Aku tak pernah membayangkan akan bertemu denganmu. Lalu, sebuah perkenalan, berlanjut dengan pertemuan-pertemuan berikutnya membuat kita kini menjadi dua orang yang memiliki tempat dimasing-masing rasa.
Aku tak pernah terpikirkan sebelumnya, seseorang sepertiku akan bersamamu. Katanya, cinta adalah apa yang disebut dengan saling melengkapi. Lalu, sempat ku pikir bahwa seseorang yang kucintai adalah ia yang memiliki sifat yang berbeda denganku. Yang karenannya, ia akan melengkapiku.
Ku pikir, aku akan bertemu dengan seseorang yang memiliki kepekaan yang tinggi, karena kata mereka aku terlalu tidak peka. Bahkan kadang kala aku tak berperasaan. Yang seringkali mengkhawatirkanku karena seringnya aku memilih untuk bepergian sendiri .
Yang bisa saja, tanpa ku katakana apa-apa, harusnya kamu mengerti bagaimana keadaanku sebenarnya. Hanya saja, entah mengapa aku tak menemukannya. Ku pikir ada sesuatu yang salah, tetapi ternyata tidak. Karena cinta bisa datang kepada siapa saja, atau bahkan kepada ia yang tak berperasaan sekalipun adanya.
Daftar Isi
- 1 Pertengkaran Kita Tak Pernah Dapat Terelakkan. Yang Kadang Kala, Aku Ingin Berhenti Untuk Bertahan.
- 2 Ada Rindu Setelah Pertengkaran Datang. Komunikasilah Yang Akhirnya Menjadi Titik Terang.
- 3 Tak Ada Yang Salah Perihal Mencintai, Karena Jatuh Cinta Tak Ada Aturan Pasti
- 4 Tak Peduli Siapa Yang Lebih Dulu Menaruh Hati. Pada Akhirnya Rasa Tetaplah Hal Indah Yang Tak Layak Menjadi Sia-Sia
- 5 Mencintai Dan Dicintai Pada Akhirnya Adalah Sebuah Anugrah Tuhan Yang Maha Kuasa. Bagaimanapun Menyikapinya, Semoga Tak Tinggalkan Luka Mendalam Bagi Kedunya
Pertengkaran Kita Tak Pernah Dapat Terelakkan. Yang Kadang Kala, Aku Ingin Berhenti Untuk Bertahan.
Aku yang tidak peka, berakhir denganmu dengan kadar ketidakpekaan lebih tinggi dariku. Lalu, aku berpikir mungkin ini rasanya menjadi mereka yang harus bersamaku, seseorang tak berperasaan sepertiku. Kita yang bukannya saling mengisi, karena beberapa hal memiliki kemiripan yang berarti, membuat pertengkaran tak terelakkan lagi.
Tatkala aku ingin dimengerti tanpa berkata. Tatkala aku ingin kamu tahu bahwa kadang kala aku merasa cemburu karena mereka. Sayangnya, kamu tidak tahu. Tatkala lelah melanda, dan yang kuinginkan adalah hadirmu, seringnya kamu tak menyadari itu.
Tak pelak pertengkaran kecil selalu datang. Aku yang dengan ego besar dan tak ingin mengatakannya dan kamu yang tak sadar atas apa yang terjadi diantara kita. Bahkan tak hanya tentang peka, kadang kala pertengkaran itu hadir tatkala aku yang mulai merasa bahwa kamu berbeda.
Saat ketidakpercayaan diriku hadir karena aku merasa tak mampu melakukan apa-apa untukmu.Tatkala aku yang tak lagi merasa begitu berarti bagimu karena sikapmu kepadaku.
Jatuh cinta kepada seseorang yang lebih tak peka ternyata rasanya melelahkan. Bahkan kadangkala, aku ingin berhenti bertahan karena ku pikir kita yang tak sejalan. Karena kadangkala, rasanya aku menjalani ini semua sendirian.
Ada Rindu Setelah Pertengkaran Datang. Komunikasilah Yang Akhirnya Menjadi Titik Terang.
Apa yang salah? Aku selalu berpikir demikian. Tatkala suatu waktu, aku tak mampu membendung amarah yang datang tak tertahankan. Harusnya, sebelum kita melangkah sejauh ini, kita saling mengenal satu dengan yang lain. Yang saling memaklumi bagaimana sifat kita masing-masing.
Aku ingin percaya bahwa tatkala pertengkaran itu datang lalu ku pikir aku memang jatuh sendirian. Sayangnya, saat itu terjadi, kamu selalu menjadi seseorang yang mengerti. Yang menyediakan waktu untuk mendengar dengan sabar, yang menanggapiku dengan perasaan penuh kasih sayang.
Aku rindu. Adalah rasa yang seringnya hadir setelah kita bertengkar. Lalu, masih kutemukanmu. Seseorang dengan ketidakpekaannya, merentangkan tangan lalu memelukku begitu dalam. Aku masih temukan rumah yang akhir-akhir ini menjadi tempat pulangku ternyaman. Dalam peluk hangat itu, ku rebahkan segala lelah. Bahkan air mata kadang kala tumpah.
Pertengkaran memang tak pernah mampu terelakkan. Entah dengan siapa pada akhirnya kita akan dipasangkan. Atau bahkan kepada seseorang yang kita pikir sangat ideal.
Karena kadangkala, pertengkaran hanyalah pemanis dari cerita panjang yang kadang melelahkan dan membuat bosan. Bagaimanapun ia datang, harusnya segalanya diperbincangkan. Karena kita adalah dua manusia yang berbeda cara pandang, yang tak serta merta paham apa yang terjadi di sekitar.
Tatkala pertengkaran itu datang, katakanlah. Memperbesar ego dan keinginan untuk dimengerti tanpa memberi tahu, tak akan membuat segalanya kembali berbaikan.
Tak Ada Yang Salah Perihal Mencintai, Karena Jatuh Cinta Tak Ada Aturan Pasti
Jatuh cinta bisa datang karena apa saja. Tak ada yang tahu pasti, kapan perasaan itu bermula, lalu tumbuh hingga menancapkan akar kuat dalam diri. Walaupun kita selalu tahu, bahwa jatuh cinta selalu memberikan sepaket bahagia dan luka dalam waktu yang sama.
Nyatanya, jatuh cinta jualah kadangkala menjadi alasan untuk orang lain memilih terus melanjutkan hidupnya. Perihal jatuh cintalah, tanpa sadar, seseorang bisa menjadi versi yang lebih baik dari sebelumnya karena ia tahu, bawa ia dan seseorang yang dicintainya perlu mendapatkan yang terbaik pada akhirnya.
Ada yang bertanya, mana yang dipilih antara kamu mencitai orang yang tidak mencintaimu atau sebaliknya. Padahal kita sendiri tahu, bahwa setiap pilihan bahkan selalu membawa suka dukanya masing-masing.
Tak ada jaminan jika bersama dengan orang yang saling mencintai, rasa yang ada akan dirawat sebaik-baiknya karena bisa saja keduanya berpikir bahwa jika memang keduanya masih sama-sama mencintai, tanpa usaha apapun, cinta itu akan tetap ada.
Dalam waktu yang lama. Dan lagi, pertanyaan itu pula, tak punyai jawaban pasti sebagaimana seharusnya. Karena setiap manusia, memandang jatuh cinta dengan cara yang berbeda-beda.
Tak Peduli Siapa Yang Lebih Dulu Menaruh Hati. Pada Akhirnya Rasa Tetaplah Hal Indah Yang Tak Layak Menjadi Sia-Sia
Ada yang bilang, perempuan baiknya bersama dengan seseorang yang mencintainya, walaupun ia tak menaruh rasa sejak pertama. Karena katanya, dengan segala usaha, pada akhirnya perempuan akan merasakan cinta walau pada waktu yang entah kapan akan tiba.
Lalu, pada seorang pria adalah kewajibannya untuk mengusahakan segalanya untuk seseorang yang ia cintai pada akhirnya. Bukankah hal ini terasa menjadi tak adil terasanya? Karena kita sama-sama tahu, bawa rasa cinta bisa datang lebih dulu entah kepada perempuan atau prianya lebih dulu.
Yang perlu kita sadari adalah, setiap rasa yang hadir, ialah hal indah yang tak layak dijadikan alasan untuk saling menyakiti satu sama lain. Menjadikan alasan untuk merebut apa yang tak menjadi haknya pula. Karena rasa yang indah tak pernah layak dijadikan sia-sia. Karena rasa yang indah pula, tak patut untuk diperlakukan dengan cara yang tak berharga.
Mencintai Dan Dicintai Pada Akhirnya Adalah Sebuah Anugrah Tuhan Yang Maha Kuasa. Bagaimanapun Menyikapinya, Semoga Tak Tinggalkan Luka Mendalam Bagi Kedunya
Ada yang bahagia tatkala ia mampu berjuang sekuat yang ia punya untuk seseorang yang dicintainya. Ada pula, yang terus menghargai rasa dan perjuangan dari seseorang yang mencintainya bahkan jika saat itu ia jua belum menaruh rasa yang sama. Entah mana yang kita terima lebih dulu, keduanya selalu memberikan sepaket bahagia dan duka yang beriringan.
Yang memberikan kita napas baru, dan cara pandang baru dalam menikmati kehidupan. Hingga kita menyadari bahwa dicintai atau bahkan mencintai adalah anugran Tuhan. Lalu, kita sebagai manusia, kini hanya tinggal memilih. Untuk mengusahakan hal yang sama, dengan cara yang tentu berbeda bagi setiap manusia.
Atau, berani untuk berkata sejujurnya di muka, hingga kita tak lagi menunda perasaan duka pada seseorang yang mungkin tak pernah kita cintai sejak pertama. Entah hidup bersama dengan yang mencintai atau dicintai lebih dulu, pada akhirnya tergantung pada bagaimana sikap kita sebagai manusia.
Untuk memilih jujur dan menghargai satu dengan lainnya. Hingga pada akhirnya, kita sadar bahwa tak sebaiknya jatuh cinta yang membuat kita menjadi makhluk yang berbeda, tak harus tinggalkan trauma.