Teruntuk Diriku Sendiri, Aku Mencintaimu Sepenuh Hati

Teruntuk Diriku Sendiri
Teruntuk Diriku Sendiri

Bertahun-tahun kita bersama. Bahkan sejak takdir telah di gariskan, dan kita belum dalam kandungan kita telah bersama-sama.

Hanya saja, entah mengapa aku masih belum mampu mencintaimu sebaik mungkin. Aku masih belum mampu memperlakukanmu sebagaimana sebaik aku memperlakukan orang lain dalam hidupku. Aku meminta maaf kepadamu sedalam-dalamnya. Semoga masih ada waktu untuk memperbaiki segalanya.

Tanpa terasa, aku hanya sedikit membahagiakanmu dibandingkan usahaku membahagiakan mereka. Padahal kamu tahu, bahwa aku mampu membahagiakanmu lebih banyak daripada apa yang telah ku lakukan untuk mereka.

Padahal, aku mampu memberikan yang terbaik untukmu dibandingkan untuk mereka, tetapi nyatanya aku tak sebaik itu memperlakukanmu,tetapi nyatanya aku tak sekuat itu memperjuangkan kebahagiaanmu.

Ku jerumuskanmu dalam lautan kata-kata mereka, hingga lupa bahwa kamu berhak menentukan maunya apa

Teruntuk Diriku Sendiri
Teruntuk Diriku Sendiri

Kadang, aku membiarkan kata mereka memasuki mu, memasuki hingga celah otakmu, membuat sesak segala penjuru paru-paru. Lalu diakhir waktu aku hanya membiarkanmu menangis tersedu, menahan segala sakit yang ditimbulkan dari kata-kata mereka yang bahkan mengenalmu dengan baik saja tidak.

Mereka hanya tahu permukaan tentang dirimu, hanya mendekatimu jika perlu, bahkan tak jarang mereka pergi tatkala kamu membutuhkan mereka.

Lalu dengan seenaknya, tatkala mereka berkomentar dengan enaknya, aku membiarkan setiap kata menganggumu, merusak harimu, menutup mulutmu untuk berkata bahkan tersenyum dengan manisnya. Dan lagi, aku membiarkan itu terlalu berlarut hingga lama. Hingga kamu kini tak mampu melakukan apa-apa.

Hingga parahnya lagi, aku membiarkanmu memaafkan mereka dengan mudahnya. Padahal luka yang mereka tinggalkan membekas dalam dirimu, dalam pikirmu, membuatmu kini menjadi sulit percaya dengan orang lain, membuatmu mengecap sama orang-orang di luaran sana, yang akan mengenalmu hanya dipermukaan dan berkata seenaknya kepadamu tanpa memikirkan perasaanmu juga.

Read More :  Jangan Takut Melangkah Pergi, Saat Sulit Merasa Bahagia Bersamanya

Dengan bodohnya, cinta juga membiarkanku untuk menelantarkanmu. Padahal aku tahu, kamu mampu untuk berdiri sendiri diatas kakimu

Kamu Adalah Rumah Tempat Berpulang
Kamu Adalah Rumah Tempat Berpulang

Lalu tatkala aku jatuh cinta, aku lupa membawa serta logika. Walau katanya perempuan mementingkan rasa, tetapi aku sadar bahwa logika harus tetap menjadi penyeimbangnya. Ia harus tetap serta merta kubawa kemana saja, apalagi perihal cinta. Tentang rasa yang tak terlihat tapi katanya mampu di rasa bagi ia yang tulus adanya.

Tapi, siapa yang tahu, bisa saja seseorang mencintai dengan tipuan bukan? Mencipta ilusi, seakan-akan rasanya terasa begitu nyata lalu membuat rasamu seakan tak sendirian.

Lalu membuat dirimu dimabuk cinta begitu dahsyatnya. Hingga lupa, bahwa kamu harus tetap membuka mata, berpikir dengan baiknya, mana yang benar-benar mencintaimu dengan tulus, mana yang hanya memanfaatkanmu dengan seenaknya.

Lalu, karena aku yang terlena kini buatmu sakit hati karena cinta. Bodoh karena tak mampu berpikir dengan baiknya bahwa ia mengabaikan diriku begitu saja. Lalu aku membiarkan diri ini berjuang sendirian, padahal ia benar-benar tak menganggapku ada.

Dan kini, aku membuatmu semakin terpuruk. Lebam dimana-mana. Belum reda kata-kata mereka yang menyakitimu, kini aku buatmu sakit hati,merasa bodoh karena tak mampu berbuat untuk diri sendiri. Dan kini tangis itu semakin membasahi, membuat harimu semakin terpuruk kini.

Biarkan kini kita berusaha pulih kembali. Memperbaiki dan membahagiakan diri sendiri

Club Friday Season 16 Domestic Incident Episode 2
Club Friday Season 16 Domestic Incident Episode 2

Setelah banyak hal yang terjadi. Aku tersadar, aku harus membahagiakanmu juga. Tak hanya berusaha untuk mereka. Menjadikanmu prioritas pertama untuk bahagia, bagaimanapun caranya asalkan tak menyakiti orang lain.

Menjadikanmu lebih menikmati hidup dengan terus berjalan kearah yang seharusnya. Berbahagia dengan cara sendiri, melakukan hobi, pergi ketempat-tempat yang tertunda, memakan makanan yang sejak dulu ingin kita makan dengan lahapnya.

Mungkin, luka tak dengan mudah bisa sembuh. Pun kata yang mereka ucap tak dengan mudahnya segera hilang begitu saja dari ingatan. Tetapi, kitalah yang punya otoritas penuh bagaimana harus bereaksi karenanya. Walau sulit, tak semudah berkata, tetapi demi bahagia, bukankah harus di coba?

Read More :  Menikah Karena Gengsi, Percayalah Kamu Pasti Pusing Menyiapkan Semuanya

Teruntuk diriku sendiri. Aku meminta maaf kepadamu untuk banyaknya abaiku terhadapmu. Perlahan namun pasti, bahagia perlu kita raih sendiri. Berjuanglah, walau tak mudah, pasti kan ku dapat hal baik di akhir nanti.

*****

Tak Ada Alasan Jelas. Hanya Saja Aku Yakin Jika Rasa Ini Benar Adanya

Ratusan hari berlalu. Banyak hal yang telah kita lalui bersama. Kadang kala kita melewati hari-hari dengan bahagia, tapi tak jarang kita sering beradu argumen, pendapat kita yang tak sama, ego yang membuat masing-masing dari kita selalu ingin menang.

Tetapi pada akhirnya, kita tetap  memilih untuk bersama, memperbaiki, tak jarang kita saling meminta maaf entah siapa yang sebenarnya salah, lalu memulai hari bersama lagi. Walaupun begitu, bukan berarti hari-hari kita akan selalu baik-baik saja. Acapkali kita lagi-lagi bertengkar kembali, tapi tentu, pada akhirnya kita memilih untuk kembali.

Perjalanan Kita Terjadi Begitu Saja, Tak Ada Alasan Pasti Mengapa Kita Memilih Bersama

Berpisah Itu Mudah
Berpisah Itu Mudah

Sejak hari itu, kita memilih untuk bersama. Tanpa kata seperti yang mereka ucapkan. Menjalani hari-hari dengan saling melibatkan satu sama lain, entah secara langsung atau bahkan hanya berbagi cerita tentang bagaimana hari terlewati begitu saja.

Kadang kala, waktu terasa begitu lama saat kita menanti untuk berjumpa, tetapi ia begitu cepat saat kita sedang menghabiskan waktu bersama. Lalu kadang kala, satu dari kita akan mengerang, kesal, merasa kurang waktu yang ada.

Karenanya pula, kita harus berpisah lagi, menjalani hari, dan hanya terhubung dengan ponsel yang bahkan tak sering kita gunakan. Kita bersama karena terbiasa. Terbiasa menghabiskan waktu bersama, terbiasa menjadi alasan untuk saling mencari, terbiasa karena mungkin rasa nyaman yang telah ada sejak pertama kita berjumpa dan bertukar kata. Kita tak punya alasan pasti.

Atau mungkin, jika kita memikirkan alasan – alasan klasik mengapa kita memilih bersamapun tak ada alasan yang tepat untuk menggambarkannya secara sempurna. Lalu, apakah ini yang di sebut dengan cinta buta? Karena kita bersama tanpa punya alasan yang jelas adanya?

Read More :  Bila Mempunyai Teman yang Selalu Mengingatkan Kebaikan, Tolong Jangan Lepaskan

Ada Tak Adanya Alasan, Sejak Bersamamu Aku Merasakan Hidupku Menjadi Berbeda

Lookjun Bhasidi Petchsutee
Lookjun Bhasidi Petchsutee

Kuakui sejak bersamamu ada banyak hal dalam hidupku yang mulai berubah. Kebiasaan buruk yang ada, semakin lama terkikis perlahan karena kebiasaan yang tanpa sengaja kau ajarkan. Tentang bagaimana sabar menantimu walau hanya sebatas berbalas pesan. Tentang bagaimana kau membuatku menjadi seseorang yang semakin yakin, bahwa aku mampu melewati hari seburuk apapun itu.

Tentang bagaimana kau mengajariku untuk meredakan emosi, meredakan pikiran bercabang ku yang sering begitu riuh dan mengganggu. Tentang banyak hal yang tanpa sadar itu membuatku menjadi seseorang yang lebih baik lagi dari sebelum ini.

Tanpa sadar, apa yang kau lakukan merubahku perlahan. Tanpa kamu minta, atau bahkan tanpa kamu paksa. Ia berjalan sebagaimana adanya. Perlahan namun pasti. Walau ku tahu, di perjalanan panjang kita, mungkin kau sering kelelahan karena sikapku yang sering berganti. Tetapi, aku beruntung karena sabarmu masih setia menemani hingga kini.

Kamu bilang, berjuang tak pernah salah. Entah siapapun dirimu, dari manapun asalmu. Atau bahkan jika dirimu perempuan. Karena sejatinya, setiap orang memiliki rasa, dan jika memang rasa itu pantas untuk diperjuangkan, tak ada salahnya. Tak perlu malu untuk memulai segalanya. Lalu, kamu mengizinkanku untuk berlaku seperti itu. Memperjuangkan rasaku kepadamu dengan apa adanya. Dan senangnya, kamu pun berlaku yang sama.

Rasa kita yang terjalin tanpa alasan pasti hingga kini tetap membuat kita masih memilih untuk membersamai satu dengan yang lainnya, tak membiarkan salah seorang dari kita untuk berjuang sendiri.

Dan lagi, ia mengubah kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Lalu, kupikir aku tak butuh lagi alasan pasti. Yang jelas, kebersamaan kita hingga kini adalah hal yang perlu kita syukuri dan perjuangkan bersama hingga akhir nanti.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *