Olret.id – Al-Hilal mengejutkan Barcelona dengan mengajukan tawaran sebesar 400 juta Euro untuk Lamine Yamal, membuat Barcelona menghadapi tantangan bersejarah dan masa depan pemain berusia 18 tahun itu menjadi tidak pasti.
Bursa transfer sepak bola dunia kembali bergejolak ketika Al-Hilal dari Arab Saudi tiba-tiba mengajukan tawaran sebesar 400 juta Euro kepada Barcelona untuk merekrut Lamine Yamal, talenta muda paling menjanjikan di sepak bola Spanyol saat ini.
Jika kesepakatan ini terwujud, itu akan menjadi kontrak termahal dalam sejarah sepak bola dunia, jauh melampaui rekor sebelumnya yang dicetak Neymar saat ia meninggalkan Barcelona untuk bergabung dengan PSG pada tahun 2017 dengan harga 222 juta Euro.

Di usianya yang baru 18 tahun, Lamine Yamal telah menjadi harapan terbesar Barcelona dan tim nasional Spanyol. Penampilannya yang gemilang di EURO 2024, di mana ia berkontribusi besar dalam membantu “La Roja” memenangkan kejuaraan, telah menempatkan Yamal dalam kelompok pemain muda paling berbakat di dunia.
Barcelona, menyadari potensi besar sang pemain, segera memperpanjang kontraknya hingga tahun 2031, dengan gaji sekitar 21 juta Euro/tahun, untuk menegaskan bahwa Yamal adalah pusat rencana rekonstruksi tim.
Namun, tawaran besar dari Al-Hilal justru memperumit situasi. Dengan nilai 400 juta euro, tim Arab Saudi ini tak hanya ingin menciptakan kejutan di pasar, tetapi juga menawarkan kontrak 7 tahun kepada Yamal dengan perlakuan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menurut media Spanyol, Barcelona langsung menolak tawaran tersebut, menegaskan bahwa Yamal “tak tersentuh”. Namun, situasi keuangan tim Catalan yang sulit dapat membuat dewan direksi mempertimbangkan kembali jika Al-Hilal memberikan bobot lebih pada tawaran tersebut. Kesepakatan dengan nilai sebesar itu cukup untuk melunasi sebagian besar utang Barcelona dan membuka peluang untuk rekonstruksi yang komprehensif.
Tak hanya itu, beberapa sumber internal menyebutkan bahwa Yamal merasa tidak puas dengan pelatih Hansi Flick. Ahli strategi asal Jerman tersebut telah berulang kali mengkritik para pemain muda secara terbuka atas sikap dan konsentrasi mereka, yang menyebabkan suasana di ruang ganti menjadi tegang.
Yamal dikabarkan kecewa dengan kurangnya kepercayaan dan perlindungan dari staf pelatih – yang dapat memengaruhi keputusannya di masa mendatang.
Dengan tawaran dari Al-Hilal, Yamal berada di persimpangan terbesar dalam kariernya: bertahan di Camp Nou untuk terus berkembang di kasta tertinggi Eropa, atau hengkang untuk menjadi simbol “revolusi sepak bola” di Arab Saudi, yang sedang merekrut sejumlah bintang dunia.
Barcelona bertekad mempertahankan permata mahkota mereka, tetapi kenyataannya tekanan finansial dan ambisi pribadi dapat mengubah segalanya dengan cepat.
Entah ia bertahan atau pergi, Lamine Yamal membuktikan bahwa ia bukan hanya masa depan Barcelona, tetapi juga ikon baru sepak bola dunia, seorang pemain yang mampu menembus segala batasan dalam hal bakat, nilai, dan pengaruh.
Response (1)