Mindset Berkelas Maudy Ayunda: Mengapa Krisis Identitas Adalah Privilege dan Pentingnya Gabungan Curiosity & Humility

Mindset Berkelas Maudy Ayunda
Mindset Berkelas Maudy Ayunda

Sejak lulus dari dua kampus bergengsi dunia, Oxford dan Stanford, Maudy Ayunda sering berbagi wawasan mengenai lingkungan high-performance people yang pernah ia temui. Dalam sebuah perbincangan terbaru, ia membedah dua pilar utama mindset berkelas yang wajib dimiliki oleh setiap anak muda, terutama yang berada di usia 20-an.

Wawasannya membuka mata: ternyata, beberapa kegalauan yang sering kita alami justru merupakan hak istimewa yang patut disyukuri.

1. Ketika “Krisis Jiwa” Adalah Sebuah Privilege

Bagi banyak anak muda, fase 20-an identik dengan krisis identitas atau crisis of the soul. Pertanyaan seperti “Apa passion saya?” atau “Apakah saya melakukan hal yang benar?” adalah rutinitas. Maudy Ayunda mengajukan sudut pandang yang mengejutkan:

“Mempertanyakan dan memikirkan tentang jiwamu adalah sebuah privilege. Itu berarti hal-hal lain dalam hidupmu, seperti kesehatan fisik, relatif sudah terurus.”

Ini adalah perbandingan yang tajam: Orang yang sedang sakit parah hanya memiliki satu keinginan, yaitu sembuh. Sementara, orang yang sehat memiliki seribu keinginan, dan salah satunya adalah keinginan untuk mencari jati diri, bertumbuh, dan menemukan makna.

Jika Anda masih memiliki waktu dan kesehatan mental/fisik untuk merenungkan siapa diri Anda, berarti Anda sudah berada di posisi yang jauh lebih baik daripada yang Anda sadari. Syukuri kesempatan untuk mengeksplorasi diri ini.

2. Dua Pilar Mindset Berkelas dari Lingkaran Elite Dunia

Berinteraksi dengan para pemimpin dan akademisi terbaik di dunia, Maudy menyaring dua mindset krusial yang selalu hadir pada diri high performers:

Read More :  Menangislah Jika Bebanmu Terasa Berat, Karena Air Mata Adalah Doa Disaat Kamu Tidak Mampu Bicara

A. Kombo Emas: Curiosity Disertai Humility

Rasa ingin tahu (curiosity) saja tidak cukup. Para individu berkelas memiliki “humility around curiosity” — kerendahan hati dalam keingintahuan.

  • Rasa Lapar Abadi: Sosok-sosok ini jarang merasa puas atau cukup pintar. Rasa ingin tahu mereka bukanlah sekadar hobi, melainkan a hunger and a desire for growth (rasa lapar dan hasrat untuk bertumbuh). Mereka meyakini bahwa, semakin banyak yang kita tahu, semakin kita merasa tidak tahu apa-apa.
  • Kekuatan Kesadaran Diri: Humility adalah kuncinya. Dengan rendah hati, mereka menyadari keterbatasan mereka sebagai manusia dan, yang terpenting, mereka sadar bahwa mereka bisa salah. Kesadaran ini memicu adaptabilitas yang tinggi, membuat mereka sangat terbuka terhadap perspektif dan pemikiran orang lain.

Kombinasi ini memastikan mereka tidak hanya terus bertanya, tetapi juga siap menerima jawaban yang bertentangan dengan keyakinan lama mereka.

B. Menguasai Dua Horizon Waktu

Kemampuan kedua yang membedakan mereka adalah menguasai dua cakrawala waktu (time horizons) secara simultan:

  1. Visi Jangka Panjang (The Grand Vision): Mereka memiliki arah dan tujuan yang sangat jelas untuk masa depan yang jauh. Mereka tahu mereka sedang membangun apa dalam lima, sepuluh, atau bahkan dua puluh tahun ke depan.
  2. Eksekusi Jangka Pendek (The Consistent Execution): Di saat yang sama, mereka mampu memecah visi besar itu menjadi langkah-langkah kecil dan menentukan, “Apa prioritas paling penting yang harus saya lakukan hari ini, detik ini?”

Banyak orang gagal karena hanya memiliki salah satunya. Ada yang hanya seorang executor harian tanpa visi besar, dan ada pula yang grandios dengan mimpi besar tanpa eksekusi yang konsisten. Mampu menggabungkan visi besar dengan eksekusi harian yang konsisten adalah formula ampuh untuk menjadi individu yang berkelas.

Read More :  Egois : Berharap Mendapatkan Pasangan Yang Baik Tapi Enggan Memperbaiki Diri

Penutup:

Mindset berkelas bukan sekadar tentang latar belakang pendidikan, melainkan tentang bagaimana kita memandang diri sendiri, lingkungan, dan waktu. Dengan memandang kegalauan sebagai privilege dan merangkul kombinasi curiosity-humility dalam setiap langkah, kita dapat mulai membangun visi dan eksekusi yang akan membawa kita menuju versi diri yang paling berkelas.

Kamu juga bisa membaca artikel menarik lainnya seperti Rahasia “Kekayaan Sejati”: Mengapa Orang-Orang Paling Makmur Justru Memilih Hidup Sederhana?

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *