Hati-hati! Memanjakan Anak, Bisa Berdampak Buruk Pada Kematangan Emosinya

Memanjakan anak
Memanjakan anak

Pola asuh memanjakan anak adalah jenis pola asuh di mana orang tua atau pengasuh, cenderung memberikan segala keinginan dan kebutuhan anak tanpa batasan atau konsekuensi yang jelas. Orang tua atau pengasuh yang memanjakan anak, sering kali terlalu terobsesi dengan kebahagiaan dan kenyamanan anak. Sehingga, mereka cenderung menghindari konflik dan ketidaknyamanan, serta memenuhi semua permintaan anak tanpa pertimbangan apapun.

Pada dasarnya, memanjakan anak merupakan cara untuk menunjukkan kasih sayang dan perhatian pada anak. Memanjakan anak dalam batas yang sehat dan wajar tidaklah salah, tetapi memanjakan anak secara berlebihan dan tidak tepat dapat membawa dampak negatif pada perkembangan anak. Menurut Irma Gustiana, seorang psikolog & parenting coach, berikut 7 dampak negatif memanjakan anak yang dapat memoengaruhi tumbuh kembangnya.

Dampak negatif memanjakan anak
Dampak negatif memanjakan anak

1. Kesulitan dalam berinteraksi

Anak yang selalu dimanja dan diakui setiap keinginannya, mungkin akan kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Ketergantungan pada pengakuan orang lain dan keinginan mereka sendiri, dapat menyebabkan mereka kesulitan memahami dan merespon kebutuhan orang lain. Ini akan menghambat kemampuan mereka untuk membangun hubungan interpersonal yang sehat dan berhasil.

2. Ketergantungan pada orang lain

Pola asuh memanjakan anak dapat membuat mereka menjadi ketergantungan pada orang lain. Anak-anak yang terbiasa mendapatkan apa yang mereka inginkan dari orang tua atau pengasuh, mereka dapat kesulitan untuk merespon kebutuhan mereka sendiri. Mereka mungkin terus bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka, bahkan ketika mereka dewasa.

Read More :  5 Kualitas Pria yang Harus Kamu Nikahi, Kelak Hidupmu Akan Bahagia

3. Kurangnya kemampuan berempati

Anak yang selalu dimanja mungkin kesulitan memahami perasaan dan kebutuhan orang lain. Mereka cenderung fokus pada diri sendiri dan keinginana mereka sendiri, serta kurang terlatih dalam mengembangkan keterampilan empati. Ini dapat membuat mereka sulit untuk berhubungan dengan orang lain dan berkontribusi dalam situasi sosial.

4. Kesulitan dalam menyelesaikan konflik

Anak yang memperoleh pola asuh memanjakan, mungkin tidak terlatih dalam menyelesaikan konflik. Mereka mungkin terbiasa mendapatkan apa yang mereka inginkan, tanpa perlu bernegosiasi atau menyelesaikan masalah secara konstruktif. Ini dapat membuat mereka kurang terampil dalam menyelesaikan konflik, sehingga mereka cenderung menunjukkan perilaku agresif atau menarik diri dari konflik.

5. Perasaan tidak aman

Meskipun anak yang memperolah pola asuh memanjakan sering merasa nyaman dan diakui, mereka mungkin merasa tidak aman. Ketergantungan mereka pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka, dapat membuat mereka merasa tidak aman ketika harus berfungsi sendiri dalam situasi sosial. Hal ini dapat menghambat perkembangan sosial anak dan emosional mereka.

6. Kesulitan dalam menghadapi tantangan

Anak memperoleh pola asuh memanjakan mungkin tidak teratih dalam menghadapi tantangan dan kesulitan. Mereka terbiasa mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa perlu berusaha keras, sehingga mereka mungkin kurang terlatih dalam mengatasi rintangan dan kesulitan. Ini dapat membuat mereka sulit untuk bertahan dan berhasil dalam situasi yang menantang.

7. Kurangnya kemandirian

Pola asuh memanjakan dapat membuat anak kurang mandiri. Anak-anak yang terbiasa memperoleh apa yang mereka inginkan dari orang tua atau pengasuh mereka, mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mempelajari keterampilan dasar dan kepercayaan diri yang diperlukan untuk menjadi mandiri. Ini dapat menghambat kemampuannya.

Read More :  Dewasa Ini, Semakin Malas Ribut Dan Milih Ninggalin Hal Yang Nyakitin
Support orang tua
Support orang tua

Memanjakan anak dalam batasan-batasan yang sehat dan wajar, masih dianggap normal dan dapat membantu membangun ikatan emosional positif antara orang tua dan anak. Namun, pentingnya untuk diingat bahwa memanjakan anak harus dilakukan dengan bijak dan tidak berlebihan, agar tidak berdampak buruk bagi perkembangan psikologisnya.

Anak perlu diajarkan untuk menghargai apa yang telah diberikan dan belajar menerima keterbatasan. Dan yang paling penting juga adalah mengajarkan anak untuk menyelesaikan koflik secara sehat, dan orang tua menjadi fasilitator dalam membantu anak menyelesaikan konflik. Hal ini akan membantu anak untuk belajar mengembangkan kemampuan sosial dan emosional yang baik, serta membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berkontribusi positif pada masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *