Dokter Aulia Risma Lestari diduga mengakhiri hidupnya dengan cara menyuntikkan obat ke dalam tubuhnya. Hal ini karena tak kuat menghadapi bagaimana kerasnya terhadap pembullyian kepada dirinya. Meski saat ini masih menjadi misteri dan terus diselidiki, namun kepergiannya tentu saja membuat kita sangat khawatir dan was-was.
Sebenarnya penyebab bunuh diri sangat banyak, mulai dari masalah ekonomi, pendidikan, perselingkuhan sehingga hal lainnya. Namun satu hal yang pasti, dalam agama mana pun bunuh diri adalah perbuatan dosa yang harus dihindari.
Lantas bagaimana hukum bunuh diri dalam berbagai agama?
Daftar Isi
Hukum Bunuh Diri Menurut Agama Islam
Dalam agama islam, tindakan bunuh diri termasuk dianggap sebagai dosa besar, sebagaimana tertulis di dalam Al-Quran Surah An-Nisa ayat 29, pelaku bunuh diri akan dibalas dengan azab yang lebih pedih di akhirat nanti.
﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُوا۟ لَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيماً وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ عُدْوَٰنًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا ۚ وَكَانَ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرًا ﴾ [سورة النساء: ٢٩]
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu. Dan barang siapa berbuat demikian dengan cara melanggar hukum dan zalim, akan Kami masukkan dia ke dalam neraka. Yang demikian itu mudah bagi Allah.” [Surah An-Nisa: 29
Hukum Bunuh Diri Menurut Agama Hindu
Dalam kepercayaan Hindu, hidup sebagai manusia adalah kesempatan unik yang diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi. Kematian adalah takdir yang tak terhindarkan, dan roh akan kembali ke asalnya. Oleh karena itu, mengakhiri hidup dengan bunuh diri dipandang sebagai tindakan yang disesatkan.
Pandangan Hindu juga mengaitkan bunuh diri dengan alam neraka, khususnya pada lapisan Talatala, yang dipenuhi dengan kebencian, kemarahan, dan penderitaan berkepanjangan.
Hukum Bunuh Diri Menurut Agama Buddha
Beberapa tradisi, seperti aliran Tanah Suci, menyatakan bahwa bunuh diri bukanlah sebuah bencana kategoris. Carl Becker dalam bukunya, “ Breaking the Circle: Death and the Afterlife in Buddhism” mengkaji etika bunuh diri dari tradisi ini.
Namun, sebagian besar tradisi Buddhis menegaskan bahwa bunuh diri adalah tindakan negatif dan harus dihindari.
Hal-hal tersebut mengingatkan kita bahwa kita mempunyai kehidupan manusia yang langka dan berharga, dan bahwa kita harus memanfaatkannya sepenuhnya untuk maju dalam jalur tersebut. Matthieu Ricard , berbicara atas nama pendekatan Tibet, menawarkan pandangan berbeda berikut ini:
Dengan melakukan bunuh diri, kamu menghancurkan kemungkinan yang kamu miliki, dalam hidup ini, untuk menyadari potensi transformasi yang ada dalam diri Anda.
Kamu menyerah pada serangan keputusasaan yang intens, yang seperti telah kita lihat, merupakan kelemahan, suatu bentuk kemalasan.
Dengan berkata pada diri sendiri, ‘Apa gunanya hidup?’ Kamu menghilangkan diri dari transformasi batin yang mungkin terjadi. Mengatasi suatu hambatan berarti mengubahnya menjadi bantuan bagi kemajuan.
Orang-orang yang telah mengatasi cobaan besar dalam hidup mereka sering kali mengambil ajaran dan inspirasi yang kuat dalam jalan spiritual dari ujian tersebut. Bunuh diri tidak menyelesaikan apa pun, hanya mengalihkan masalah ke kondisi kesadaran lain.
Hukum Bunuh Diri Menurut Agama Kristen
Doktrin Kristen pada umumnya menyatakan bahwa bunuh diri adalah salah secara moral, namun dalam psikologi, kecenderungan bunuh diri dan ide bunuh diri adalah masalah kesehatan yang besar, dan untuk setiap kasus bunuh diri, semakin banyak orang yang mencoba bunuh diri setiap tahunnya.
Kekristenan selalu memandang bunuh diri sebagai tindakan berdosa, dan siapa pun yang melakukan bunuh diri akan langsung masuk neraka. Meskipun tidak ada teks kitab suci yang langsung menyatakan bahwa bunuh diri adalah dosa, teks-teks alkitabiah digunakan untuk membuktikan bahwa bunuh diri adalah dosa. Namun Firman Tuhan memperjelas kesucian hidup, jangan membunuh.
Menurut psikologi, bunuh diri adalah fenomena yang sangat kompleks dan memiliki banyak segi, dan antara lain dapat disebabkan oleh penyakit mental. Kami berusaha menyeimbangkan penafsiran non-teologis dengan disiplin teologis.
Ideologi Kristen yang menganggap bunuh diri sebagai dosa; perspektif ini masih menjadi tantangan di antara sesama menteri. Kajian ini relevan untuk teologi dan psikologi karena kedua disiplin ilmu tersebut berhubungan dengan kesejahteraan manusia.