Tuhan Tengah Menyadarkanku, Lelaki Terbaik Adalah yang Mengikat Dengan Akad Bukan Janji Palsu

Tuhan Tengah Menyadarkanku
Tuhan Tengah Menyadarkanku

Tentang dia yang hadir diwaktu yang tepat. Saat aku menunggu datangnya seseorang yang kelak jadi pendamping hidup. Dia datang membawa keyakinan. Sosok lelaki dewasa nan amat santun dimataku. Lelaki yang menawarkan sebuah komitmen yang aku dambakan.

Sebuah awal yang manis tak kalah keseriusan itu semakin terlihat dengan dia yang datang membawa ke dua orangtuanya bertemu ibu dan bapakku.

Berjuta Kupu-kupu bertebaran. Aku tidak mampu menutupi bahagiaku. Senyum selalu tersungging. Malu-malu aku menatapmu.

Akhirnya aku menemukan seseorang yang akan menjadikan aku makmumnya. Hayalan bahagia hidup bersamamu selalu menghiasi hari-hariku.

Seyakin itu aku padamu. Menunggu dengan harap kedatanganmu kembali untuk melamar. Namun sampai batas waktu yang mampu aku beri kamu tak kunjung datang.

Janji akad tinggallah wacana kosong.

***

Tuhan Tengah Menyadarkanku
Tuhan Tengah Menyadarkanku

Aku mencoba terlihat baik-baik saja. Masih mengukir senyum pada tanya orang-orang terdekat akan rencana masa depan kita. Walau aku sendiri getar getir menahan harap yang berkecamuk.

Berkali-kali aku menagih keseriusanmu, janji yang kau katakan di hadapan kedua orang tuaku namun berakhir dengan pertengkaran. Aku berusaha memaklumi kesibukkanmu, waktu temu kita yang terkikis karena kesibukkan kerja. Namun semua tidak menghilangkan rasa gelisah dan takutku.

***

Sampai pada akhirnya kebohongan itu terkuak.

Aku membangun harap dan kamu menghancurkannya berantakan.

Kenyataan yang tidak pernah terbayang olehku. Kamu yang ingin mengakhiri hubungan ini. Aku yang masih ingin bertahan dan menyakini kita masih bisa bersama, mencoba memperbaiki semua meluruskan kesalahpahaman. Iya ini hanya kesalahpahaman saja. Namun sungguh disayangkan, lagi kenyataan yang aku terima membuat lukaku semakin dalam.

Sebuah kebenaran yang sangat menyakitkan. Tanpa sepengetahuan ku, diwaktu yang sama kamu berjanji akan menikahiku ditempat lain kamu pun tengah menawarkan hal yang sama pada kekasihmu. Dan menyakitkannya kamu memilih dia.

Read More :  5 Hal yang Disembunyikan Pria dari Pasangan, Kamu Harus Tahu!

Aku ingin memaki. Berteriak sekencangnya. Sisa kewarasan menahan. Aku yang salah. Aku yang terlalu berharap aku yang bodoh. Aku ingin menangis tapi kemarahan lebih menguasai. Aku malu padu kedua orangtuaku. Harusnya tidak secepat itu aku mengizinkan kamu datang.

Sampai pada satu titik aku menyadari. Tuhan tengah menyadarkanku. Dalam memilih pendamping hidup aku lupa melibatkan Dia Yang Maha Menghendaki. Aku lupa hadirNya. Aku larut dalam bahagia. Hingga aku lupa bertanya padaNya.

Kini aku belajar memaafkan. Inilah bukti cinta Tuhanku pada hambaNya yang lemah ini. Allah-ku sangat baik. Dia palingkan aku dari laki-laki yang tidak layak untuk menjadi ayah dari ana pk-anak ku.

Artikel ini merupakan tulisan dari Dewi Aryanti yang dipindahkan dari websute kami sebelumnya yaitu Bapermulu.com yang akan tidak dilanjutkan lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *