Membangun rumah tangga yang harmonis dan romantis merupakan impian dari setiap pasangan, karena dalam rumah tangga yang harmonis dan romantis terdapat suasanya yang sejuk nan damai.
Tapi dalam perjalanan membangun rumah tangga tidak selalu mulus, kadang senang kadang sedih, dan duka itu adalah perjalanan dari rumah tangga.
Nah, dalam kondisi seperti ini cinta kita sedang diuji, apakah saat kita menghadapi ujian ini kuat atau kan gagal. Berikut ini beberapa ujian cinta suami kepada istri :
Daftar Isi
1. Kemapanan Bertambah
Sudah banyak yang bilang bahwa cinta istri diuji ketika sang suami belum punya apa-apa sedangkan cinta suami diuji ketika dia sudah memiliki segalanya.
Ketika masih berjuang, wanita yang paling sempurna seolah hanya istri karena yang mau sama sang suami memang hanya istrinya saja. Namun, saat sudah mapan dan dielu-elukan, sang suami baru sadar bahwa istrinya bukanlah satu-satunya wanita cantik di dunia ini. Disaat inilah keteguhan hati suami diuji.
Apakah ia tetap berkomitmen setia hanya dengan istrinya atau mencoba bermain api di belakang ? Laki-laki yang baik dan shalih pastilah menghargai istrinya. Dia tidak akan tega dan sampai hati menyakiti hati seseorang yang menemaninya sejak awal perjuangan, bukan saat enaknya saja.
2. Istri Belum Juga Hamil
Istri yang belum juga hamil padahal usia pernikahan sudah lama akankah membuat sang suami menyalahkan istrinya ? Atau dia akan mencoba mencari solusinya bersama-sama ? Toh, bisa saja yang bermasalah si suami, bukan istri.
3. Istri Hamil dan Melahirkan
Bila istri belum juga hamil bisa jadi ujian cinta suami, pun saat istri hamil dan melahirkan. Dua kondisi tersebut menyebabkan fisik wanita berubah.
Sekalipun dia sudah berolahraga teratur, perbedaan itu tetaplah ada. Apakah suami masih tetap mencintai istri ketika istrinya sudah tidak semenarik dulu ? Apakah sang suami bisa tetap setia menunggu istrinya langsing seperti sedia kala ? Atau sebaliknya ?
4. Istri Stagnan
Sebelum menikah, istri bisa jadi adalah bintang berkilau : cantik, cerdas, idealis, menarik, aktif dan berwawasan. Tapi ketika sudah menikah, terlebih punya anak dimana kegiatan sehari-harinya lebih banyak di isi oleh hal-hal seputar urusan domestik, kilau tadi semakin lama semakin redup. Istri bisa jadi sudah lupa jika dulu primadona.
Orang-orang sekitar juga lupa bahwa dia dulu lulusan terbaik. Bahkan sang suami juga bisa jadi lupa bahwa dia dulu begitu kagum dengan istrinya yang di nilai sempurna.
Sedangkan suami, alih-alih mengejar karir demi hidup mapan bersama keluarga, kondisinya berkebalikan. Bisa jadi sebelum menikah dia bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa, tapi setelah menikah dia melesat pesat seperti meteor.
5. Istri berubah
Dulu romantis, sekarang cerewet. Dulu muda, sekarang tua. Dulu rapi, sekarang berantakan. Suamia yang lemah iman akan bermain belakang ketika merasa istrinya sudah berubah.
Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa sebaik-baik laki-laki adlaah yang paling baik kepada istrinya. Ketulusan dan kesetiaan itu mahal. Dan, hal itu tidak akan mungkin di dapat dari orang yang berjiwa murahan, laki-laki sejati paham ini.
Jika hal tersebut tidak segera diatasi, konflik bisa terjadi. Suami merasa istri enggak bisa mengimbangi. Sementara diluar sana sang suami terbiasa berinteraksi dengan wanita-wanita yang menawan dan penuh pesona.
Namun sekali lagi, laki-laki yang baik akan memahami pengorbanan istrinya. Baginya sang istri tetap dan selalu berkilau hanya “Panggungnya” saja yang berbeda. Suami yang baik justru merasa beruntung karena ia dan anak-anaknya diurus oleh wanita yang dulunya lulusan terbaik dan penuh pesona. Suami yang laki banget tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi.