Niatkan Ibadah, Karena Menikah Bukan Hanya Urusan “Ranjang” dan “Sah”

Niatkan Ibadah
Niatkan Ibadah

Bagi kami kaum cowok, berbicara masalah pernikahan tentu sangat menarik dan menguras perhatian karena dengan menikah lah kami mempunyai keturunan. Dan mungkin tak jauh berbeda dengan cewek prinsipnya, hanya saja persiapan pernikahan yang dilakukan cewek dan cowok mungkin ada perbedaan.

Jika usia sudah mulai menganjak 25 ke atas, sudah mempunyai pekerjaan tetap dan gaji nya juga sudah lebih dari cukup. Maka sangat banyak pertanyaan yang mulai membuat panas telinga mendengarnya.

Pertanyaan yang paling sederhana adalah, Bro, Kapan Menikah? Kasihan tuh yang “bro” yang satunya gak pernah dimanfaatin?

Niatkan Ibadah
Niatkan Ibadah

Mungkin bagi sebagian cowok diluar sana dengan gampang memberikan alasan dengan cara ingin mengejar karir dulu, membahagiakan orang tua dulu atau mungkin ingin menikmati masa-masa lajang dulu. Karena setelah menikah semuanya akan berubah secara perlahan.

Lantas bagaimana dengan cara menyalurkan birahi bagi yang tidak menikah? Banyak juga cowok diluar sana dengan senang hati “jajan” di sudut-sudut kota dengan gemerlapnya malam, karena mereka berpikiran ada uang ada barang.

Tapi yang paling miris adalah dengan melakukan hubungan ke pacarnya karena sudah terikat status “pacaran”.

Bila Memang Jodoh Dia Akan Kembali Lagi
Bila Memang Jodoh Dia Akan Kembali Lagi

Ada juga sebagian cowok yang berfikir, menabung terus menikah dan langsung membina rumah tangga yang baik serta masalah birahi disalurkan pada orang yang tepat dan tidak mengandung perbuatan dosa. Memang benar apa yang sudah dipikirkan dan caranya.

Read More :  Jodoh Tak Datang! Mungkin Tuhan Sangat Senang Melihatmu Dalam Doa Panjang

Tapi alangkah lebih baiknya jika kamu menikah karena Allah Taala dan perintah Rasul, sehingga pernikahan kamu dapat menjadi ladang pahala yang tak pernah putus. Dimana lagi combo, bercumbu yang mendapatkan pahala jika tidak dengan cara menikah.

Menikah lah karena Allah dan Sunnah Rasul, bukan karena ranjang dan sah

*****

Saat Aku Menikahimu, Aku Berjanji Untuk Menjadi Suami yang Bertanggungjawab

Mencintaimu Dengan Sabar
Mencintaimu Dengan Sabar

Laki-laki harus kuat agar bisa melindungi perempuannya. Bukan hanya melindungi secara fisik saja, tapi juga melindungi perasaan perempuannya, melindungi mimpi-mimpinya, melindungi apa yang penting dalam hidup perempuannya. Dan akhirnya aku sampai di sini. Di rumah tempat kamu dibesarkan. Rumah yang sangat nyaman, tapi tak pernah ingin aku tinggali. Baiklah, mari kita mulai. Aku akan melakukan tanggungjawab sebagai suami, yang tetap harus nampak kuat dan tegar di hadapan orang yang dilindunginya. Walaupun sebenarnya sedang rapuh.

Kita Tak Bisa Membahagiakan Semua Orang, Akan Selalu Ada Orang yang Kita Kecwewakan.

Tak ada yang lebih mengkhawatirkan bagi seorang perempuan lajang yang memasuki usia 25 tahun, selain urusan jodoh. Bolehlah dia sembunyi dibalik sibuknya pekerjaan, silahkan saja pura-pura tenang seolah tak ada apa-apa, atau bersikap biasa-biasa saja.

Tapi akan selalu ada ruang kosong di hatinya yang terganggu karena perkara jodoh itu. Sebagian ada yang bisa mengatasi gangguan tersebut dengan kesabaran, tapi banyak juga yang tak punya kesabaran yang cukup untuk menghadapinya. Repotnya, kesabaran hanya bisa menutupinya, tapi tak bisa mengisinya.

Ruang kosong itu hanya bisa diisi oleh sesosok makhluk bernama laki-laki. Laki-laki yang bukan sekedar laki-laki, tapi laki-laki yang memang sudah ditentukan Tuhan sebagai peng-genap hidupnya. [Kutipan Buku Genap]

Read More :  Maaf Saja, Tidak Cukup Untuk Membuatku Lupa Pada Luka Yang Kamu Torehkan

Aku Akan Belajar Untuk Menempatkan Diri Dengan Baik.

Sayangnya itu nggak semudah yang dikatakan. Perlu penyesuaian bertahun-tahun, ada banyak konflik yang harus dihadapi antara kepentingan kantor dan urusan rumah tangga, ada banyak air mata sedih dan keringat lelah yang harus ditumpahkan untuk menjalankan peran-peran itu dengan baik.

But it’s okey? Pada akhirnya setiap orang akan beradaptasi dan berdamai dengan keadaan, kan? Hanya masalah berapa lama waktu yang dibutuhkan. Selama kita terus berusaha dan sabar, kita akan sampai pada waktunya. ☺️

Aku Sudah Memutuskan Bersusah Payah Mengkondisikan Hati, Mari Kita Maju. Tolong Kuatkan Aku.

“Kamu yakin, sudah siap?”
ㅤㅤ
Ah, tolong jangan tanyakan itu lagi. Aku sudah memutuskan. Jangan buat aku ragu dengan bertanya lagi. Karena untuk menjawabnya, aku harus flashback mengingat kembali proses pengambilan keputusan itu. Aku sudah memutuskan, bersusah payah aku mengkondisikan hati, keinginan, mimpi dan hal lainnya untuk sampai pada keputusan itu. Mari kita maju. Tolong kuatkan aku. Jangan buat aku ragu lagi.
ㅤㅤ
“Iya…”
ㅤㅤ
Akhirnya aku mengangguk sambil tersenyum. Kamu membalasnya dengan senyuman lega. Kamu dekap tanganku dengan tanganmu seraya mengucapkan terima kasih. Ku peluk erat-erat rasa terima kasihmu itu. Aku pasrahkan, aku relakan, aku lepaskan, aku percayakan. Semoga itu bisa membuatmu ridho kepadaku, Suamiku. Semoga itu bisa menjadikan keluarga kecil kita lebih berkah dan bahagia. [Kutipan Buku Genap2]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *