Fenomena Sugar Dating, Ketika Uang dan Kenyamanan Bertemu, Apakah Masih Bisa Disebut Cinta?

Sugar dating
Sugar dating

Jalan menuju hidup lebih mudah dan nyaman kadang nggak semudah yang dibayangkan. Tapi, ada yang bilang sugar dating bisa jadi jalan pintas. Benarkah begitu? Ketika uang dan kenyamanan bertemu, apakah itu masih bisa disebut cinta?

Mengupas fenomena sugar dating

Sugar dating adalah fenomena yang cukup menarik, di mana seseorang yang lebih tua dan punya banyak uang, sebut saja sugar daddy atau sugar mommy, menjalin hubungan dengan seseorang yang lebih muda dan biasanya kurang mampu secara finansial, atau yang disebut sugar baby. Tapi, hubungan ini bukan sekedar transaksi materi, ya!

Dirangkum dari International Journal of Religion, 2024, berjudul “Love or Transaction: The Difference Between Sugar Dating and Conventional”, berikut kita kupas fenomena sugar dating yang belakangan ini menjadi tren.

Istilah sugar dating jadi populer banget di tahun 2021 dan masih menjadi pembicaraan di media sosial sampai saat ini. Walaupun tren tersebut melejit beberapa waktu ini, konsep sugar relationship sebenarnya sudah ada sejak tahun 1920-an. Di Indonesia, tidak ada data pasti kapan hubungan ini mulai masuk, tapi jelas hubungan serupa sudah ada sejak lama, hanya dengan istilah yang berbeda. Misalnya, sugar daddy disebut “om senang” atau “gadun”, sugar mommy jadi “tante girang”, dan sugar baby sering disebut “ani-ani”.

Ada banyak bentuk sugar dating, dan tiap pasangan bisa tentuin sendiri bagaimana jalannya hubungan mereka. Perlu dicatat, sugar dating itu beda dengan prostitusi. Ini bukan cuma soal uang, tapi sering kali ada hubungan emosional yang lebih dalam di antara keduanya.

Read More :  Luruskan Niatmu, Jangan Menikah Hanya Karena Kesepian dan Ingin Bahagia

Lalu, kenapa sih orang-orang memilih menjalin sugar dating? Alasan orang terjun ke hubungan ini banyak banget. Kita lihat dari dua perspektif ya, dari sisi sugar daddy/mommy dan dari sisi sugar baby.

Dari perspektif sugar daddy atau sugar mommy

Kebanyakan sugar daddy yang memilih sugar dating karena hidup mereka terlalu sibuk dan butuh seorang sugar baby untuk mengisi waktu luang, karena tidak punya waktu untuk hubungan serius seperti pacaran. Mereka sering ingin menjukkan kekuatan, baik dari segi fisik maupun finansial, dan membantu orang yang lebih lemah, meskipun kadang dengan cara yang tidak wajar.

Dalam dunia patriarki, sugar daddy menjadi simbol kekuasaan maskulin. Beberapa sugar daddy juga terlibat dalam sugar dating untuk mendukung pendidikan sugar baby-nya, terutama yang memiliki ambisi akademik tinggi. Dengan biaya pendidikan dan hidup yang terus meningkat, budaya sugar dating pun semakin berkembang.

Dari perspektif sugar baby

Hubungan sugar dating bisa jadi cara yang menguntungkan buat sugar baby. banyak sugar baby yang kebanyakan pelajar, yang tidak punya banyak waktu buat kerja sambilan untuk biaya pendidikan. Selain itu, gaya hidup hedonistik dan tekanan dari lingkungan membuat mereka butuh uang lebih, maka menjadi sugar baby adalah cara mudah untuk penuhi kebutuhan tanpa harus bekerja keras dan buang banyak waktu.

Menjadi sugar baby juga tidak cuma soal keuangan, tapi bisa jadi “modal sosial” untuk masa depan. Pengalaman hidup atau karier sugar daddy bisa membantu sugar baby untuk lebih mudah membangun hubungan di dunia kerja. Selain itu, ada juga penelitian yang menemukan kalau masuk ke hubungan sugar dating karena alasan psikologis dan sosiologis, seperti ingin gaya hidup lebih baik, rasa ingin tahu sosial seks, butuh pengakuan, atau karena perubahan cara pandang soal keintiman di jaman sekarang. Disamping itu, buat banyak sugar baby, hubungan lama dengan orang seumuran bisa membosankan dan tidak terpenuhi kebutuhan, terutama uang. Makanya, mereka lebih memilih sugar daddy yang umurnya lebih tua dari mereka.

Read More :  Jangan Galau! Inilah 7 Bukti Doi Memang Lagi PDKT Sama Kamu, Perhatiannya Lebih dan Beda!

Apa perbedaan hubungan yang konvensional dengan sugar dating?

Kalau kencan konvensinal itu seperti kencan biasa, di mana dua orang saling mengenal dan punya kemungkinan untuk menjalin hubungan roomantis. Motivasinya adalah hubungan emosional, tanpa ada perbedaan umur yang signifikan, dan waktu kebersamaan tanpa terbatas, bisa singkat bisa juga sehidup semati ke jenjang yang lebih serius.

Sedangkan sugar dating hubungan salah satu pihak, biasanya yang lebih stabil finansial memberi dukunngan ke pihak lainnya, bisa dikatakan adanya perjanjian dibalik hubungan ini. Tidak cuma soal perasaan, tetapi juga ada unsur materi yang lebih jelas. Motivasinya adalah hubungan komersil, dengan perbedaan umur yang signifikan dan waktu kebersamaan terbatas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *