Rindu saja tak akan membuat kita kemana-mana. Jadi, biarkan rindunya, karena nanti rindu kan menuntunmu pada temu.
Rindu tak bisa diatur, begitu kata Fiersa Besari di salah satu lirik lagunya. Dan aku akan dengan gamblangnya menyetujui hal itu. Rindu seringnya datang tanpa pernah mampu kita prediksi sebelumnya. Bahkan kadangkala, rindu itu selalu menyusup, pada kita yang sedang sibuk. Pada kita yang bahkan sedang memikirkannya saja tidak.
Kadang, tatkala rindu menyerang, beberapa dari kita menjadi begitu lemah tak berdaya, hanyut dalam buai rindu yang membuat kita. Beberapa menjadikan rindu sebagai senjata.
Membuatnya kembali berdaya, lalu melanjutkan harinya. Sembari menanti akan sampai mana rindunya akan bermuara. Akankah ada temu pada akhrinya, atau akan menghilang seiring waktu yang terus berganti tentunya.
Daftar Isi
- 1 Radakan Rindumu Dengan Cara Menyampaikannya. Karena Kadang Kala, Ia Perlu Tahu Jika Kamu Merindukannya Jua.
- 2 Berkutat Dengan Rindu Takkan Membuatmu Kemana-Mana. Jadikan Ia Amunisi Terbaikmu Mengarungi Waktu
- 3 Aku Mencintaimu Apa Adanya, Sedangkan Kamu Mencintaiku Sebaliknya
- 4 Ada Yang Berbeda, Ku Pikir Ini Hanya Sebuah Selingan Pada Perjalanan Rasa Kita
- 5 Aku Lelah, Walau Kutahu Berpisah Tak Pernah Mudah, Tetapi Hatiku Perlu Berbenah
Radakan Rindumu Dengan Cara Menyampaikannya. Karena Kadang Kala, Ia Perlu Tahu Jika Kamu Merindukannya Jua.

Beberapa akan begitu bahagianya tahu bahwa ia sedang di rindukan. Ucapan rindu kadang menjadi booster ampuh bagi mereka yang sedang di himpit kehidupan. Memang, rindu tak jadi solusi dari masalahnya sekarang, tetapi mengetahui seseorang merindukanmu akan membuatmu merasa begitu berharga. Karena rindu menjadi tanda bahwa kamu adalah orang yang berarti bagi kehidupannya.
Rindu yang tak tersampaikan, kadang malah menjadi boomerang. Mengganggumu, membuatmu sulit mendapat fokusmu kembali karena rindu yang terus merengek minta di redakan. Kadang kala, kita hanyalah orang-orang dengan ego yang besar, tak mau menurunkan gengsi, lalu membiarkan diri terus di rundung rindu yang tak mau mereda sendiri seiring waktu.
Kamu adalah pengendali rasamu sendiri, pun perihal rindu yang kini tengah mendominasi. Kamu bisa mengatakannya langsung kepadanya, atau menuliskannya dimana saja. Entah nanti dia akan membacanya atau tidak, tapi setidaknya menuliskan rindu, merapalkannya kepada Yang Maha Kuasa akan membuat rindumu menjadi reda.
Berkutat Dengan Rindu Takkan Membuatmu Kemana-Mana. Jadikan Ia Amunisi Terbaikmu Mengarungi Waktu

Nyatanya, rindu tak akan membuat kita kemana-mana. Jika pada akhirnya, kita hanya terus hanyut dan fokus kepada perasaan rindu saja. Lalu karenannya kita terhenti, tak lagi mampu mengarungi hari. Membiarkan diri terus hanyut dalam rindu, yang bahkan kita tahu, tak selamanya rindu akan berujung temu.
Kitalah yang pada akhirnya memilih, akan menjadi pemenang atau pecundang karena perasaan rindu yang tiba-tiba datang. Kitalah yang pada akhirnya memilih, untuk terus terdiam menikmati kerinduan, atau terus berjalan, sembari menikmati rindu yang membuatmu terasa memiliki energi baru.
Jangan berhenti meraih mimpimu sendiri hanya karena rasamu. Ia seharusnya menjadikanmu lebih berenergi, membuatmu lebih mampu melangkah karena rasamu begitu indah. Karena ia akan terus menemanimu melewati hari-harimu bagaimanapun nanti pada akhirnya.
Sadar bahwa rindu datang, entah dengan sengaja atau tiba-tiba, harusnya tak buatmu berhenti pada akhirnya. Biarkan ia menjadi tamu dalam sela harimu yang terasa sibuk. Menjadikanmu kembali tersenyum bahkan saat harimu sedang buruk.
Lalu, pada akhirnya, kamu yang akan tahu. Bahwa rasamu akhir-akhir ini mungkin menjadi salah satu penyumbang langkah besarmu akhir-akhir ini. Membuatmu mampu meraih apa yang seharusnya kamu raih, bersama dengan perasaan rindumu padanya yang terus membara, menyala-nyala.
Dan pada akhirnya, walau kadang tak pada selang waktu yang dekat, rindumu kan berbalas. Entah pada sebuah temu, atau pesan dan suara yang telah lama kamu tunggu. Entah kepada ia yang kamu rindukan hari itu, atau ia yang mungkin merindukanmu tanpa pernah kamu tahu.
*****
Aku Mencintaimu Apa Adanya, Sedangkan Kamu Mencintaiku Sebaliknya

