Setiap hubungan yang dijalankan, pastinya akan menemukan sebuah fase yang namanya entah itu kebingunan, kebosanan, atau apapun itu. Terkadang, ketika hubungan berada di fase tersebut, sering sekali hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Seperti halnya pertengkaran, atau tiba-tiba hilang tanpa kabar dan kejelasan.
Memilih menghilang bukanlah solusi dari sebuah permasalahan. Malah itu akan semakin memperburuk keadaan. Sebab kamu dan pasanganmu tidak berusaha untuk menjelaskan duduk dari permasalahan. Saat hubungan berada di fase itu, sebenarnya yang dibutuhkan adalah jeda.
Jeda untuk memberikan ruang pada diri sendiri juga pada hubungan yang sedang dijalani. Bukan malah memilih menghilang secara tiba-tiba. Kamu mungkin hanya butuh waktu. Kamu mungkin hanya butuh untuk mengerti keadaan dan kondisimu saat ini.
Butuh ruang untukmu mengingat dan berfikir kembali apa yang sedang terjadi. Entah itu pada dirimu, atau hubungan yang sedang kamu hadapi. Kelak, saat kamu memberikan ruang, kamu akan mengerti dan paham apa yang salah. Bagian mana yang perlu diperbaiki sehingga bisa menjadi lebih baik lagi.
Percayalah, jika itu kamu lakukan, maka hubunganmu dan pasanganmu akan kembali membaik. Jangan sesekali memilih menghilang atau pergi saat fase itu kamu alami. Karena, yang dikhawatirkan malah akan semakin merusak hubunganmu dan dia.
Yang kita butuhkan adalah ruang untuk saling bicara, untuk saling mengerti dan juga memahami maksut hati
Kita perlu bicara. Kita perlu saling mengerti. Kita juga perlu saling memahami maksut hati. Mungkin selama ini kita sering melupakan hal-hal kecil yang sebenarnya berdampak besar bagi sebuah hubungan.
Mungkin selama ini kita terlalu ego sama diri kita masing-masing. Mungkin selama ini kita terlalu gengsi dan kurang menaruh peduli pada hal-hal kecil yang tak kita hargai. Kita terlalu berfokus pada hal-hal besar hingga melupakan hal-hal kecil itu.
Kemarilah, biarkan terlebih dahulu beri ruang untuk semua itu. Agar setelahnya nanti, hubungan ini akan membaik seperti dulu lagi. Mungkin kita perlu duduk berdua untuk saling mengingat-ingat dan mengenang apa yang perlu diingat dan dikenang. Bukan memilih untuk melupakan hingga sampai meninggalkan.
Jika kita sama-sama yakin bahwa ini bisa kita selesaikan, ini pasti akan menjadi lebih mudah untuk kita lewati. Sebab kita berusaha berjuang bersama. Sebab kita berusaha memperbaiki apa yang mulai berbeda dan tak lagi sama. Sebab aku dan kamu masih ingin tetap menjalin hubungan bersama.
Kelak, fase ini akan membuat kita semakin mengerti dan paham. Bahwa apa yang berubah dan berbeda itu pasti ada penyebab dibaliknya. Penyebab itu yang membuat kita harus mencari tahu dengan berbicara dan duduk berdua. Dengan begitu, kita tak akan berasumsi dan berpendapat sendiri, yang malah akan semakin merusak hubungan. Apa lagi saling menyalahkan satu sama lainnya hingga masing-masing merasa paling benar. *****
Kau Pernah Mengucap Janji Sebelum Akhirnya Memberi Patah Hati
Kau tahu bagaimana rasanya saat diberi janji, namun pada akhirnya yang didapatkan malah patah hati? Kau tahu bagaimana rasanya diiming-imingin janji manis diawal, namun berujung pahit akhirnya? Sakit? Itu pasti. Kecewa? Itu sudah jelas. Kau yang menaruh janji, namun kau juga lah yang mengingkari. Kau yang mengucap janji, namun kau juga lah yang memilih pergi dan mencari pengganti.
Ternyata semudah itu bagimu untuk mengucap janji. Tanpa berfikir bagaimana seseorang akan tersakiti. Tanpa berfikir bagaimana seseorang akan patah hati sebab janji yang tak kau tepati. Kau seperti seorang pecundang yang hanya mampu memberi janji, bukan memberi bukti. Kau juga seseorang yang tak cukup berani untuk memberi kata pasti. Kau hanya berani mengucap kata “kita jalani” tanpa kata pasti, dan memberi janji seolah ada harapan besar dibalik perkataanmu itu.
Dear lelaki, Jangan mengobral janji jika diri sendiri tak yakin mampu untuk menepati
Kau tahu ada hati yang berharap besar saat janji terucap? Lantas dengan mudahnya kau patah kan harapan itu dengan pengingkaran yang kau berikan. Harusnya sedari awal kau berfikir, bahwa janji yang tak tertepati itu akan menimbulkan patah hati. Dan juga akan menimbulkan sakit hati. Entah kau sadari itu atau tidak. Yang pasti, seharusnya saat kau berani untuk berjanji, kau pun harus mampu untuk menepati.
Terlebih lagi jika janji itu kau ucapkan pada seseorang yang pernah begitu menaruh harap kepadamu. Ia yang sempat percaya terhadap setiap perkataan manismu. Ia yang sempat percaya bahwa kau tak akan mungkin mengingkari. Namun yang ia dapati apa? Kau dengan mudahnya memberi sakit hati, sekaligus juga patah hati.
Jika menurutmu salahnya yang terlalu menaruh harap kepadamu, harusnya kau pun berfikir. Bahwa kau juga pernah memberi sebuah harapan besar kepadanya, yang akhirnya membuat harapannya pun muncul kepadamu. Kau tahu bahwa wanita itu makhluk lemah yang sangat mudah sekali menaruh percaya?
Kau tahu bahwa wanita itu makhluk yang sangat mudah sekali terbawa perasaan? Harusnya jika kau tahu itu, kau tak akan memberinya seolah harapan yang malah akan menyakitkan. Dan pada akhirnya memang benar, bahwa sebaik-baiknya menaruh harap, adalah hanya kepada ia Sang Pencipta.
Teruntuk kamu yang tersakiti, semoga sakit hati akibat patah hati ini akan membuat kamu lebih kuat lagi. Membuatmu tak mudah percaya dengan janji-janji yang tak pasti. Semoga kelak, sakit hatimu juga patah hatimu itu, akan Tuhan ganti dengan seseorang yang lebih baik lagi.
Teruntuk kamu yang menyakiti, terima kasih sudah mengucap janji dan memberi patah hati. Akhirnya Tuhan tunjukkan bahwa kau bukan yang terbaik sebagai pengisi hati. Semoga nanti, kau tak akan mudah lagi mengumbar janji, yang kau sendiri tak yakin mampu untuk menepati.