One Day Trip : Curug Sanghyang Taraje, Curug Sanghyang Santen dan Curug Ciarjuna

Curug Sanghyang Taraje, Curug Sanghyang Santen dan Curug Ciarjuna
Curug Sanghyang Taraje, Curug Sanghyang Santen dan Curug Ciarjuna

One Day Trip memang kini menjadi salah satu gaya hidup anak muda di perkotaan khususnya Jabodetabek. Banyak jasa trip yang bisa kamu ikuti namun harus hati-hati dalam memilih trip yang cocok. Seperti kali ini, Olret liburan pun akhirnya berhasil menjejalahi garut khususnya curug.

Perjalanan yang melelahkan dengan penuh pengalaman, mulai dari pagi hari yang damai di garut dan pesona Curug Sanghyang Taraje dengan usaha minimal dan pemandangan yang maksimal. Sehingga rasa putus asa karena diguyur hujan yang lebat berjam-jam di tengah hutan dengan mobil losbak yang tak kuat menanjak.

Teriakan demi teriakan, kedinginan sehingga menggigil dan saling menguatkan menjadi cerita perjalanan yang tak terlupakan. Namun semua terbayar tuntas dengan cerita yang terukir apik dalam sebuah lukisan indah. Meski semua tak berjalan lancar, namun kisah One Day Trip : Curug Sanghyang Taraje, Curug Sanghyang Santen dan Curug Ciarjuna menjadi salah satu pengalaman yang berharga bagi Olret Liburan.

Penasaran dengan kisah selengkapnya, kamu bisa mengikuti cerita perjalanan kami yang dibingkai dalam jelajah garut. Sebelumnya, kami juga sudah menuliskan kisah perjalanan yang indah ke Upas Hill yang bisa kamu baca di Perjalanan Tektok ke Upas Hill via Cikahuripan, Bonus Desa Wisata Hingga Lautan Awan

Dari Jakarta Menuju Garut, Dari Malam Berganti Dengan Pagi

Curug Sanghyang Taraje, Curug Sanghyang Santen dan Curug Ciarjuna
Curug Sanghyang Taraje, Curug Sanghyang Santen dan Curug Ciarjuna

Sama seperti biasa, dari Jakarta kami berangkat jam 22.30 WIB menuju garut. Namun sebelumnya, saya ketemu dengan Bang Yudhi yang menjadi peserta trip kali ini karena memang pernah ngterip bareng ke Gunung Merbabu. Setelah lama mengobrol dengan salah satu peserta lainnuya, kami pun langsung menuju mobil elf yang akan mengantarakan kami ke garut.

Read More :  Jelajahi Seoul Melalui Lokasi Syuting No Gain No Love

Setelah lama perjalanan di jalan toll, tak terasa kami juga sudah mendekati tempat destinasi yang akan kami tuju. Kami pun tersadar dan terbangun di Desa Pakenjeng, desa yang sangat indah, penuh dengan ketenangan dan suasana yang sunyi. Setelah itu, kami pun langsung melakukan aktivitas masing-masing, mulai dari cuci muka, salat sehingga selonjoran.

Setelah itu, kami pun sarapan seadanya sesuai dengan kesukaan masing-masing. Dan setelah semua siap, kami pun langsung menjelajahi destinasi yang menjadi tujuan kami.

Usaha Minimal dengan View Maksimal, Curug Sanghyang Taraje Sungguh Memanjakan Mata. Konon Katanya Curug Ini Merupakan Tangga Menuju Khayangan.

Curug Sanghyang Taraje
Curug Sanghyang Taraje

Curug Sanghyang Taraje memiliki ketinggian di atas 100 meter dengan gagah menjulang tinggi di tebing.

Setelah semua siap, kami pun langsung menaiki 2 mobil lokbas (Pick Up), masing-masing dari kami tanpa dipandu langsung menaiki mobil tersebut dengan senang hati. Setelah itu, kami pun melanjutkan perjalanan menuju curug Sanghayang Taraje.

Perjalanan dimulai dengan jalan yang sedikit menurun, lalu jalanan terus turun semakin curam dan tak ada tanjakan sama sekali. Sepanjang perjalanan kurang lebih 10 menit, kami disuguhkan dengan pemandangan yang menakjubkan berupa hutan alami sepanjang mata memandang.

Dan dipinggir jalan aspal yang sudah jelek ini juga terdapat sawah-sawah yang baru saja ditanam dengan padi. Udara yang sejuk, mentari yang hangat dan pemdangan alam menyatu menjadi satu pandangan yang menemani setiap langkah kami.

Setelah sampai di parkiran dan loket masuk, kami pun langsung disuguhkan dengan gagahnya curug sanghyang taraje dari kejauhan. Karena tak sabar, kami pun langsung menuju ke arah curug tersebut dengan menuruni anak tangga yang sudah bagus.

Satu per satu anak tangga kami lalui, kemudian jalan datar dan kembali anak tangga, hanya membutuhkan waktu kurang lebih 7 menit, kami pun langsung disambut oleh kegagahan curug Sanghyang Taraje yang sangat indah, gagah dan kokoh di tebing.

Setelah sampai di kawasan curug ini, kami pun langsung menikmati suasana air terjun yang tenang dan damai. Curug Sanghyang Taraje memiliki ketinggian di atas 100 meter ini menciptakan gemercik air yang menangkan. Bahkan jika sedikit dekat, air yang terasa dingin langsung menusuk badan.

Banyak spot foto menarik disini, setiap bidikan kamera akan selalu indah karena memang sunggug curug ini sangat menawan dan instagramble. Bahkan kami sangat lama disini, mulai dari mengabadikan momen bahagia sampai dengan istirhat di gajebo yang sudah tersedia.

Melewati Semak Belukar yang Tinggi dan Lebat, Curug Sanghyang Santen Memang Tersimpan Apik Diantara Jurang yang Tersembunyi

Curug Sanghyang Santen
Curug Sanghyang Santen


Curug Sanghyang Santen terletak di Kampung Kombongan, Desa Pakenjeng, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut dengan ketinggian 25-35 meter.

Sebenarnya menurut penurutan kakang yang mengantarkan kami, curug ini sudah lama tak dikunjungi sehingga tak disarankan untuk kesana. Namun rasa penasaran kami yang terlalu tinggi, atau memang kami yang tak mau rugi. Kami pun langsung sepakat menjelajahi curug ini.

Meski kami harus melewati semak belukar dan memtong rumput, bambu dan kayu-kayu kecil lainnya dengan tangan kosong. Nyatanya, kami tetap melanjutkan perjalanan menuju Curug Sanghyang Santen yang tersembunyi dibalik semak belukar tersebut.

Setelah perjalanan kurang lebih 15 menit, kami pun mulai mendengar suara gemercik air terjun tersebut. Semakin penasaran, kami pun langsung mendekatinya dari tebing sebelum akhirnya benar-benar berjalan dan menyatu dengan curug sanghyang santen tersebut.

Sebagai infomrasi, curug sanghyang santeng memiliki ketinggian antara 25-35 meter di tebing. Sebenarnya, selain curug utama, disini juga ada beberapa aliran sungai dan curug dari tebing lainnya meski tak setinggi dan seindah curug sanghyang santen.

Suasana di Curug Sanghyang Santen juga sangat tenang dan damai, suara air terjun dan alam menyatu menjadi satu. Bebatuan, aliran curug dan rumput juga menjadi satu.

Setelah puas dengan curug ini, kami pun harus tracking karena sebelumnya jalanan menurun. Kali ini kami harus tracking dengan waktu kurang lebih 25 menit.

Melewati Lembah dan Bebukitan, Jalanan Bebatuan dan Diguyur Hujan, Nyatanya Curug Ciarjuna Tak Bersahabat Bagi Kami

Curug Ciarjuna
Curug Ciarjuna

Alam tak merestui perjalanan kami kali ini menuju curug Ciarjuna. Hal ini mulai dari mobil losbak yang mengantar kami tak kuat menanjak dan satu losbak terpaksa harus mundur. Jadi darsinilah perjalanan terpisah dimulai. Losbak yang masih kuat terus melanjutkan perjalanan, sedangkan yang lainnya turun dan menunggu kembali losbak tersebut.

Namun setelah kami melaju dengan jalanan bebatuan yang tak layak dilewati, pantas terasa habis karena memang jalanan sagat jelek. Bukan hanya itu, perjalanan ini dengan penuh teriakan kali ini berubah menjadi perjalanan yang mulai putus asa. Guyuran hujan yang tak henti, jalanann yang semakin terjal dan losbak yang tak mampu melewati jalur yang ekstrim.

Rasa lelah dan dingin menjadi satu. Mendorong mobil sehingga menaiki kembali dan dibantu oleh pemotor. Akhirnya perjalanan ini tuntas dan sampai juga ke sebuah curug ciarjuna. Sedangkan peserta lainnya juga memiliki pengalaman yang tak kalah menarik, mereka harus menaiki mobil angkutan yang lewat dan menumpang.

Pada kenyataannya, rasa lelah tak terbayar tuntas oleh Curug Ciarjuna. Sebenanrya, jika tak hujan curug ciarjuna sangat menawan bahkan sering dianggap sebagai curug lima pandawa karena terletak di desa pandawa.

Disini, ada 2 curug yang sangat tinggi dan menjulang tinggi. Namun karena sudah tak semangat dan aliran airnya yang berwarna coklat. Sehingga kami hanya sebentar disini. Setelah puas, kami pun langsung menikmati desa di atas gunung sambil menunggu yang lain.

Setelah semua berkumpul kembali menjadi satu, kami pun melanjutkan perjalanan pulang menuju desa awal kami. Lalu beres-beres, makan dan kembali pulang ke Jakarta.

Biaya-Biaya One Day Trip : Curug Sanghyang Taraje, Curug Sanghyang Santen dan Curug Ciarjuna

  1. Paket ODT Rp. 280.000 per orang
  2. Mobil Losbak Rp. 80.000 per orang
  3. Gojek ke Tranjakarta dan Transjakarta Cibubur Cawang Rp. 23.500.
  4. Makan, oleh-oleh dan lain-lain Rp. 250.000
  5. Taxi dan Toll Cawang Cibubur Rp. 110.000
  6. Gojek Cibubur – Rumah Rp. 20.000

Penasaran dengan bagaimana suasana semua yang ada di curug tersebut. Kamu bisa menonton langsung video perjalan dari olret liburan berikut ini ya.

Nah, itulah kisah singkat perjalanan olret liburan dengan tema One Day Trip : Curug Sanghyang Taraje, Curug Sanghyang Santen dan Curug Ciarjuna. Bagaimana menurut kamu? Ada rekomendasi destinasi selanjutnya yang menarik di sekitar Jawa Barat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *