Miris! Pencipta Lagu ‘Asmalibrasi’ Dikabarkan Hidup Susah, Fanny Soegi Ungkap Keburukan Soegi Bornean – Fanny Soegiarto atau dikenal dengan nama Fanny Soegi merupakan mantan vokalis grup musik Soegi Bornean. Grup band tersebut terbentuk sejak April 2019. Dan pada Maret 2024, Fanny Soegi menyatakan mundur dari grup musik indie pop yang berbasis di Semarang, Jawa Tengah tersebut.
Baru-baru ini, cuitan Fanny Soegi di platfrom media sosial X yang diunggah ulang oleh pengguna akun instagram @igsmood.id menjadi perbincangan hangat. Fanny diduga menyindir Soegi Bornean yang dianggap tidak memiliki nurani.
“Bayangin aja, lagu Asma ini yang kalian denger dimana-mana, penciptanya sampai minjem uang untuk bayar sekolah anaknya. Nominal dari royalti lagu ini ngak main-main. Setengah milyar lebih ada. Tapi justru orang-orang yang ngak punya hak dapat paling banyak dan ngak transparan,” tulis perempuan berdarah Jawa dan Kalimantan tersebut.
Lebih lanjut, gadis kelahiran 7 September 1999 itu mengatakan bahwa orang-orang yang tidak berhak atas royalti tersebut bisa membeli dua mobil sekaligus, gitar mahal serta foya-foya. Berbanding terbalik dengan kehidupan si pencipta lagu ‘Asmalibrasi’ yang tinggal dikontrakan dengan atap jebol. Sungguh sebuah kenyataan yang cukup miris jika memang itu benar.
“Bukan nominal yang ku garis bawahi, tapi nurani kalian. Band-band an kok serakah. Ngak keren blas,” tuturnya.
Lagu ‘Asmalibrasi’ sendiri cukup mendapatkan banyak atensi penikmat musik. Pernah menempati posisi kedua di Spotify Weekly Top Songs Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2022. Menilik channel Youtube Soegi Bornean, official music videonya telah mencapai lebih dari 80 juta penayangan serta mendapatkan like sebanyak 500 ribu lebih sejak dirilis pada tanggal 21 Juli 2019. Dengan pencapaian yang cukup membanggakan tersebut, sangat disayangkan bukan jika pencipta lagunya sendiri tidak terpenuhi haknya.
Fanny Soegi sendiri tampaknya menyimpan sakit hati yang cukup dalam sebab menerima perlakuan yang kurang menyenangkan, salah satunya diharuskan tetap manggung saat tujuh harian kematian ibunya dengan kata-kata menyakitkan. Bahkan Fanny Soegi tak ragu menyebut mantan rekan satu bandnya itu sebagai laki-laki patriarki, korup, betah isin (betah malu).
Sempat mendapatkan ancaman secara halus ketika hendak bersuara perihal perkara ini, perempuan lulusan jurusan ilmu komunikasi Universitas Diponegoro itu kini mengaku tak takut sebab ia perempuan yang berpegang teguh pada keadilan. Semoga cepat kelar masalahnya, mencapai titik terang supaya tidak ada pihak yang dirugikan.