Hey, apa kabar kamu? Iya kamu! Kamu yang dulu pernah menjadi bagian dari kita. Masihkah kau mengingat kenangan kita dulu? Masihkah kau menyimpan rindu untukku? Apakah cuma aku disini yang merindu sendiri didalam sendu?
Ahh, harusnya aku tak perlu mengingat-ngingat lagi akan kita. Harusnya aku tak perlu lagi menyimpan rindu kepadamu. Tapi sulit untukku menutupi bahwa aku saat ini tengah rindu terhadapmu. Ya, meskipun aku tahu, kau tak akan mungkin menyimpan rindu lagi untukku.
Aku tahu merindu sendiri itu tidaklah menyenangkan. Aku pun sadar, bahwa tak ada obat dari rindu itu selain bertemu. Tapi apalah dayaku. Sebab aku dan kamu kini tak lagi bersatu. Sebab aku dan kamu tak lagi seperti dulu. Sebab kini ada jarak pemisah antara aku dan dirimu itu.
Harusnya aku berhenti untuk merindukanmu. Sebab kamu bukan lagi milikku yang dulu
Harusnya aku sadar akan kita yang sekarang ini. Ya, antara aku dan kamu yang tak lagi menjadi kita. Karena ketika aku sadar, mungkin tak akan ada rasa rindu ini. Tapi ini bukan perkara aku yang harus sadar diri. Ini perkara rasa rindu yang sulit untuk ditutupi!
Apakah salah jika aku hanya sekedar memendam rindu untukmu tanpa berharap lebih? Ya, aku hanya rindu. Aku pun tak berharap lebih akan kita. Aku pun tak berharap antara aku dan kamu kembali bersama. Ini murni hanyalah perasaan rinduku semata.
Soal kau membalas rinduku atau tidak, biarlah itu menjadi rahasia. Sebab aku pun tahu, bahwa kau mungkin tak tahu bahwa saat ini aku tengah merindu. Sebab aku pun tak ingin menyampaikan rindu ini. Biarlah rindu ini ku pendam sendiri.
Merindu sendiri itu memang berat. Tapi apalah dayaku yang memang tak ingin engkau tahu akan rinduku ini
Aku memang memilih untuk menyimpan rinduku ini sendiri tanpa perlu menyampaikannya kepadamu. Kata orang rindu itu memang harus disampaikan.
Kata orang ketika rindu melanda, bertemu adalah hal yang paling menyenangkan untuk dilakukan. Tapi kataku, aku tak perlu melakukan itu. Biarlah aku yang memendamnya sendiri. Dari pada nanti rindu ini kusampaikan, malah akan mengungkit luka lama antara hubungan kita yang dahulu.
Aku bukannya sok kuat. Apalagi berlagak sok tegar. Aku hanya ingin berpikir realistis saja. Sebab bagiku apa yang sudah terjadi itu tak perlu untuk diungkit kembali.
Apa yang sudah pergi itu biarlah pergi dan jangan diharap untuk kembali. Karena aku yakin dan percaya, apapun yang dahulu pernah datang lalu pada akhirnya pergi, akan sulit untuk membuat kondisinya sama seperti dulu lagi jika kembali.
Jadi daripada hanya akan menambah permasalahan baru, atau hanya akan menjadi mengorek luka yang dulu, biarlah rindu ini kupendam sendiri tanpa engkau perlu tahu akan rinduku ini. Percayalah, bahwa rasa rindu ini pun nantinya akan memudar seiring berjalannya waktu.