“Sudahkah kamu menghargai pengorbanan istrimu?”
Hubungan rumah tangga adalah kesepakatan kedua belah pasangan hingga keluarga, dengan harapan bisa bahagia dan meraih samawa bersama.
Namun, banyak rumah tangga, dimana suami yang kurang menghargai wanitanya seiring waktu berjalan. Entah karena cinta yang dahulu begitu menggebu sudah luntur, atau merasa kehadiran istri justru membebani hidupnya.
Sehingga suami mengabaikan, tidak menghargai, mudah mengucapkan kata yang buruk serta melakukan hal-hal yang menyakitkan lainnya. Apalagi, jika setelah semua perlakuan menyakitkan itu, istri tetap bertahan alias ‘nrimo’. Banyak suami yang semakin tidak menghargai istri dan berbuat sesuka hati.
Pada dasarnya, baik suami maupun istri memang pasti mengorbankan banyak hal setelah menikah. Hal itu bukan didasari paksaan tapi karena kerelaan hati masing-masing sebab sadar akan tanggung jawab dalam rumah tangga.
Namun, biar suami tidak semena-mena. Yuk renungi kembali beberapa pengorbanan terhebat istrimu setelah menikah denganmu.
Jadi kamu bisa ingat, bahwa istri adalah wanita berharga dalam hidup, bahkan meski dirinya tidak berpenghasilan sekalipun.
Daftar Isi
- 1 1. Istrimu Rela Melepaskan Ambisi Dan Cita-citanya Untuk Mengabdi Denganmu
- 2 2. Istrimu Ikhlas Dalam Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga Yang Monoton dan Tidak Ada Habisnya
- 3 3. Istri Rela Tubuhnya Rusak Untuk Mengandung, Melahirkan dan Merawat Anak-anakmu
- 4 4. Menahan dan Mencukupkan Diri Atas Rejeki Suaminya
- 5 5. Kehilangan Me Time
- 6 6. Tidak Hanya Mengabdi Pada Suami Tapi Juga Keluarganya
- 7 7. Berbakti Pada Suami Seburuk Apapun Perlakuannya
1. Istrimu Rela Melepaskan Ambisi Dan Cita-citanya Untuk Mengabdi Denganmu
Lihatlah bahwa wanita yang menikah, yang dulunya begitu berdaya, punya impian dan cita-cita rela melepaskan semuanya demi membangun harapan baru bersama suaminya.
Hal itu adalah pengorbanan terbesar istri, rela meninggalkan keluarga, pekerjaan, impian, karir untuk mengabdikan hidup pada suami bahkan keluarga suami.
2. Istrimu Ikhlas Dalam Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga Yang Monoton dan Tidak Ada Habisnya
Sama seperti kamu yang bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah. Istripun di rumah tidak hanya berleha-leha. Kebanyakan dalam rumah tangga, istri yang bertanggung jawab dalam mengurus rumah.
Dan sungguh pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan monoton yang tidak ada habisnya. Belum lagi, jika sudah ada anak, pekerjaan istri terasa tidak akan ada habisnya. Banyak istri yang rela kehilangan me time juga quality time dengan teman, karena seharian berada di rumah mengurus anak, suami dan rumah.
3. Istri Rela Tubuhnya Rusak Untuk Mengandung, Melahirkan dan Merawat Anak-anakmu
Memang melahirkan dan menyusui adalah kodrat wanita. Namun, semua itu juga perlu dilakukan dengan ikhlas dan merupakan suatu bentuk pengabdian dengan suami dan rumah tangga.
Karena sekali lagi, tujuan rumah tangga adalah samawa yang diisi dengan kebahagian serta tawa canda anak sebagai penerus keturunan.
Oleh karena itu, wanita mengikhlaskan tubuhnya menjadi rusak, tidak lagi ideal seperti sebelumnya.
4. Menahan dan Mencukupkan Diri Atas Rejeki Suaminya
Pengorbanan istri selanjutnya adalah siap menerima keadaan keuangan suaminya sepenuh hati. Dan itu pula menunjukkan betapa besarnya ketulusan yang dia miliki, karena mau menemani suaminya dari nol bahkan minus nol.
Beberapa istri juga ada yang turut membantu mencari nafkah untuk meringankan beban suaminya.
5. Kehilangan Me Time
Selain mengikhlaskan ambisi dan cita-cita untuk pengabdian suami. Istri kebanyakan juga ikhlas kehilangan me timenya. Mereka lebih fokus mengerjakan pekerjaan rumah tangga, mengurus anak dan berdiam diri di rumah.
Tidak hanya kehilangan me time, banyak istri juga kehilangan waktu untuk peduli pada tubuh maupun penampilannya sendiri. Sehingga wajar jika tubuhnya kurang terawat, sampai terlihat lebih tua daripada suaminya.
6. Tidak Hanya Mengabdi Pada Suami Tapi Juga Keluarganya
Dalam beberapa rumah tangga, istri tidak hanya mengabdikan hidup pada suami tapi juga keluarga suami.
Hal ini terjadi biasanya, karena setelah menikah, suami membawa istri ke rumah orang tuanya. Sehingga mau tidak mau dia tidak hanya mengurus suami tapi juga keluarganya.
Hal ini pula yang sering menjadi awal mula adanya perseteruan antara menantu dan mertua.
7. Berbakti Pada Suami Seburuk Apapun Perlakuannya
Ada banyak alasan istri tetap bertahan pada rumah tangga yang toxic, seperti memikirkan anak, takut menjanda, masih ada harapan suami bisa berubah dan lain sebagainya.
Karena itu, meski perlakuan suami buruk, dia tetap bertahan.
***
Istri mungkin memang tidak secara langsung berperan dalam mencari nafkah atau kegiatan menghasilkan lainnya. Namun, bukan berarti dia tidak memiliki peran penting dalam kesuksesan suaminya. Mulai dari usahanya untuk mengurus dirimu, anak, dan rumah dengan baik, hingga doanya adalah pengorbanan tak ternilai.
Jadi berhenti bersikap buruk pada istri, sayangi dan hargai dirinya sepenuh hati.
Percayalah, kehilangan istri yang tulus adalah kerugian terbesar dalam hidupmu.