata seseorang menjadi basah.
Jatuh Cintalah Pada Seseorang yang Bijaksana, Karena Bila Dia Tidak Suka Dia Tidak Akan Mematahkan Hatimu Dengan Sengaja.
Dalam hal perasaan, jatuh cinta bukanlah sekedar memiliki. Tetapi juga merelakan seseorang yang akhirnya hadirkan luka di hati. Itulah sebabnya mengapa kita harus berhati-hati dalam menjatuhkan hati. Beberapa orang lebih suka mempermainkan perasaan, ingin diperjuangkan, lalu membalas penantian dengan sebuah tangisan. Seolah-olah penantianmu hanya dianggap sebuah candaan.
Jika kamu berniat jatuh cinta, maka jatuh cintalah pada seseorang yang bijaksana. Karena sekalipun dia tidak suka, dia tidak akan membuat kamu terluka. Dia tidak akan mematahkan hatimu dengan cara yang paling sengaja.
Jatuh cintalah pada seseorang yang bijaksana. Sekalipun dia tidak tertarik padamu, dia tidak akan menerbangkanmu setinggi langit, membuatmu merasa terbang ke ruang khayal, namun akhirnya menjatuhkanmu sedalam laut penyesalan.
Jatuh cintalah pada seseorang yang bijaksana. Sekalipun dia tidak memiliki perasaan yang sama, dia tidak akan membuatmu terus mengharapkannya. Jatuh cintalah pada seseorang yang bijaksana. Sekalipun dia tidak cinta, tapi dia tidak akan membuatmu jatuh ke dalam lubang derita.
Ada Beribu Kebahagiaan yang Menanti , Bagi Mereka yang Memilih Melepas Ikhlas
Kulihat seorang anak kecil melepaskan sebuah balon dengan riang gembira. Aneh, bukankah seharusnya ia bersedih? Sesaat pikiranku bekerja dengan cepat.
Sampai pada akhirnya aku paham, bahwa si anak itu hendak mengajari sesuatu yang berharga. Tentang melepaskan sesuatu dengan ikhlas. Yang meskipun tak masuk di akal, namun dia mampu mengajari bahwa kebahagiaan selalu ada bagi mereka yang ikhlas melepaskan sesuatu.
Terkadang, kamu takut melepaskan seseorang. Pikiranmu hanya tertuju padanya. Ada perasaan ragu saat harus melepaskan dia. Padahal tanpa kamu sadari, dengan terus mempertahankan dia, justru perasaan sakit itu akan semakin dalam. Luka itu akan semakin perih. Karena itulah, saat kamu melepaskan, akan ada seribu kebahagiaan.
Selayaknya si anak kecil itu yang dengan riang gembira melepaskan sebuah balon. Dengan perasaan ikhlas di hatinya, maka dia layak mendapatkan kebahagiaan itu. Tidak seperti anak yang lainnya, yang meratapi hilangnya sebuah balon, menyia-nyiakan hidup dengan bersedih.
Boleh jadi, saat kamu melepaskan dia, Allah hantarkan seseorang yang lebih baik darinya. Seseorang itu yang kelak akan mengobati segala rasa sakit di masa lalu. Membuat kamu tersenyum bebas, sebagai hasil dari kisah yang lalu, saat melepas dengan ikhlas. 🙂