Aku pernah pergi meninggalkanmu dengan penuh amarah. Aku juga pernah ingin melupakan semua kenangan yang pernah kita bina selama ini.
Namun, semua itu tak mudah bagiku kala itu, meski sebenarnya aku memang pernah begitu tega meninggalkanmu dalam sendiri dan sedih. Aku juga tahu perasaanmu saat itu, sakit bercampur pilu itu sudah pasti. Hanya saja aku memang begitu tega melakukannya karena hanya ingin membalas kelakuanmu.
Iya membalas semua perbuatan yang sama, dimana kamu tega meninggalkanku ketika sayang-sayangnya. Menjalin cinta yang baru dengan dia orang yang baru kamu kenal, awalnya dalih untuk melupakanku begitu tak masuk akal.
Hanya karena menuturmu dia jauh lebih memperhatikanmu dan membuatmu nyaman sehingga kamu pergi begitu saja Tanpa peduli perasaan dan tangisku saat itu. Seberapa kuat pun aku memohon untuk kamu kembali, tapi nyatanya kamu pun sangat bulat untuk berpisah denganku.
Daftar Isi
- 1 Akhirnya Kamu Berbahagia Dengannya Meski Sementara, Begitu Juga Denganku. Berpura-Pura Bahagia Dengan Kekasih Baruku.
- 2 Antara Bahagia dan Sedih, Nyatanya Kamu Pun Diputuksan Oleh Kekasihmu Dengan Alasan yang Sama Saat Kamu Memutuskanku.
- 3 Jangan Membenci Jika Kenyataanya Cintamu Tak Terbalaskan
- 4 Perihal rasa tak bisa dipaksa. Jika rasamu memang tak terbalaskan, kamu harus ikhlas menerima
- 5 Dengan membencinya malah tak akan membuat semuanya baik-baik saja, yang ada kamu malah terlihat sebagai seseorang yang tak dewasa
Akhirnya Kamu Berbahagia Dengannya Meski Sementara, Begitu Juga Denganku. Berpura-Pura Bahagia Dengan Kekasih Baruku.
Hari berlalu begitu saja, kamu menjalani kasih dengannya dengan bahagia. Beberapa kali aku melihat status dan foto-foto kalian bersama, ketawa dengan bahagia dan bahkan tak jarang saling memuji. Rasanya inginku menghapus pertemanan kita di semua media sosialku tapi nyatanya tetap saja jari jemariku tak mampu untuk melakukannya.
Faktanya, kita tak benar-benar ingin melupakan. Hanya menjaga jarak agar tak saling merindukan.
Dan dilain pihak, aku juga sudah menjalin dengan dia kekasih baruku. Memang kami juga tak kalah bahagia, namun itu hanya di luar saja. Aku hanya menunjukkan sisiku, bahwa aku benar-benar mencintainya dan selalu memperhatikannya.
Meski hatiku belum bisa melepaskanmu begitu saja, tapi tetap saja nyatanya aku pun menjalin cinta demi membuktikan bahwa aku juga bisa bahagia dengan kekasih baruku. Sama seperti apa yang kamu lakukan.
Antara Bahagia dan Sedih, Nyatanya Kamu Pun Diputuksan Oleh Kekasihmu Dengan Alasan yang Sama Saat Kamu Memutuskanku.
Bulan berlalu begitu saja, belum genap satu tahun. Ternyata hubungan kamu harus kandas begitu saja. Kamu yang dulu bahagia kini berbalut luka karena di khianati.
Sesekali kamu menghubungiku dan memohon untuk kembali. Namun, sungguh berat bagiku. Memilih kembali kepadamu yang pernah berkhianat atau tetap bertahan dengan kekasihku tapi belum aku cintai dengan sepenuh hati.
Iya memang faktanya meski kita saling menyakiti dan meninggalkan. Tapi nyatanya jauh dari dalam hati kita masing-masing ingin saling memiliki dan kembali.
*****
Jangan Membenci Jika Kenyataanya Cintamu Tak Terbalaskan
Setiap orang memang berhak jatuh cinta kepada siapapun. Setiap orang berhak untuk memilih kepada siapa hatinya akan ia percayakan. Sebab, perihal rasa itu tidak mudah jika dipaksa. Ia benar-benar harus merasa nyaman dan bisa menemukan chemistry terhadap seseorang. Memaksakan perihal rasa tidak akan membuat hubungan berjalan baik. Malah sebaliknya yang bisa berujung ketidaknyamanan.
Merasa tertarik terhadap seseorang, kamu juga perlu waktu untuk bisa mengenalinya. Tak perlu terburu-buru untuk mengungkapkan perihal rasa. Tamukan saja chemistry antara kamu dan dia terlebih dahulu. Dan buat dia nyaman saat berada dan dekat denganmu.
Sebab berawal dari nyaman, rasa bisa saja tumbuh secara perlahan. Untuk apa terburu-buru, toh jikalau berjodoh juga pasti bertemu.
Perihal rasa tak bisa dipaksa. Jika rasamu memang tak terbalaskan, kamu harus ikhlas menerima
Isi hati seseorang itu memang susah untuk ditebak. Kamu mungkin bisa saja merasa nyaman dan menemukan chemistry terhadapnya, namun ternyata kamu hanya dianggap sebagai teman saja.
Mungkin dia merespon baik setiap orang yang dekat dengannya. Dan mungkin juga, dia open terhadap orang-orang yang mencoba masuk dihidupnya. Hingga nanti ia benar-benar merasakan nyaman pada seseorang saja.
Jikalau pada akhirnya rasamu tak terbalas sama, kamu harus ikhlas untuk menerima. Jika memang hatinya sama sekali tak memiliki rasa terhadapmu, lantas apa mau dikata?
Memaksanya untuk jatuh hati kepadamu bukanlah salah satu caranya. Sebab segala sesuatu yang dipaksa juga tak akan menjadi baik pada akhirnya. Jalan satu-satunya kamu harus bisa menerima kenyataannya yang tak sesuai dengan inginmu.
Dengan membencinya malah tak akan membuat semuanya baik-baik saja, yang ada kamu malah terlihat sebagai seseorang yang tak dewasa
Membenci bukanlah jalan yang harus kamu lakukan saat rasamu pada akhirnya tak terbalaskan. Sebab dengan membenci malah akan membuatmu terkesan menjadi orang yang tak dewasa. Tak ada gunanya juga hal itu kamu lakukan. Toh dengan kamu membenci dia atau tidak, rasa dia terhadapmu akan tetap sama. Hatinya sama sekali tak memiliki rasa apapun terhadapmu. Bersikaplah dewasa. Cobalah menerima kenyataan yang sebenarnya.
Mungkin kamu kecewa terhadap sikapnya yang seolah memberikan harapan kepadamu, namun kenyataannya tak sesuai dengan apa yang kamu rasa. Tapi kamu juga harus ingat, mungkin kamu tak terlalu mengenalinya.
Mungkin dia memang bersikap baik kepada semua orang. Sementara kamu? Menganggap sikap baiknya itu adalah harapan yang terbuka lebar untuk bisa mendapatkan hatinya. Dan mungkin saja, ekspektasimu terhadapnya terlalu besar. Hingga kamu dikecewakan oleh ekspektasi yang kamu ciptakan sendiri.
Jika sudah begini, tak ada yang bisa disalahkan. Mau menyalahkan dia juga tak ada guna. Mau menyalahkan ekspektasi yang telah kamu ciptakan juga percuma. Sebab ini semua sudah terjadi. Menyalahkan keadaan juga tak akan bisa merubah kondisi ini seperti semula. Kamu hanya perlu menerima bahwa nyatanya rasamu memang tak bisa terbalaskan olehnya.