Aku Pamit, Berpisah Adalah Jalan Satu-Satunya Untuk Kita Sayang

Berpisah Adalah Jalan Satu-Satunya
Berpisah Adalah Jalan Satu-Satunya

Aku mencintaimu. Dan kamu tahu. Bahkan orang-orang awam pun tahu, bahwa rasaku terlalu jelas kentara diluaran sana. Hingga suatu waktu, mereka bilang akulah yang terlalu menggebu.

Mengejar segalanya tentangmu. Aku tak tahu, standar mana lagi yang harus ku gunakan hanya untuk menunjukkan betapa berartinya kehadiranmu. Lalu, hingga disuatu waktu, mereka bilang aku bodoh. Mencintaaimu terlalu besar, hingga tak tahu bahwa tak hanya aku yang sedang kamu genggam.

Kata mereka, firasat wanita harusnya begitu peka. Hanya saja kurasa aku yang tak tahu apa-apa. Aku terlalu fokus untuk membuatmu merasa bahagia. Aku terlalu fokus untuk memastikanmu tidak terjadi apa-apa yang menyakitimu. Hingga aku lupa, bahwa banyak hal yang tak ku tahu pasti tentangmu.

Tentang apa yang selama ini menjadi pertanyaan terbesarku. Karena rasanya, ketika luka itu tiba tanpa sengaja darimu, maafku terasa begitu mudah untukmu. Pun, tatkala aku melihatmu tertawa bahagia, aku merasakannya juga.

Memaksakan Segalanya Akan Menyakiti Pada Akhirnya. Kini Biarkan Segalanya Menjadi Pelajaran Berharga

Berpisah Adalah Jalan Satu-Satunya
Berpisah Adalah Jalan Satu-Satunya

Rasa kita datang karena terbiasa, rasanya tak mampu membuat kita mampu melakukan segalanya. Ada batasan-batasan yang lupa kita jabarkan bersama. Hingga pada suatu waktu, kita memilih dengan cara yang berbeda.

Aku yang tetap berusaha untukmu, sedangkan kamu yang memilih pilihan lain tanpa ku tahu. Aku kalah telak. Pada episode kesekian aku memperjuangkan rasa setelah perjalanan panjang yang penuh luka. Karena ku kira, rasa kita sama. Walau kita tak pernah tahu sejak kapan ia datang dan bermuara.

Read More :  5 Cara Menghadapi Pasangan Dengan Emosi yang Tak Stabil

Aku sadar, untuk tidak memaksakan segalanya. Karena pada akhirnya, ia akan meninggalkan jejak luka. Entah bagimu yang pada akhirnya akan kelelahan karenaku, atau aku yang akan terus-terusan menumpuk harap yang nyatanya tanpa makna. Rasa kita hadir dengan diiringi bahagia.

Aku tak ingin membuat segalanya menjadi tangis dan luka. Atau bahkan, menjalaninya dengan paksa. Biarkan jika memang ini sudah terjadi begini adanya.

Bersamamu Adalah Salah Satu Hal Yang Membuatku Bahagia. Terima Kasih Atas Setiap Rasa Yang Pernah Ada

Kidnap The series Episode 4
Kidnap The series Episode 4

Aku tak pernah menyesalinya. Bahkan, jika memang pada akhirnya bukan akulah yang menjadi pilihanmu. Aku yang dengan segala kekuranganku, mungkin tak mampu membuatmu bahagia dan menemukan apa yang kamu cari selama ini. Bersamamu, aku temukan bahagia.

Kamu bagaikan rumah yang nyaman untukku merebah dan berbagi keluh kesah. Jika akhirnya apa yang kusebut rumah telah lelah menopangku sebagai penghuninya, aku akan pergi. Jika memang itu yang menjadi inginmu kini. Ini hanyalah tentang merasa terbiasa.

Akan hal-hal yang seringnya kita lakukan bersama, kini tak bisa kudapati jua. Merasa terbiasa, atas ketidakhadiranmu dalam sela waktu dalam hariku entah bagaimanapun keadaannya. Akan ada hal-hal yang hilang seketika tatkala aku tak temukanmu pada akhirnya.

Pergilah jika memang pilihanmu membuatmu bahagia. Karena pada akhirnya, sekuat apapun aku berusaha, jika memang bukan aku yang kamu inginkan segalanya menjadi sia-sia. Terima kasih karena telah datang. Memberikan banyak kebahagiaan yang tak mampu ku hitung banyaknya.

Pun dengan banyaknya peluk menenangkan tatkala hari buruk tiba. Rasa yang pernah ada diantara kita akan kujadikan kenangan manis pada akhirnya. Tetaplah baik-baik saja, tetaplah menjadi kamu yang tetap menebar bahagia di luar sana. Tolong, jangan membuatnya sering merasa khawatir seperti apa yang sering ku rasa.

Read More :  Jangan Sedih Ketika Diselingkuhi, Karena Penghianat Kelak Akan Dikhianati Juga
Tetaplah bahagia, kamu dan aku. Walau tak lagi bersama.

*****

Rasaku Tulus Apa Adanya, Sayangnya Kepergianmu Yang Menjadi Balasannya

Aku Mencintaimu Dengan Caraku Sendiri
Aku Mencintaimu Dengan Caraku Sendiri

Tak ada yang tahu, batas waktu mana yang akan Tuhan berikan bagi setiap kesempatan. Katanya, akan selalu ada perpisahan pada setiap pertemuan. Entah berpisah karena kematian, atau karena memang tak lagi menjadi tempat berpulang. Segalanya masih menjadi misteri.

Pun dengan pertemuan kita yang tak pernah ku duga sebelumnya. Tanpa campur tangan Tuhan, rasanya tak akan pernah ada cerita kita yang begitu hebatnya. Tanpa campur tangan Tuhan, rasanya kita tak akan pernah bisa mengenal dengan cara yang tak biasa, karena pada akhirnya, kita hanya memiliki peluang seperti sebuah ketakmungkinan untuk sebuah pertemuan.

Tetapi, Tuhan berkata lain. Ia memberikan takdir tak terduga bagi kita. Menggerakkan semesta untuk mengatur pertemuan, menjadi saksi bagi setiap skenarionya yang tak pernah terbayangkan.

Pertemuan yang selalu sering ingin di ulang, lagi dan lagi. Pertemuan yang membuatku merasa menjadi seseorang yang berbeda, merasa seperti temukan rumah untuk berpulang, merasa menjadi diri sendiri tanpa harus banyak berusaha hanya untuk diterima. Dan pertemuan kita, adalah apa yang tak akan pernah ku sesali pada akhirnya.

Menyayangimu Membuatku Merasa Lebih Hidup Dari Sebelumnya. Ku Jagamu Semoga Tuhan Berkenan Pada Akhirnya

Yang Datang Dan Pergi
Yang Datang Dan Pergi

Aku selalu berpikir waktu kita tak pernah banyak. Pada setiap pertemuan kita yang tak begitu lama, yang terulang entah kapan lagi adanya, aku selalu berusaha untuk membuat segalanya terasa begitu bermakna.

Berbincang denganmu, mendengarmu berbicara walau tak sebanyak aku, menikmati hidangan yang kadang kita buat dengan bahan seadanya. Aku menyayangimu, sejak pertemuan itu menjadi berulang. Rasa sayang yang hadir tanpa alasan pasti.

Karena entah kamu juga merasakannya atau tidak, aku temukan rasa pulang saat kita tengah bersama, bahkan dalam waktu sekejap saja. Aku menyayangimu, memintamu kepada Tuhan agar ia selalu berkenan mengizinkanku bahagiakanmu. Menjadi seseorang yang selalu ada untukmu.

Read More :  Kepercayaan Ibarat Kaca Jika Sudah Pecah Tidak Akan Bisa Kembali Seperti Semula

Memberikan kuat untuk mampu menemanimu disetiap rasa yang kadangkala tak membuat kita baik-baik saja. Aku menyayangimu, dan menjagamu semampuku adalah apa yang tengah kuusahakan sejak hari itu. Karena kehilangan adalah apa yang tak ingin lagi kurasakan.

Setelah perjalanan panjang, setelah banyaknya cerita yang datang. Kehilangan menjadi bagian yang selalu menyakitkan. Dan denganmu, rasanya aku tak ingin lagi merasakan kehilangan yang sama, seperti banyak cerita yang pernah ada.

Rasa Itu Tak Akan Pernah Mampu Di Paksa, Bagaimanapun Usahaku Untuk Membuatmu Selalu Bahagia

Jujur Itu Menyakitkan
Jujur Itu Menyakitkan

Katanya, cinta adalah reaksi kimia dari ia yang meraskannya. Mungkin pertemuan kita, waktu yang kita lalui bersama, tak buatmu merasakan reaksi yang sama saat aku berada didekatmu. Bahkan, mungkin saja, setiap usaha, setiap waktu yang terjadi, bisa saja itu hanyalah hal-hal tak berarti bagimu bagaimanapun aku mengusahakannya.

Aku lupa, bahwa bisa saja hatimu masih tertambat pada masa lalu lama, atau mungkin seseorang di jauh sana yang membuatmu merasakan debar bahagia bahkan saat kamu menatapnya dari jarak yang jauh dari ia. Mungkin, rasa ini hanya ku tanggung sendiri.

Setiap waktu yang berlalu diantara kita, hanya menjadi berharga dari sisiku saja. Aku tak mampu memaksamu merasakan hal yang sama, membalas rasa hingga kita menjadi satu frekuensi adanya. Walau pada akhirnya, kamu memilih pergi setelah sekian banyak cerita, aku hanya mampu mendoakan yang terbaik bagimu saja.

Karena ketidakmampuanku, aku tak mampu membuat kita untuk terus bersama selamanya. Kehilangan yang lagi-lagi ku rasa, walaupun kini tak mudah, aku tahu jika aku harus berusaha kembali untuk baik-baik saja. Kamu, semoga berbahagia.  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *