Olret.id – Di tengah hiruk pikuk urusan rumah tangga, Mamori, seorang ibu rumah tangga sekaligus pebisnis, membuktikan bahwa keterbatasan waktu bukanlah halangan untuk terus belajar dan meraih sukses.
Alih-alih mengeluh tentang rendahnya minat baca di Indonesia, Mamori justru mengubah kebiasaan membaca menjadi “skill” tersembunyi yang membawanya menjadi penulis tujuh buku fisik dengan royalti fantastis.
Dalam sebuah wawancara eksklusif, Mamori mengungkapkan bagaimana buku telah menjadi kunci untuk meng-upgrade diri di tengah kesibukan domestik.
Daftar Isi
Media Belajar Termudah dan Termurah

Awalnya, kebiasaan membaca Mamori adalah sebuah keterpaksaan. Namun, perlahan ia menyadari bahwa buku adalah solusi terbaik baginya.
“Bagi aku, buku itu buat ibu rumah tangga kayak aku itu media belajar yang paling mudah dan murah,” ujar Mamori. “Aku bisa buka kapan aja, di sela-sela waktu aku lagi repot. Sambil masak, baca dulu satu halaman, nyambung masak lagi. Itu hal yang sangat mudah sekali.”
Inilah inti dari “skill” yang dimaksud: kemampuan mengintegrasikan proses belajar ke dalam rutinitas harian yang padat, bahkan hanya dengan membaca selembar per hari.
Kunci Sukses: Fokus pada Masalah, Bukan Jumlah Halaman
Mamori mematahkan mitos bahwa pembaca yang baik harus menuntaskan semua buku yang dibeli. Ia menerapkan prinsip membaca “case by case” yang sangat praktis.
“Aku tidak sarankan untuk kita baca buku sebanyak-banyaknya karena hidup kita terbatas,” tegasnya. “Fokus kamu menyelesaikan masalah yang mana dulu. Bahkan aku cuma ambil bab tertentu aja, yang sesuai dengan permasalahan aku.”
Ia mendorong para ibu untuk tidak terbebani, melainkan menjadikan buku sebagai alat untuk menyelesaikan masalah hidup.
Pelajaran Penting dari Minimalisme Jepang
Saat ditanya mengenai buku yang paling inspiratif, Mamori menyebutkan sebuah buku tentang hidup minimalis ala Jepang. Ia sempat mengira buku itu hanya tentang merapikan rumah, namun menemukan pesan yang lebih dalam: prioritas hidup.
“Ternyata dari buku itu ngejelasin tentang prioritas hidup. Hidup kita kan terbatas, cuma 24 jam sehari, tapi hidup kita tersita oleh berbagai hal yang itu bukan esensial,” ungkap Mamori.
Mamori menambahkan, ini bukan hanya tentang barang, melainkan tentang energi mental—seperti menyita waktu untuk memikirkan “cemoohan orang lain” atau “julitan netizen.” Menurutnya, menghabiskan energi untuk hal-hal non-esensial adalah kerugian besar.
Dari Pembaca Menjadi Penulis Sukses
Hasil nyata dari kebiasaan ini terlihat dari kemampuan komunikasi Mamori yang menjadi lebih artikulat dan lancar. Lebih dari itu, ia kini telah menjadi penulis.
Meski sempat membenci pelajaran mengarang bebas di sekolah, Mamori kini tengah menggarap buku fisiknya yang ketujuh. Ia membuktikan bahwa membaca yang tepat dapat membuka pintu karier yang tak terduga.
Buku pertamanya, yang merupakan kompilasi dari materi mengajar dan status media sosialnya, berhasil mendulang royalti yang mengejutkan.
“Di luar ekspektasi aku, royalti dari buku itu lebih dari Rp100 juta,” tutupnya, memberikan bukti nyata bahwa minat baca yang fokus dan praktis bisa menghasilkan keuntungan material yang signifikan.
Kamu juga bisa membaca artikel menarik kami lainnya seperti Bukan Sekadar Teori! Temukan “Buku Manual” Diri Anda dan Hentikan Overthinking dalam 7 Hari
Response (1)