Percaya Bahwa Ketetapan Allah yang Terbaik, Meskipun Harus Diawali Dengan Air Mata

mencintai dalam diam
mencintai dalam diam

Perjalanan kehidupan manusia tidaklah selalu sesuai diharapkan, terkadang seorang manusia harus melewati jalan terjal setelah beberapa waktu menikmati jalan yang landai. Hari-harinya pun penuh warna, terkadang gembira namun sewaktu-waktu ia dihampiri rasa sedih, duka dan nestapa, inilah tabiat kehidupan. Tak ada yang dapat mengelak dari kenyataan ini, Allah berfirman:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (QS. Al-Balad: 4).

Di antara kesedihan yang banyak menimpa manusia adalah kondisi dimana seseorang mendapatkan sesuatu yang tidak diharapkannya. Banyak orang yang berusaha menggapai sesuatu yang kelihatannya baik, ia mati-matian mendapatkannya dan mengorbankan apapun yang ia miliki demi terwujudnya impian itu. Tetapi tanpa disadari hal itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Ketika hal seperti ini terjadi, tak sedikit orang yang menyalahkan pihak lain, bahkan Allah, Rabb yang mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya pun tak luput untuk disalahkan. Orang-orang seperti ini, hendaknya mengingat sebuah firman Allah:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).

Terkadang harapan kita Allah patahkan dengan takdir yang sebelumnya sama sekali tidak terlintas dipikiran, dan apakah kita harus marah kepada Allah? Jangan, karena sungguh Allah tahu segala yang terbaik untuk kita, sedangkan kita tidak. Karenanya, apapun yang Allah terjadi belajarlah percaya bahwa ketetapan Allah adalah yang terbaik, meskipun harus diawali dengan air mata.

Mungkin Benar Saat Ini Allah Tengah Mematahkan Harapan Kita, Tapi Yakinlah Bersamaan Dengannya Allah Menyiapkan yang Lebih Baik. Seorang Prof. Dr Mutawalli Assya’rawi mengatakan :

Read More :  Ingatlah Surgamu Adalah Rumahmu Dan Bahagiamu Adalah Keluarga Kecilmu
اذا اخذ الله منك ما لم تتوقع ضياعه .. فسوف يعطيك ما لم تتوقع ان تملكه “Jika Allah mengambil darimu sesuatu yang tidak pernah engkau sangka kehilangannya, maka Allah akan memberimu sesuatu yang tidak pernah engkau sangka akan memilikinya.”

Artikel ini merupakan status di grup facebook Motivasi Hijrah Indonesia. *****

Cinta Dalam Diam Jangan Takut Kehilangan, Karena Allah Menentukan yang Terbaik

Menangis Diam-Diam
Menangis Diam-Diam

“Diam, inilah caraku mencintaimu karena-Nya” Hmm begitulah semboyan yang lagi nge-trend dikalangan para muslimah.

Mencintai dalam diam itu seperti apa sih? Apakah hanya sebatas dengan tidak memberitahukan pada ‘dia’ tentang perasaan kita?  Ataukah sebatas memandanginya dari jauh?

Apakah cinta dalam diam itu, menundukan pandangan saat terlihat tapi curi-curi pandang saat ia sudah lewat? Apakah cinta dalam diam itu, menghapus namanya di kontak namun mematrinya di otak? Apakah cinta dalam diam itu, menjaga hijab dengannya di dunia nyata namun melepas semuanya ketika di dunia maya?

Apakah cinta dalam diam itu, pura-pura benci di dunia nyata tapi kepoin sosmednya setiap saat? Apakah cinta dalam diam itu, berusaha menjauhinya namun sms,bbm, komen,chat dengannya hingga larut malam?

Apakah cinta dalam diam itu, berdalih ada keperluan padahal hanya ingin tahu keadaannya? Apakah cinta dalam diam itu, merahasiakan perasaan namun posting status-status galau saat dia online, berharap ia membacanya?

Apakah cinta dalam diam itu, sok perhatian dengan dalih “kita ini saudara, sudah selayaknya saling memperhatikan sesama” ? Apa seperti itu yang dinamakan cinta dalam diam?

Tentu BUKAN.

Cinta Dalam Diam
Cinta Dalam Diam

Cinta dalam diam itu menyerahkan semua perasaan pada Allah ﷻ. Berusaha sebisa mungkin mencintai-Nya dan menepis semua rasa cinta yang belum semestinya.

Read More :  Di Waktu Subuh Paling Hening, Kau Tercipta Sebagai Ingin Dalam Doa-Doaku

Cinta dalam diam itu, diamnya dalam taat, bukan diam dalam maksiat. Cinta dalam diam itu tidak memandangnya saat bertemu dan tidak memikirkannya saat jauh. Cinta dalam diam itu menjaga, berusaha menghindari hal yang memang tidak perlu. Cinta dalam diam itu, bukan sekedar diam melainkan terus membenahi diri.

Ada sebuah kisah di zaman Rasulullah ﷺ dari sahabat Ali dan Fatimah, keduannya saling memendam rasa suka antara mereka. Tetapi Allah mempersatukan mereka dan mempertemukan mereka dalam ikatan suci nan indah atas kehendak-Nya.

Karena dalam diam itulah tersimpan kekuatan, kekuatan dalam sebuah harapan. Mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cinta dalam diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata. Bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap kepada-Nya?

Karena diam adalah cara mencintai karenaNya, berharap hal itu lebih memelihara kesucian hati kita dan hati setelahnya. Dan jika memang mencintainya dalam diam itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata, biarkan ia tetap diam. Jika diam memang bukan milik kita, Allah akan menghapus ‘cinta dalam diam’ itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat.

Seiring berjalannya waktu, biarkan mencintai dalam diam kita menjadi memori tersendiri di sudut hati ini, menjadi rahasia antara kita dengan Sang Pemilik hati, Allah سبحانه وتعالی .

Kita harus belajar mencintainya dalam diam dengan keimanan. Berharap agar dapat menjaga rasa malu kita dan memelihara kesucian hatinya. Inilah cara kita mencintainya karenaNya, diam dan tak pernah terucap. Hingga di ujung lidah kita bahkan tak pernah terlukiskan oleh aktifitas yang dapat mereka lihat. Berharap menjadi Fatimah yang tak pernah sekalipun mengungkapkan.

Read More :  Istri yang Dimuliakan Allah Adalah Istri yang Menghormati Suaminya

Dan membawanya menjadi Ali Bin Abi Thalib yang tak pernah sekalipun mengecewakan apalagi menduakan. Seorang insan seharusnya mencoba menerapkan apa yang telah Allah perintahkan kepada hamba-Nya. Menyukai sesuatu karena Allah, mengagumi sesuatu karena Allah, mencintainya hanya karena Allah, dan suatu saat menikah dengannya hanya untuk mendapatkan ridho dari-Nya. . Barakallahu Fiikum… Wa zadanallahu ‘ilman wa hirsho.

Sumber Artikel : Grup Facebook Motivasi Hijrah Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *