Hey kamu! Iya kamu! Bagaimana mungkin kamu bisa meluluhkan hatiku yang keras ini. Bagaimana bisa kamu pada akhirnya membuatku jatuh hati padamu.
Padahal aku tahu bagaimana sulitnya hatiku ini kembali percaya setelah beberapa kali sempat di patahkan dan dikecewakan. Namun kini, kamu berhasil membuatku kembali luluh dan menaruh percaya kepada seseorang. Kamu membuatku kembali untuk bisa membuka hati lagi.
Aku tahu, memang tak mudah bagiku untuk kembali percaya dan mencoba membuka hati. Tapi caramu memperlakukan aku lah yang pada akhirnya membuatku berani untuk melakukannya. Kamu tahu perihal bagaimana pernah patah dan sakitnya hatiku ini. Hingga kamu pun tak mau tergesa-gesa dan memperlihatkan bahwa kamu tengah berusaha. Berusaha untuk mendekatiku dan kembali mengembalikan rasa percayaku terhadap seseorang.
Kamu memang tak pernah meminta agar sakit hati dan kecewa ini sembuh segera. Katamu, biarlah perlahan sampai aku benar-benar terbiasa dan tak perlulah untuk dipaksa. Kamu juga selalu menjadi orang terdepan saat aku membutuhkan bantuan dan sekedar teman bercerita.
Kamu juga tak pernah meminta agar aku memperlakukanmu sama, sebagaimana kamu memperlakukan dan menaruh peduli terhadapku.
Bagaimana mungkin perasaan ini tidak timbul melihat perlakuan baikmu terhadapku. Belum lagi kamu yang sebenarnya telah memberi sinyal dan tanda suka, tapi tak ingin segera untuk mengutarakan

Caramu dalam memperlakukanku lah yang pada akhirnya membuatku luluh. Kamu tak pernah memaksa agar kondisi sesuai dengan inginnya dirimu. Kamu lebih memilih untuk menyerahkan semua kepadaku. Kebaikan dan caramu itu lah yang pada akhirnya membuatku sadar. Bahwa tak semua orang itu sama seperti masa laluku terdahulu. Bahwa masih ada orang-orang baik yang bisa menghargaiku.
Mungkin memang benar, bahwa selama ini aku terlalu takut untuk membuka diri dan hati untuk seseorang. Bahwa aku terlalu takut kejadian dimasa lalu terulang kembali. Tapi kamu lah yang pada akhirnya membantuku untuk mengembalikan rasa percayaku itu.
Aku tahu memang tak mudah untukmu melakukannya. Aku pun tahu bagaimana berusahanya kamu untuk membantuku keluar dari masa lalu. Dan semua yang kamu lakukan, dan semua kesabaranmu, akhirnya berhasil membuatku perlahan keluar dari masa lalu.
Jika saja diawal kamu tak pernah seberjuang ini, jika saja kamu tak bersabar untuk menghadapi kerasnya hatiku ini, mungkin sampai saat ini rasa percayaku terhadap seseorang masih sulit untuk kembali. Dan mungkin saat ini pun aku masih menganggap semua sama saja.
Sinyal dan tanda suka yang kamu perlihatkan, serta usaha yang secara perlahan dan tak pernah tergesa-gesa itu lah yang mungkin pada akhirnya membuatku bisa membuka hati kembali untuk seseorang. Terima kasih sudah kembali membuatku percaya dan keluar dari sakitnya masa lalu. Semoga saat kamu hadir, apa yang aku rasakan dulu tak lagi terjadi.