Pernahkah Anda merasa cobaan hidup begitu berat hingga rasanya ingin menyerah? Jika ya, maka kisah seorang nabi yang kesabarannya diabadikan sepanjang masa ini akan menjadi jawaban dan penguat hati Anda.
Inilah kisah Nabi Ayyub Alaihissalam, seorang hamba Allah yang diuji dengan ujian paling ekstrem, namun justru menjadi monumen kesabaran abadi bagi seluruh umat manusia.
Daftar Isi
Sang Hamba yang Dicemburui Iblis

Nabi Ayyub bukanlah orang sembarangan. Beliau adalah hamba Allah yang sangat taat, saleh, dan berhati mulia. Allah menganugerahinya kekayaan melimpah, tanah luas, ternak tak terhitung, dan yang paling berharga, 12 orang anak yang saleh. Namun, kekayaan ini tidak sedikit pun membuatnya lalai. Justru, ia semakin rajin bersyukur, beribadah, dan gemar menolong kaum fakir miskin.
Ketakwaan yang luar biasa ini ternyata menimbulkan rasa iri dan dengki pada Iblis. Iblis yakin, ketaatan Ayyub hanyalah karena limpahan nikmat dunia. Ia pun menantang Allah, berjanji bahwa Ayyub pasti akan berpaling jika kenikmatan itu dicabut. Atas izin Allah, demi membuktikan keteguhan hati hamba-Nya yang mulia, Iblis diberi kesempatan untuk menguji Ayyub.
Ujian Berdarah: Harta, Anak, dan Kesehatan Lenyap Sekejap
Ujian pun datang bertubi-tubi, menghantam dengan kejam:
Kemiskinan Mendadak: Seluruh kekayaan Nabi Ayyub dilenyapkan. Ternak mati karena wabah, ladang gagal panen dan terbakar habis. Dalam sekejap, beliau jatuh miskin.
Duka Tak Terperikan: Ujian yang lebih menusuk hati adalah ketika Iblis merobohkan bangunan, menewaskan seluruh kedua belas anak Nabi Ayyub dalam satu waktu.
Penyakit Pengasingan: Puncak penderitaan datang. Nabi Ayyub ditimpa penyakit yang sangat parah. Tubuhnya melepuh, mengeluarkan nanah, dan berbau busuk. Masyarakat yang dulu menghormatinya kini merasa jijik dan mengusirnya dari kota, menganggap penyakit itu sebagai kutukan.
Kekuatan yang Tersisa: Iman dan Kesetiaan
Bayangkan! Kehilangan seluruh harta, seluruh buah hati, dan kesehatan, lalu diasingkan oleh masyarakat. Apa yang dilakukan Nabi Ayyub?
Beliau tidak mengeluh. Setiap kali kabar buruk datang, beliau bersujud dan berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memberi dan kini mengambil kembali. Semua ini adalah milik-Nya.”
Di tengah keterasingan itu, hanya ada satu cahaya yang setia mendampinginya: Rahmah, istrinya yang mulia. Selama bertahun-tahun, Rahmah merawat suaminya dengan penuh kasih sayang, bekerja serabutan demi sesuap nasi, bahkan rela menjual rambutnya—satu-satunya harta yang tersisa—demi memberi makan suaminya. Kesetiaan Rahmah adalah bukti nyata bahwa ikatan pernikahan yang didasari iman tidak akan pernah goyah oleh badai musibah.
Doa yang Mengguncang Arsy
Setelah belasan tahun menanggung penderitaan yang luar biasa, dalam puncak kelemahannya, Nabi Ayyub akhirnya mengangkat tangan. Doanya bukanlah keluhan atau protes, melainkan sebuah pengaduan yang penuh adab dan kerendahan hati:
Doa yang tulus dan pasrah ini langsung diijabah oleh Allah.
Mukjizat dan Janji yang Ditepati
Allah berfirman, “Hantamkanlah kakimu ke bumi! Inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.”
Nabi Ayyub menghentakkan kakinya. Dari bekas hentakan itu, memancarlah mata air yang jernih. Begitu beliau mandi dan minum, seketika atas kuasa Allah, seluruh penyakit di tubuhnya lenyap. Kulitnya kembali mulus, bahkan ia terlihat lebih tampan dan bugar dari sebelumnya!
Allah tidak hanya menyembuhkannya, tetapi juga mengembalikan semua yang telah hilang: kekayaannya dikembalikan berlipat ganda, dan beliau dianugerahi kembali anak-anak yang saleh, bahkan lebih banyak dari sebelumnya.
Pelajaran terpenting: Nabi Ayyub pernah bersumpah akan memukul istrinya 100 kali karena emosi melihat pengorbanan Rahmah. Untuk menunaikan sumpah tanpa menyakiti istrinya yang setia, Allah memberikan jalan keluar: Beliau diperintahkan mengambil 100 lidi, mengikatnya menjadi satu, lalu memukulkannya sekali ke tubuh Rahmah. Sumpah tertunaikan, keadilan dan kasih sayang Allah ditegakkan.
*****
Kisah Nabi Ayyub adalah monumen abadi. Ia mengajarkan kita bahwa kekayaan, keluarga, dan kesehatan hanyalah titipan yang bisa diambil kapan saja. Yang abadi hanyalah iman dan amal saleh.
Saat Anda diuji, ingatlah selalu ketabahan Nabi Ayyub. Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah, karena Dia adalah satu-satunya tempat kita kembali dan mengadu. Ujian adalah cara Allah untuk mengangkat derajat hamba-Nya yang sejati.
Kamu juga bisa membaca artikel menarik kami lainnya seperti Diam-Diam Kaya Berkah Ala Nabi Muhammad: Tiga Pilar Bisnis yang Mulai Dilupakan