Yang Kuberi Hanyalah Hal Sederhana, Tetapi Semoga Kamu Tetap Bisa Bahagia

Semoga Kamu Tetap Bisa Bahagia
Semoga Kamu Tetap Bisa Bahagia

Hari-hari yang kita lewati tak melulu berjalan baik-baik saja. Kadang kala, ia membuatmu begitu sulit untuk tersenyum walau hanya sedikit saja.

Dan lagi, wajahmu yang sulit menyembunyikan lara membuatku berpikir bagaimana mengembalikan bahagiamu walau hanya sedikit saja. Aku tahu beberapa hal yang kamu suka. Tapi terkadang, mereka tetap tak mampu kembalikan senyummu dengan bahagia.

Aku lebih memilih kamu yang dengan gamblangnya bercerita. Walau kadang kala, air matamu akan bercucuran kemudian. Aku tahu, kamu sering menahan laramu sendirian, menunjukkan padaku bahwa kamu adalah perempuan kuat yang tak cengeng seperti anggapan banyak orang.

Sesulit apapun kamu menahannya. Bahkan, aku yang sering berkata agar kamu tak menahannya, kamu tetap berusaha terlihat tegar bahkan didepan mataku.

Berhentilah menahan bebanmu sendirian, tak apa jika kamu tumpahkan. Jika akhirnya tangismu kan redakan lara, aku akan dengan sedia membiarkan bahuku basah kuyup karena tangismu jika perlu.

Lepaskan Semua Bebanmu, Karena Menanggungnya Sendirian Takkan Buat Segalanya Menjadi Lebih Ringan

Semoga Kamu Tetap Bisa Bahagia
Semoga Kamu Tetap Bisa Bahagia

Kadang, kamu akan dengan mudahnya menceritakan kepadaku segalanya. Dari hal-hal yang mungkin sudah kamu ceritakan dahulu pertama kita bertemu, atau mungkin bagaimana lelahnya langkahmu pulang bekerja, atau sakitnya perutmu saat periodemu datang.

Dan seperti biasa, aku akan dengan sedia mendengarkan semua celotehmu. Yang seringnya sambil menggebu-gebu, tertawa sebelum aku tahu apa yang membuatmu tertawa, lalu seringnya memukuliku tanpa sadar jika ceritamu begitu seru.

Tetapi, kamu tak begitu disetiap masalahmu. Satu waktu kutemukanmu duduk diam. Termenung. Dengan tatap begitu jauh entah kemana, dengan dahi terlipat dan muka yang begitu lesu. Kamu akan selalu berkata tidak apa-apa jika ku tanya. Lalu kemudian, mengacuhkanku kembali, menggeluti apa yang ada dalam pikirmu kini.

Read More :  Kita Hanya Perlu Bicara Dari Hati Ke Hati. Bukan Malah Mencari Selingan Hati

Memberimu jarak, memberimu waktu, untuk kamu memeluk dirimu sendiri mungkin adalah hal yang sedang kamu butuhkan. Membiarkanmu tenggelam sendirian, mengusahakan semua hal yang kamu mampu, mempercayakan segalanya padamu bahwa kamu kuat menjalaninya adalah apa yang bisa ku lakukan.

Walau pada akhirnya, aku akan melihatmu menangis tersedu, begitu dalam, tetapi sayangnya kamu melarangku untuk mendekat pada waktu itu. Membiarkanmu untuk terus menangis bahkan jika hatimu menjadi teriris.

Aku Akan Terus Ada Untukmu, Jadi Kamu Boleh Mengarah Kepadaku Bagaimanapun Keadaanmu

Pada Akhirnya Rindu Akan Bermuara
Pada Akhirnya Rindu Akan Bermuara

Yang perlu kamu tahu, adalah aku yang akan selalu ada untukmu. Kamu boleh dengan bebasnya menghubungiku, berlari kearahku, menangis di bahuku jika itu memang perlu. Karena aku tahu, kadangkala aku tak mampu membantumu, atau bahkan aku seringnya membuat masalahmu menjadi lebih rumit dari biasanya.

Tetapi, memastikan diriku untuk selalu ada adalah apa yang ku bisa dan ku punya. Aku akan dengan senang untuk mendengarmu bicara, karena terkadang kamu hanya perlu didengarkan. Aku akan dengan senangnya mengendarai motorku, untukmu bahkan mungkin jika hari itu aku sedang lelah.

Karena aku tahu, tujuanmu hanyalah pada sebuah toko buku. Disana, tanpa perlu banyak berbicara, kamu akan temukan sedikit bahagiamu sendiri, pada sela-sela rak buku, pada aroma kertasnya yang kini menyelimuti indra penciumanmu, pada setiap kata yang kamu baca di setiap sinopsisnya.

Mungkin, aku tak mampu membelikanmu barang-barang mewah, dengan harga yang bisa saja menghabiskan gajiku satu bulan penuh. Atau, aku mungkin tak bisa sering-sering membawamu pergi ke café, mencoba setiap café baru dengan interior lucu agar instagrammu semakin enak di lihat.

Maafkan banyaknya kurangku. Hanya saja, aku akan terus berusaha semampuku, memberikan waktuku yang kamu perlukan. Semoga itu cukup untukmu. Sembari aku terus mengusahakan hal-hal terbaik yang bisa kuberikan padamu.

Read More :  Aku Ingin Kamu Cepat Sampai, Agar Perasaan yang Campur Aduk Ini Cepat Usai

Segera bahagia ya, aku sudah rindu melihat senyum dan tertawamu.

*****

Entah Berakhir Seperti Apa, Tetapi Aku Berharap Kita Adalah Cinta Terakhir

Aku Bertahan Karena Suatu Alasan
Aku Bertahan Karena Suatu Alasan

Bagaimana rasanya masih tetap bersamaku hingga hari ini? Hari-hari yang telah banyak kita lewati. Kita yang berbeda, tetapi pada akhirnya memutuskan untuk bersama. Walau tak pernah mudah. Pun, terlihat tak seindah kisah cinta milik mereka di luaran sana.

Bersamamu hingga hari ini seperti mimpi. Karena hal-hal yang dulu sangat sulit ku yakini. Karena pilihan sikap kita yang berbeda, dan seringnya kita tak seiya sekata.

Hingga seringnya obrolan kita terasa tak begitu mudahnya mengalir laksana air. Kadang kala, kita terasa seperti penuh perdebatan. Membicarakan tentang banyak hal. Entah itu hal yang sepele, atau bahkan hal-hal penting yang kadang kala itu hanya terbersit dipikiran kita.

Bersamamu hingga saat ini, adalah hal yang tak pernah terduga. Bahkan pendekatan kita tak selayaknya kebanyakan pasangan pada umumnya. Yang saling berbagi kabar, cerita, bahkan saling menunggu untuk berbalas pesan selanjutnya. Sayangnya, kita berdua tak seperti itu.

Mungkin dalam satu waktu pesan yang kita kirimkan dapat dihitung jari berapa banyaknya. Begitu pula dengan jarak satu pesan dengan yang lainnya, seringnya tak berdekatan. Hingga aku tak pernah memikirkan sedikit saja, tentang kita pada akhirnya akan berakhir seperti apa.

Segalanya Berjalan Sebagaimana Adanya, Seperti Air Mengalir Dari Hulu Ke Hilir

Awalnya Kita Hanya Sebatas Teman
Awalnya Kita Hanya Sebatas Teman

Sejak hari pertama kita berkenalan, hingga ratusan hari kita memilih bersama. Segalanya terjadi terasa begitu cepat. Dari hari ke hari. Dari setiap interaksi yang seringnya kita jalani. Mungkin kita adalah dua orang, dari banyaknya tresno teko jalaran soko kulino, karena kita yang terbiasa untuk seringnya melewati segalanya bersama, lalu mungkin cinta kita tumbuh begitu saja.

Kadang kala, kamupun tahu bahwa aku ingin menyerah saja. Pada satu titik dimana, aku mulai merasa lelah, dan kamu kembali pada duniamu, yang bahkan tak pernah kamu beri tahu sedikitpun padaku. Pada satu titik dimana, aku tak tahu harus bersikap seperti apa kepadamu, saat-saat aku tak mengenalmu.

Read More :  Tuhan Tengah Menyadarkanku, Lelaki Terbaik Adalah yang Mengikat Dengan Akad Bukan Janji Palsu

Tetapi kemudian, kamu memilih untuk tetap menahanku. Mengingatkanku untuk tak terburu-buru. Karena kamu butuh waktu. Karena kita tetap membutuhkan waktu untuk mengenali dan semakin mencintai diri sendiri.

Tak mudah, untuk tetap bersamaku yang seringnya merasa begitu payah. Yang kadang kala merasa begitu lelah, walau pada akhirnya tetap saja aku tak ingin berpisah. Tetapi, kamu pada akhirnya lagi dan lagi memilih untuk mengingatkanku, menguatkanku kembali. Dan tentunya, menjadikan aku kembali merasa baik lagi.

Lalu, setiap waktu yang kini kita lalui, menjadikan rasa ini semakin hari bertambah banyak. Mengalir melalui celah-celah kecil, melewati bebatuan, dan kini berkumpul di hilir, pada jumlah yang begitu banyak, dengan bekal perjalanan kedepan yang semakin matang.

Tak Ada Yang Tahu Perjalanan Kita Kan Bermuara Dimana, Hanya Saja Jika Boleh Biarkan Tetap Aku Yang Menemanimu Hingga Menua

Berpisah Itu Mudah
Berpisah Itu Mudah

Perjalanan kita masih sangat panjang. Entah didepan sana, aku tak tahu apa yang akan kita hadapi nantinya. Hanya saja, masih ada mimpi-mimpi yang sempat kita ceritakan untuk kita wujudkan. Masih banyak cerita yang masih dapat kita bagi sepanjang hari. Masih banyak perjalanan yang mengharuskan kita tetap saling berpegang erat nantinya.

Mungkin, kita adalah dua manusia yang kadang kala masih terselimuti ego. Yang seringnya, tak memilih begitu saling terbuka hanya karena takut untuk membuat khawatir satu dengan yang lainnya. Mungkin kita masih seperti anak muda tak matang usia karena pilihan-pilihan yang dihadapkan kepada kita, yang seringnya membuat kita begitu bimbang.

Hanya saja, aku masih ingin terus bersamamu. Mewujudkan semua cita-cita yang pernah kita bagi bersama. Melangkah bersama, berbagi manfaat di luaran sana bersama, dan tent uterus menjadi seseorang yang selalu ada untuk hidupmu, sejak terbit matahari,hingga malam tiba. Dan tentu, untuk menua bersama, dan kuharap kita kan temukan banyak bahagia bersama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *