Di tengah ambisi Indonesia Emas, sebuah data mencolok muncul: kecakapan Bahasa Inggris Indonesia masih berada di peringkat rendah secara global. Namun, masalah terbesar bukanlah pada metode belajar, melainkan pada pola pikir—sebuah trauma masa lalu yang membuat banyak orang enggan melangkah.
Mengapa kita harus peduli? Karena, seperti yang diungkap oleh entrepreneur dan pengajar Bahasa Inggris berpengalaman, Andrian Permadi, dalam podcast SUARA BERKELAS #58, Bahasa Inggris bukan sekadar mata pelajaran, melainkan gatekeeping skill.
“Keterampilan berbahasa Inggris yang rendah akan menyebabkan disrupsi terhadap peluang kerja yang berkorelasi dengan gaji. Kalau Anda ingin naik ke level yang lebih tinggi—bekerja di Big Four, BUMN, atau perusahaan multinasional—menguasai Bahasa Inggris adalah suatu keharusan,” tegas Andrian.
Inilah cara mengubah pola pikir lama menjadi mindset yang Berkelas, mandiri, dan anti-trauma.
Daftar Isi
1. Hancurkan Trauma dengan Prinsip 3S

Banyak orang dewasa memiliki trauma belajar: takut dikritik, takut salah grammar, atau takut dicap “sok Inggris.” Andrian Permadi menyarankan metode reverse psychology yang revolusioner, yakni Prinsip 3S untuk mengobati luka masa lalu:
S-1: SALAH (Membuat Kesalahan)
Di kelas konvensional, kesalahan dianggap kegagalan. Dalam mindset berkelas, kesalahan adalah tugas. “Tugas teman-teman untuk salah. Proses pembelajaran adalah proses yang penuh dengan kesalahan, dan kita harus mengambil pelajaran dari kesalahan tersebut. It’s perfectly fine to make mistakes,” kata Andrian.
S-2: SOMBONG (Afirmasi Diri Positif)
Setelah membuat kemajuan kecil—misalnya, berhasil mengucapkan satu kalimat yang sulit—jangan pernah meremehkan diri sendiri. Sombongkan kemampuan itu ke diri sendiri!
“Sombongkan kebisaan teman-teman ke diri teman-teman sendiri. Kenapa? Karena kalau bukan diri kita sendiri, siapa lagi?” Ini adalah teknik afirmasi untuk membangun kepercayaan diri.
S-3: SUKSES (Mencapai Tujuan Strategis)
Setelah berani salah dan percaya diri, susun strategi belajar yang spesifik. Jika tujuannya studi ke luar negeri, fokuslah pada tes terstandar seperti TOEFL atau IELTS, bukan hanya menonton film. Kesuksesan kecil inilah yang menjadi bahan bakar untuk terus bergerak.
2. Pelihara Mindset Anak-Anak: Sang Elite Learner

Andrian Permadi menyebutkan bahwa kunci untuk pembelajaran terbaik adalah memiliki mindset anak-anak, sang elite learner.
Anak-anak tidak peduli dengan konsep “harga diri” atau “capar” (cari perhatian). Jika mereka tidak tahu, mereka akan bertanya sampai tahu.
“Waktu terbaik belajar itu sebenarnya ketika jadi anak-anak. Jika kita punya prinsip belajar seperti anak-anak, kita akan bisa memecahkan masalah apa pun,” jelasnya.
Rasa ingin tahu yang tak terbatas dan keberanian untuk membuat kesalahan tanpa rasa malu (losing face) adalah fondasi bagi problem solving skill yang sangat dibutuhkan di dunia kerja.
3. Lawan Bisikan Negatif (Negative Self-Talk) dengan Aksi
Membisikkan kalimat negatif (“Aku enggak bisa,” “Aku enggak mampu”) adalah mekanisme pertahanan alami. Cara melawannya bukan dengan berpikir, melainkan dengan aksi.
“Logika sederhananya: You need to move. Kalau kita hanya duduk diam, bisikan-bisikan negatif itu pasti sering muncul,” saran Andrian.
Aksi ini bisa sesederhana:
Gerak Fisik: Olahraga, lari, atau angkat beban untuk menstimulasi tubuh yang sehat, yang kemudian akan menghasilkan pikiran yang sehat (healthy body, healthy mind).
Gerak Mental: Kemandirian belajar. Di era digital, tidak ada lagi alasan “tidak punya teman belajar.” Gunakan AI, ChatGPT, atau aplikasi. Paling sederhana: menulis harian (journaling) dalam Bahasa Inggris.
4. Peluang Dolar: Mengapa Bahasa Inggris Adalah Investasi Sejati
Keterampilan Bahasa Inggris yang mumpuni akan membuahkan hasil nyata dalam bentuk finansial. Andrian Permadi membagikan pengalaman pribadinya: sebagian besar endorsement yang ia dapatkan adalah dalam bentuk dolar dari perusahaan asing.
“Ini bukan reward dalam bentuk Rupiah lagi, ini reward dalam bentuk dolar. Jadi sangat mensejahterakan untuk teman-teman yang bisa bekerja di negara sendiri tapi memiliki penghasilan dari negara lain,” ujarnya.
Inilah investasi diri yang membuka pintu pada peluang kerja remote dengan gaji dolar, memposisikan Anda di top tier industri.
Menguasai Bahasa Inggris adalah maraton, bukan lari jarak pendek. Tujuannya bukan lagi hanya mendapatkan nilai bagus, melainkan memiliki mindset berkelas: berani salah, percaya diri, dan terus bergerak maju.
Saran Terbaik dari Andrian Permadi:
“Making mistakes is a part of your learning journey. Keep that in mind.”
Kamu juga bisa membaca artikel menarik kami lainnya seperti Mengapa Laki-Laki Sulit Mengekspresikan Sedih dan Merasa Dicintai Bersyarat