Terkadang aku masih teringat bagaimana perasaan bahagiaku hari itu. Saat kamu memintaku untuk menjadi seseorang yang spesial untukmu. Hari itu, kita tertawa bersama, merayakan hari pertama kita menjadi sepasang yang lebih dari seorang teman biasa.
Setelah perjalanan panjang masa pendekatan kita, yang ku pikir kamu hanya sedang mempermainkan ku saja, akhirnya hari itu, semua penilaianku kepadamu sirna. Digantikan dengan rasa bahagia yang teramat, bahwa kita kini bersama dengan sebenar-benarnya.
Sayangnya, mungkin aku yang terlalu terburu-buru menganggap rasamu seperti rasaku. Yang dengan senang hati berada disampingmu. Yang dengan tanpa keberatan untuk ikut berkorban untukmu, karena ku pikir cinta tak hanya di pikul oleh satu sisi saja. Aku juga ingin lelah.
Tak hanya kamu yang hanya menjadi payah demi hubungan kita. Rupa-rupanya, kata-kata itu benar, kita tak pernah mampu tahu sedalam apa hati seorang manusia hingga kita menyelami sampai ke dasarnya.
Ada Yang Berbeda, Ku Pikir Ini Hanya Sebuah Selingan Pada Perjalanan Rasa Kita

Aku meyakini bahwa perjalanan rasa tak pernah selancar kelihatannya. Bahkan menurut banyak orang perjalanan rasa yang lain terlihat selalu bahagia, ku pikir tidak semudah itu adanya. Akan selalu ada aral melintang, krikil-krikil kecil yang bahkan kadang kala membuat mereka ingin menyudahi hubungan saja. Sayangnya, banyak yang memilih bertahan karena mempertimbangkan banyaknya hal yang kini telah di perjuangkan.
Pun dengan aku, bersamamu adalah hal yang sulit ku bayangkan akan menjadi nyata. Ku pikir, kamu adalah hal yang memang sepantasnya ku perjuangkan setelah sekian lama.
Aku Lelah, Walau Kutahu Berpisah Tak Pernah Mudah, Tetapi Hatiku Perlu Berbenah

Kamu selalu tahu bahwa aku mencintaimu. Bahkan jauh sebelum kamu memintaku untuk bersama denganmu. Hanya saja, semakin lama kita bersama, aku merasa bahwa rasa kita kini tak sejalan seperti awalnya.
Aku mencintaimu dengan segala rasa, menerima segalanya yang ada pada dirimu, sembari terus berharap dan mengusahakan untuk terus menjadi versi terbaik bagi diri kita. Sayangnya, kini kamu tak sama. Rasanya, cintamu padaku hanyalah berakhir pada sebuah kata. Kata yang kini bahkan kamu sendiri tak pernah tahu bagaimana seharusnya.
Aku lelah, memperjuangkan rasa kita sendiri saja. Menopang setiap sisi sendirian, sambil terus berjalan. Melewati hari yang berat dengan sendirian. Bahkan, yang ku pikir seharusnya kamu ada, tetapi nyatanya kamu mengacuhkanku begitu saja. Aku tahu, langkah selanjutnya berat.
Tetapi, melepasmu mungkin adalah hal yang seharusnya telah ku lakukan sejak lama. Setelah banyanya luka lebam yang kuterima dari rasa kita, aku perlu berbenah. Mengobati hatiku yang kamu hancurkan berulang. Yang katamu, takkan lagi kamu lukai seperti seseorang di masa lalu. Aku tahu ini perlu waktu yang tak sedikit.
Tetapi, berhenti mencintaimu dan kembali menyelami diri sendiri, adalah apa yang ku perlukan kini. Pergilah, ku doakan kamu untuk mendapatkan seseorang yang mau mengertimu lebih baik dari aku. Dan kini, izinkan aku untuk kembali mencintai diriku sendiri, walau melepas bayang bahagia karenamu, tak semudah menuliskan semua rasaku disini.