Ya Allah, Semoga Kami Bersahabat Sampai Jannah

Sahabat Sejati
Sahabat Sejati

Jangan pernah mengabaikan apalagi menyia-nyiakan seorang sahabat. Apalagi sahabat yang tak sekadar mampu menemani dan memperturutkan kemauan kita. Namun, sahabat sejatinya ia yang tak ridho masuk Syurga jika hanya sendiri. Dia akan berusaha mencari sahabatnya itu ketika bersama-sama dulu ketika di dunia.

Bersama dalam perjuangan untuk mengejar Ridho Allah, yang senantiasa menasehati ketika sedang jatuh bahkan futur iman. Sekalipun dia merasa marah dengan perilaku kita yang menjengkelkan, marah nya tak hanya sekadar marah-marah biasa, tapi marah karena sayang.

Sayang dengan sahabatnya yang tidak mau terus-terusan terjebak dengan kesalahan dan dosa.

Sahabat Sejati
Sahabat Sejati

Kita ambil contoh dari kita Imam Ahmad Rahimahullah. Satu hari, saat imam Ahmad -rahimahullah- menderita suatu penyakit yang menyebabkannya tidak dapat bangkit dari kasurnya, sahabat baiknya, Imam Asy-Syafi’i -rahimahullah- datang menjenguknya.

Ketika Imam Syafi’i melihat kondisi penyakit yang dialami sahabatnya, beliau sangat bersedih… hingga akhirnya beliau pun jatuh sakit.

Saat Imam Ahmad Rahimahullah mengetahui berita itu, beliau menguatkan dirinya dan segera pergi menjenguk Imam Syafi’I Rahimahullah ke rumahnya. Ketika Imam Syafi’I Rahimahullah melihatnya datang, beliau berkata, “Saat sahabat baikku sakit, aku datang menjenguknya, hingga aku pun sakit karena kesedihanku akan keadaannya.

Kini.. sahabat baikku telah sembuh dan datang menjengukku. Sungguh.. saat ini aku pun telah merasa sembuh karena melihat keadaannya.

Read More :  Cintai Diri Sendiri Terlebih Dahulu Sebelum Berani Mencintai Orang Lain

Semoga Allah mengaruniai kita dengan sahabat yang baik dan sholih. Semoga kita semua bisa saling mencintai karena Allah yang merupakan karunia-Nya, dan saling menyambung hubungan dengan orang-orang yang dicintai, yang merupakan wujud kasih sayang dan perbuatan yang akan memberi kemudahan. Sahabat adalah pelipur lara, penyejuk pandangan.

Artikel ini merupakan status di grup facebook Motivasi Hijrah Indonesia oleh Sakinah Al Mujtahidah.

****

Hanya Kepada Semesta Tempat Bercerita yang Tak Akan Pernah Mengecewakan

Menjalin Persahabatan Dengan Lawan Jenis Setelah Menikah
Menjalin Persahabatan Dengan Lawan Jenis Setelah Menikah
“Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia” – Ali bin Abi Thalib –

Manusia memang paling mampu mematahkan dan membuat kekecewaan. Sementara semesta, tak akan pernah membuat hambanya sedikitpun kecewa. Ia memang tak terlihat, tapi ia akan selalu ada untuk kita.

Saat yang lain hanya sekedar mendengarkan atau hanya ingin tahu akan ceritamu, bercerita kepada semesta akan membuatmu merasa lebih lega. Ada ketenangan dan hati yang plong saat kamu bercerita kepada-Nya.

Saat sedang dilanda akan masalah, kita selalu mencari tempat untuk bercerita atau sekedar untuk menghilangkan sedikit beban di hati. Entah itu menjadikan teman, sahabat, ataupun keluarga sebagai tempat untuk bercerita. Tapi nyatanya terkadang tak semua orang mau mendengarkan.

Dan tak semua orang punya waktu saat kamu butuhkan. Sebagian hanya ingin tahu, bukan karena mereka benar-benar peduli. Tapi hanya ingin tahu akan penderitaanmu. Belum lagi perkataan yang seakan menghakimi dirimu.

Tidak semua hal harus diceritakan. Dan tak semua orang pun nyatanya bersedia untuk mendengarkan

Teman Yang Baik dan Tulus
Teman Yang Baik dan Tulus

Memang lah benar bahwa tempat bercerita paling baik adalah kepada semesta. Saat kamu melantunkan doa dan cerita-ceritamu akan terdengar sampai ke langit. Kepada semesta kamu tak butuh waktu saat hendak bercerita. Kamu bisa bercerita kapanpun kepada-Nya. Sebab ia akan selalu bersedia mendengarkan. Sebab bercerita kepada-Nya akan membuatmu menjadi menenangkan.

Read More :  Eits, Siapa Bilang Aplikasi Dating Itu Selalu Negatif, Ini Buktinya!

Mungkin akan menjadi berbeda saat kamu menjadikan manusia sebagai tempat bercerita. Bukannya ketenangan hati yang akan kamu dapatkan, melainkan kepahitan yang akan kamu rasakan. Sebab mereka yang kamu harapkan tak pernah benar-benar bersedia untuk mendengarkan.

Berhentilah menjadikan seorang hamba sebagai tempat untuk berkeluh kesah dan bercerita. Sebab tempat bercerita yang tak akan pernah mengecewakan hanyalah kepada-Nya. Dan berhentilah untuk menceritakan semua hal. Sebab tak semua hal itu harus diceritakan kepada hamba-Nya.

Karena terkadang tak semua orang nyatanya bersedia untuk mendengarkan. Jadi berhenti untuk memaksakan keadaan. Lebih baik menjadikan semesta sebagai tempat berkeluh kesah dan bercerita. Sebab hanya ia lah sebaik-baik tempat bercerita yang tak akan pernah mengecewakan seorang hamba.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *