Sebelum kamu hadir, aku selalu berusaha melakukan segalanya sendirian. Agar kamu tahu, bahwa terlihat kuat di depan banyak orang adalah salah satu hal untukku terus bertahan. Kamu tahu bukan, bahwa kebanyakan dari mereka seringnya meremehkan, tanpa mengenal kita begitu dalam.
Kadang kala, aku akan menangis semalaman. Setelah seharian begitu lelah menahan diri untuk terlihat baik-baik saja. Bahkan memaksakan senyum yang mereka selalu minta. Hingga pada akhirnya, setelah lelah seharian, bahkan menahan diri sepanjang hari, menangis tersedu hingga tertidur seringnya membuatku akan kembali baik-baik saja keesokan pagi.
Lalu pada akhirnya kita bertemu, dengan cara yang tak pernah ku sangka sebelumnya. Aku bahagia, menemukanmu setelah perjalanan panjang yang melelahkan, dan seringnya buatku ingin berhenti bertahan. Aku menemukanmu, pada waktu dimana lelah meminta untuk merebah, dan penat meminta untuk di urai satu persatu.
Hingga pesan pertamamu hari itu, berlanjut hingga hari-hari berikutnya hingga hari ini. Banyak hal yang bahkan telah kita lewati bersama. Dan menemukanmu, hingga detik ini masih berada di dekatku, adalah apa yang patut ku syukuri.
Daftar Isi
- 1 Awalnya Aku Takut Untuk Berbagi Denganmu, Tetapi Sikapmu Membuatku Yakin Untuk Mempercayakannya Kepadamu
- 2 Terima Kasih Mengizinkanku Untuk Tetap Menjadi Diriku Sendiri. Semoga Perjalanan Kita Untuk Terus Bersama, Tuhan Berkenan Meridhoi
- 3 Terima kasih Telah Datang, Adanya Kamu Kini Semakin Melengkapi Hariku
- 4 Memutuskan Untuk Bersama Adalah Keputusan Besarku Selanjutnya. Terima Kasih Karena Bersedia Menerima
- 5 Hingga Hadirnya Hadiah Terindah Dalam Hidupku. Setalah Ini, Genggaman Kita Kan Semakin Erat, Menguatkan Dan Terus Bersama
Awalnya Aku Takut Untuk Berbagi Denganmu, Tetapi Sikapmu Membuatku Yakin Untuk Mempercayakannya Kepadamu

Kamu datang di penghujung hariku yang melelahkan. Dengan senyum terbaikmu seperti biasa. Bahkan kadang kala aku tak mendengar langkah kakimu tiba. Aku tahu, hari itu kamu juga lelah seharian bekerja. Tetapi, kamu memilih datang, menemuiku karena pikirmu aku sedang tak baik-baik saja.
Aku berusaha menutup rapat, karena aku tahu bahwa mempercayai orang baru sama saja seperti memasukkan ku ke jurang yang sama. Karena bisa saja, kamu seperti mereka yang pergi tanpa kata. Lalu akhirnya melukaiku dengan cerita yang pernah kita bagi bersama.
Kamu yang tak pernah memaksa, tetapi hadirmu seringnya membuatku perlahan kembali merasa baik-baik saja. Hingga akhirnya waktu demi waktu kita lalui bersama, membuat kita saling percaya satu dengan yang lainnya.
Diterima olehmu hingga detik ini adalah hal yang perlu untuk terus ku syukuri hingga kini. Semakin lama kita bersama, kini kita saling menemukan betapa tak sempurnanya kita menjadi manusia. Kadang kala, ego dan emosi yang menyelimuti membuat kita saling memberi jarak, membiarkan waktu, mencoba untuk berpikir dengan sudut pandang baru.
Lalu pada akhirnya, kita akan sama-sama kembali, memeluk dengan erat bersama dengan maaf dan perasaan yang kian hebat.
Terima Kasih Mengizinkanku Untuk Tetap Menjadi Diriku Sendiri. Semoga Perjalanan Kita Untuk Terus Bersama, Tuhan Berkenan Meridhoi

Aku sempat takut, tatkala kamu menemukanku begitu terlihat buruk, kamu menemukanku sebagai aku yang jauh dari anganmu, kamu memintaku untuk berubah menjadi seperti apa yang kamu mau.
Menjadi orang lain yang seperti kamu mau walau nyatanya aku tak pernah nyaman dengan itu. Aku pernah merasa takut tatkala ku pikir, saat kamu tahu bahwa aku yang begitu tak sempurna, kamu melenggang pergi seperti yang telah terjadi sebelumnya.
Tatapi, pagi ini, aku masih menemukanmu disini. Masih ada untukku. Masih dengan senang hati menerimaku, dan perlahan membuatku menjadi lebih baik lagi tetapi tetap menjadi diriku sendiri. Diterima sebaik ini, dan di cintai sebaik ini, ku pikir tak akan pernah ku dapati lagi setelah banyaknya luka yang ku dapati.
Aku tak berani membayangkan jika pada akhirnya bukanlah dirimu yang akan kutemukan hingga penghujung usiaku nanti. Tetapi, aku tak punya kuasa besar untuk tetap menahanmu disisi. Jadi, biarlah Tuhan yang kini menentukan takdir. Entah akan seperti apa nantinya, terima kasih telah hadir dan bertahan. Aku berharap, semoga kamulah yang Tuhan ridhoi, untuk kita saling melengkapi, hingga akhir hayat nanti.
*****
Terima kasih Telah Datang, Adanya Kamu Kini Semakin Melengkapi Hariku

Aku tak pernah memimpikan bagaimana pada akhirnya kamu akan datang. Masuk dalam kehidupanku yang bahkan aku sendiri tak mampu membayangkan akan seperti apa nantinya. Kamu yang hadir setelah sekian lama membuat hidupku kini menjadi semakin berwarna.
Kamu menjadi alasanku yang baru untuk melanjutkan hidupku saat ini. Menjadi tujuan yang selalu ingin ku bahagiakan dengan segenap kekuatan yang ku punyai.
Aku sempat takut. Takut tak mampu memberimu yang terbaik yang ku punya. Aku takut jika mungkin suatu hari nanti, luka masa lalu tanpa sengaja terbalaskan padamu dengan cara yang tak pernah ingin ku ulangi lagi kepadamu.
Tetapi, sejak pertama mata kita bertemu, suara pertamamu begitu mengisi ruangan ini hingga dalam hati, lalu genggaman tanganmu, seakan-akan meyakinkanku bahwa aku mampu. Bahwa kamu, tak salah telah hadir dalam kehidupanku.
Memutuskan Untuk Bersama Adalah Keputusan Besarku Selanjutnya. Terima Kasih Karena Bersedia Menerima

Aku harus menguatkan hati untuk berani memintamu. Itu berarti jika restu kudapati, semua hal tentangmu menjadi berpindah padaku kini. Aku sempat meragu. Hingga akhirnya, Ia dengan kasihnya meyakinkanku.
Membisikkan keyakinan dari ayat-ayatnya yang meneduhkan bahwa Ia akan selalu ada untuk membantuku. Dengan bekal keyakinan, dan doa untuk menguatkan, aku memintamu kepada mereka. Walau ku tahu, mereka tak kan mudah melepasmu, tetapi karena kamu juga yakin akan diriku, mereka pada akhirnya memberi restu.
Terima kasih karena keyakinanmu, dan ikhlasmu menerimaku, kini kita bersama. Pada rumah, yang kini menjadi terasa lengkap karena kamu juga berada di dalamnya. Sejak saat itu, kita memutuskan untuk melewati hari-hari bersama. Walau kadang pertengkaran selalu ada, tetapi rasa cinta dan kasih kita, kini membuat kita sama-sama berkenan menurunkan ego, saling memaafkan satu sama lain, dan kini kita belajar untuk tak mengulang kesalahn yang sama.
Hadirmu, melengkapi hidupku kini. Tatkala lelahku mulai mereda saat langkah lelahku sampai pada rumah, yang kamu sambut dengan senyum manismu di depan pintu. Tatkala kebuntuan berpikirku, kini mulai menemukan sudut pandang baru. Karena kesediaanmu untuk mendengarku, dan kadangkala kamu juga bersedia untuk memikirkan masalahku.
Dan kini, setelah hari berganti hari kita lalui berdua. Pada rumah yang selalu kita nantikan untuk pulang. Pada satu hari kamu memberiku kabar mengejutkan. Kabar membahagiakan setelah aku merasa lelah bekerja seharian. Kamu menyambutku dengan pelukan erat. Membisikkan kata-kata yang tak pernah terduga sebelumnya.
Hingga Hadirnya Hadiah Terindah Dalam Hidupku. Setalah Ini, Genggaman Kita Kan Semakin Erat, Menguatkan Dan Terus Bersama

“Selamat ya, calon ayah.”
Aku terbelalak mendengarnya. Lelah dan penatku hilang tak bersisa. Terganti dengan rasa bahagia dan penuh syukur kepada sang pencipta. Aku merasakan degup jantungmu yang memburu karena bahagia. Pun, dengan senyum manismu yang hari ini tiada habisnya. Sungguh ini tanggung jawab baru bagiku, tetapi bersamamu aku akan berusaha semampuku, memberikan segalanya yang terbaik bagi kita.
Hingga hari itu, setelah perjuangan panjangmu. Setelah banyaknya drama kehamilan, sulit makan, mual-mual, dan pernah sesekali kamu begitu terlihat membenciku hanya karena melihatku. Ia datang. Dengan tangisnya yang membuat kita berbahagia. Peluhmu yang begitu membasahi, lelahmu yang masih menyelimuti, tak kamu rasakan kini. Karena semua usahamu kini berganti, dengan pertemuan yang selama ini kamu nanti-nanti.
Terima kasih untuk hadiah terbaik yang pernah ada. Terima kasih karena telah berjuang begitu hebatnya. Aku yakin Tuhan memberi kita tanggung jawab baru sepaket dengan kekuatan yang Ia siapkan tentunya. Teruslah bersama, mendidik dan membesarkan ia bersama-sama, hingga akhir waktu nanti.
Aku mencintaimu.