Sejak hari itu, bertemu denganmu terasa seperti candu. Aku ingin mengulanginya lagi dan lagi. Rasa kehilangan yang sering datang tatkala berpisah sejak terakhir kali kita bertemu terasa seringnya menghantui.
Ada perasaan aneh yang lama tak kurasakan, dan perasaan itu kini hadir tatkala bertemu denganmu kembali. Setiap detail yang terjadi diantara kita sejak pertama kita berjumpa, terasa seperti nyata, tersimpan rapi pada memori otakku, yang kadangkala,sering muncul tiba-tiba membuat bahagia.
Lalu, aku bertanya-tanya, akankah kamu juga merasakan kebahagiaan yang sama setelah bertemu denganku hari itu?
Daftar Isi
- 1 Luka Lama Yang Pernah Ada Membuatku Sempat Takut Berhadapan Denganmu Lagi. Tapi Ternyata Sikapmu Membuat Segalanya Terasa Berbeda
- 2 Hadirmu Membuatku Menjadi Seseorang Yang Berbeda, Walau Luka Tetap Saja Tak Bisa Terhindarkan Begitu Saja
- 3 Kini Waktu Yang Ditunggu Pun Tiba, Semoga Hari-Hari Kita Penuh Keberkahan Dari-Nya
- 4 Jabatan Tangannya Seakan Tanda, Bahwa Setelah Ini, Ku Tanggung Semua Hidupmu Dari Pundaknya
- 5 Aku Tak Menjanjikan Segalanya Akan Baik-Baik Saja Kedepannya. Tetapi, Semoga Bagaimanapun Keadaannya Kita Tetap Bersama Dalam Ridho-Nya
Luka Lama Yang Pernah Ada Membuatku Sempat Takut Berhadapan Denganmu Lagi. Tapi Ternyata Sikapmu Membuat Segalanya Terasa Berbeda
Aku sempat merasakan bahagia setelah bertemu dengannya kala itu. Tetapi pada akhirnya, entah apa alasannya, ia tetap meninggalkanku. Bahkan tatkala aku tetap berusaha mengusahakan yang terbaik untuknya, menjadi seseorang yang ia inginkan, walau kadangkala aku merasa kehilangan atas diriku sendiri hanya untuk membuatnya bahagia.
Aku terpukul begitu keras, membuatku takut dan tak ingin lagi merasakan hal yang sama. Karena ku pikir, semua orang sepertinya akan memperlakukan hal yang sama kepada seseorang sepertiku. Setelah hari itu, aku bangkit dengan susah payah.
Mengais bahagia dengan cara-cara sederhana yang mungkin telah lama tak kulakukan saat bersama dengannya. Membangun tembok tinggi nan tebal agar tak lagi dengan mudahnya seseorang masuk dan membuatku terluka untuk kesekian kalinya.
Aku sempat berusaha menjaga jarak darimu, menjauhkan diriku dari kemungkinan luka lama yang bisa saja terjadi lagi, dan mungkin saja semakin meradang karenamu kini. Tetapi, kamu yang berusaha terus mendekat, meyakinkanku bahwa kamu tak sama dengan orang-orang dimasa laluku.
Hadirmu pun, membuatku memiliki sudut pandang baru, mencoba melihat segala masalah yang ada dari setiap sudut pandang yang ada, menimbang-nimbang mana yang baik dan buruk untukku sebelum ku lakukan kemudian.
Hadirmu Membuatku Menjadi Seseorang Yang Berbeda, Walau Luka Tetap Saja Tak Bisa Terhindarkan Begitu Saja
Luka lama akan selalu tetap ada. Entah bagaimanapun aku berusaha untuk menghindarinya, kadangkala ia masih tetap saja terasa, bahkan saat kamu tak melakukan apa-apa. Aku tahu, yang kuperlukan hanyalah berdamai dengan semua ceritaku di masa lalu, menerima segalanya dengan ikhlas.
Bahwa masalalu yang pada akhirnya mendewasakanku, membuatku merasakan hal lain yang membuatku bertumbuh menjadi seseorang yang lebih baik kini. Dan lagi, hadirmu yang kini berada di sampingku, menjadi seseorang yang terbuka, yang sering membagi waktunya untukku, menanggapi semua ceritaku.
Membangun percayaku yang sejak lama telah hilang. Meyakinkanku bahwa rasa takutku tak seharusnya membuatku berhenti, dan memandang dengan cara yang sama pada mereka yang mungkin saja berada di dekatku.
Aku tak tahu, setelah ini apa yang akan terjadi diantara kita. Menikmati setiap hal yang terjadi, setiap pertemuan dan cerita yang kita cipta bersama, adalah apa yang bisa kulakukan kali ini. Biarlah segalanya mengarah kemana akan bermuara, asal keduanya tetap berusaha bersama.
Biarlah luka masa lalu menjadi pelajaran berharga, dan sembuh dengan sendirinya. Menyadari bahwa setiap manusia tidaklah sama, dalam cara pandang dan menghargai sesamanya adalah apa yang harus kutanamkan kali ini. Terima kasih karena telah hadir.
Membawa bahagia, walau luka kadang tak mampu di elakkan begitu saja, tetapi masih bersama untuk menyembuhkan satu dengan lainnya, adalah apa yang perlu ku syukuri adanya.
*****
Kini Waktu Yang Ditunggu Pun Tiba, Semoga Hari-Hari Kita Penuh Keberkahan Dari-Nya
Aku sulit tidur beberapa hari terakhir. Gelisah. Tetapi disatu sisi dadaku berdebar keras memikirkan hari ini. Membuat senyumku seringnya merekah dan itu begitu lama. Aku tak tahu apakah semua orang yang mengalami masa-masa ini juga merasakan hal yang sama. Tetapi dari semua euphoria rasa yang ku rasakan akhir-akhir ini,setidaknya langkah awal kita kan segera di mulai sejak hari ini.
Hari yang bahkan tak pernah ku bayangkan akan tiba. Dan lagi, hari ini ku lewati bersamamu. Seseorang yang sejak lama ku cinta. Seseorang yang sejak lama ku mengenalimu satu persatu, aku semakin yakin untuk memilihmu menjadi rumah dalam hidupku. Seseorang yang bahkan membuat hidupku terasa begitu berbeda saat kamu masuk dalam kehidupanku sejak hari itu.
Rasanya dadaku begitu sesak karena bahagia, senyumku tak mau berhenti untuk merekah hari ini. Perasaan yang begitu ramai ini, akan ku atasi hari ini pula. Dan berakhirnya semua perasaan ini, sebagai tanda bahwa hidup kita bersama akhirnya di mulai jua.
Jabatan Tangannya Seakan Tanda, Bahwa Setelah Ini, Ku Tanggung Semua Hidupmu Dari Pundaknya
Menjabat tangannya tak sekali duakali. Seringnya tatkala aku datang, atau menjemputmu untuk pergi, aku akan selalu berjabat dengannya, mencium punggung tangannya, dan berpamitan. Berjanji menjagamu dengan sebaik-baiknya hingga pulang. Tetapi hari ini, ada debar berbeda saat tangan ini menjabat tangan ayahmu.
Seseorang yang sejak pertama kamu hadir didalam kandungan ibumu, ia berusaha sekuat tenaga menjagamu. Semakin ekstra menjaga ibumu dan berusaha sekuat-kuatnya untuk mrmbahagiakan kalian semua. Seseorang yang menjadi cinta pertamamu sejak pertama kamu lahir ke dunia. Seseorang yang dengan relanya mengurangi jam tidurnya, memangkas semua egonya demi membuatmu mengusahakan segala yang terbaik bagimu.
Aku mengingat hari itu. Sejak pertama kita bersama, sejak pertama kunyatakan bahwa aku mencintaimu dihadapannya, ia berpesan untukku menjagamu sebaik-baiknya, membuatmu bahagia, dan tak menyakiti hatimu sedikit saja. Dan dengan yakinnya, ku iyakan semua pintanya.
Ia tak meminta harta yang banyak kepadaku, karena ia tahu, kamu adalah seorang wanita yang tangguh, yang bahkan sangat mampu menghidupi dirimu sendiri, meraih semua mimpi-mimpi besarmu sendiri. Ia hanya berpesan agar aku untuk selalu ada untukmu. Dalam setiap waktu, dalam setiap baik dan buruk yang nantinya kita temukan bersama suatu waktu.
Dan hari ini, menjabat tangannya adalah sebuah keputusan besar. Memberanikan diri mengambil alih semua tanggung jawabnya terhadapmu. Dengan penuh keyakinan dan serta pasrah kepada Tuhan. Karena ku yakin, Tuhan akan terus membersamai kita, pada kehidupan kita selanjutnya.
Aku Tak Menjanjikan Segalanya Akan Baik-Baik Saja Kedepannya. Tetapi, Semoga Bagaimanapun Keadaannya Kita Tetap Bersama Dalam Ridho-Nya
Perasaan itu kini berubah menjadi tenang. Dan tentunya rasa bahagiaku yang tak berkurang. Setelah jabatan erat dengan ayahmu, beliau yang kemudian memelukku erat. Sungguh debar didadanya menyimpan harapan besar untukku. Untuk tak menyakitimu, untuk mengusahakan segala yang terbaik bagimu setelah ini.
Dan ku tahu, ada rasa kehilangan besar yang ia sembunyikan dari baliknya senyumnya yang menawan. Karena kini, ia akan berjarak denganmu, gadis kecilnya sejak dulu hingga akhir waktunya nanti. Aku merasa begitu bersyukur. Bahwa sejak kamu ada, kamu di cintai begitu besar oleh ayahmu sebaik-baiknya.
Sejak hari ini, kita akan bersama. Hidup bersama,melewati segalanya bersama-sama. Terima kasih telah berkenan menerimaku. Seseorang yang masih begitu banyak kekurangannya. Aku tak menjanjikan segalanya akan bahagia setiap harinya.
Aku tak ingin menjanjikan apa yang kurasa aku tak bisa menggaransikan akan terwujud sebagaimana mestinya. Tetapi, langkah kita bersama, semoga mampu mengusahakan segalanya.
Menjadikan kita rumah bagi satu dengan lainnya. Yang saling merebah dalam lelah, yang berpeluk dalam segala rasa yang terjadi dalam hari-hari yang kita lalui bersama. Terima kasih telah mempercayaiku, menerimaku untuk meminangmu. Semoga Tuhan Yang Maha Penyayang, selalu menyayangi keluarga kita dalam keridhoannya.
Artikel ini merupakan tulisan dari Chintya Dewi yang kami pindahkan dari bapermulu.com karena akan di non aktifkan