Bertemu denganmu adalah suatu hal yang tak pernah terduga sebelumnya. Seseorang dengan kesan pertama yang ku ambil berupaka kata “aneh” atau mungkin aku tak mampu menggambarkan betapa uniknya semua sikapmu selama ini.
Seseorang yang dipertemukan denganku karena keteledoranmu sendiri. Sungguh kali ini aku bahagia karena kamu teledor, tak ingat hari, bahkan jadwal kerjamu sendiri.
Bercakap denganmu seperti candu. Caramu membuatku tertawa hari demi hari, lalu berbagi cerita. Hingga di satu waktu aku merasa dapat mulai mempercayai orang lain, yaitu dirimu. Setelah sekian lama. Setelah begitu banyak cerita yang ku endapkan sendiri karena tak temukan seseorang yang ku yakini dapat ku percaya sepenuhnya.
Daftar Isi
- 1 Jatuh Cinta Denganmu Adalah Suatu Anugrah, Dan Memilikimu Adalah Sebuah Tanggung Jawab Besar Yang Perlu Ku Emban
- 2 Mungkin Caraku Tak Sama Dengan Mereka, Tapi Percayalah Rasa Ini Bukan Permainan Belaka
- 3 Cinta Perlu Pengorbanan Bersama, Hingga Tuhan Berikan Takdir Akhirnya
- 4 Menanggung Bersama Menjadikannya Terasa Lebih Ringan Adanya. Karena Cinta Adalah Apa Yang Sepatutnya Diperjuangkan Hingga Akhirnya Tiba
- 5 Ada Banyak Cerita Yang Telah Berlalu, Menjadikan Kita Tetap Bersatu. Kini Biarkan Tuhan Yang Menjadi Akhir Dari Penentu Sebuah Takdir
Jatuh Cinta Denganmu Adalah Suatu Anugrah, Dan Memilikimu Adalah Sebuah Tanggung Jawab Besar Yang Perlu Ku Emban
Pada akhirnya, ada rasa yang sejak lama hilang kini kembali lagi. Rasa dimana aku mulai menemukan seseorang yang terus mampu membuatku khawatir. Rasa dimana aku ingin terus memastikan jika seseorang dalam keadaan baik-baik saja. Rasa dimana debar itu terus berdetak membahagiakan tatkala aku dekat dengan seseorang. Dan nyatanya, seseorang itu adalah kamu. Hal yang tak pernah ku duga sebelumnya.
Kamu adalah pencerita yang ramai nan seru. Aku tak pernah bosan mendengarmu bercerita dari satu kejadian ke kejadian yang lain, atau bahkan akan kembali ke kejadian pertama. Wajahmu yang ekspresif, tawamu yang menular, atau bahkan perasaan sedih yang sering merengkuhmu begitu dalam.
Pun begitu, kamu adalah pendengar. Memberiku ruang untuk bercerita semampuku. Menyampaikan apa yang akan ku ceritakan hingga usai, lalu kamu akan menanggapinya jika perlu. Atau bahkan, kamu hanya sekedar mengangguk, tanda mendengar ceritaku sembari mengunyah makanmu.
Nyatanya, rasaku tak hanya menepuk angin. Kamu pun memiliki rasa yang sama dengan apa yang kurasa. Kini walau kita tak bernama, nyatanya ku tahu rasa kita sama.
Bahkan jauh sebelum hari ini tiba, rasaku untuk terus menjagamu, membuatmu bertahan dalam hidupmu yang kadang tak mudah, dan berusaha untuk terus membuatmu baik-baik saja adalah apa yang selalu ku usahakan jauh-jauh hari.
Mungkin Caraku Tak Sama Dengan Mereka, Tapi Percayalah Rasa Ini Bukan Permainan Belaka
Kita adalah dua insan yang berbeda. Apa yang membentuk kita, pola pikir kita, bahkan masa lalu kita yang membuat kita berlaku sedemikian rupa. Dicintaimu kembali adalah suatu hal yang perlu ku syukuri, ku pupuk, lalu menjadikannya terus bersemi hingga akhir waktu kita nanti.
Semoga ini tak hanya berhenti menjadi ingin belaka, bagi seseorang sepertiku yang masih banyak kurangnya. Kembali dicintaimu membuatku merasakan apa itu kasih dan sayang yang nyata, dan begitu terasa tulus adanya. Kembali dicintaimu seperti hadiah besar yang diberikan semesta untukku yang perlu ku jaga.
Sayangnya, cara kita menunjukkan rasa berbeda-beda. Bahkan sering kali caraku membuatmu merasa tak ku pedulikan karena sikapku yang begitu terlihat acuh, mencarimu sesekali, atau bahkan menjadikanmu prioritas yang kesekian kali. Percayalah, sayang.
Aku tak pernah berniat untuk membuatmu merasa tak ku inginkan. Hanya saja, aku tak ingin terlalu mengumbar kata, atau bahkan janji manis belaka. Karena sejatinya itu bukan cara seorang mencintai dengan tulus walaupun mungkin itu hanya menurutku.
Maaf, jika aku tak memperlakukanmu seperti pasangan lainnya. Yang seringnya selalu siap sedia bagaimanapun keadaannya. Akan ada waktunya tiba semua tunggu itu berubah menjadi temu, berbagi hingga semua bebanmu tak terasa lagi. Karena rasa ini tak hanya cinta buta belaka, sayang. Akupun ingin terus berkembang bersamamu. Menjadi seseorang yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Izinkan aku untuk terus berusaha menjadikanmu pelabuhan terakhir dihidupku. Yang selalu ku temui saat mataku terbangun di kala pagi, dan yang menyambutku tatkala sore dan lelahku menghampiri. Biarkan kali ini kita berjuang dengan cara kita sendiri. Tak perlu standar cinta dari kebanyakan pasangan lain di luaran sana, sayang. Karena kita punya cara kita sendiri.
*****
Cinta Perlu Pengorbanan Bersama, Hingga Tuhan Berikan Takdir Akhirnya
Aku tak tahu, sejak kapan, aturan-aturan itu berlaku. Perihal perempuan yang hanya boleh menunggu. Karena katanya, takut-takut jika perempuan berusaha lebih dulu, ia hanya akan menanggung malu jika cintanya tak seperti yang ia mau. Perihal pria yang seharusnya berjuang lebih banyak, lebih keras, karena itu menunjukkan bagaimana ia sebenarnya menginginkan seseorang yang ia cinta.
Padahal, kadangkala, pria juga ingin sesekali menjadi ia yang menerima. Menerima pernyataan cinta atau bahkan ia jua ingin merasakan diperjuangkan pula. Aku tak tahu, sejak kapan aturan bahwa perempuan sudah seharusnya menjadi seperti kodratnya. Yang mampu memasak banyak makanan enak, menjadi cantik, memanjakan mata.
Padahal, tak semua perempuan punyai kelebihan yang sama. Akan ada banyak stigma beterbangan baginya, jika ia memilih untuk menjadi berbeda. Aku juga tak tahu, sejak kapan seorang pria yang seharusnya banting tulang lebih keras. Menjadi sumber semua pembayaran dari setiap transaksi yang ada. Mereka bilang, gengsi di junjung tinggi jika ia tak mampu berikan yang di pinta.
Menanggung Bersama Menjadikannya Terasa Lebih Ringan Adanya. Karena Cinta Adalah Apa Yang Sepatutnya Diperjuangkan Hingga Akhirnya Tiba
Bertemu denganmu membuatku tak lagi harus terkurung dalam stigma yang ada. Kita adalah dua manusia yang saling menyadari bahwa kita adalah makhluk yang berbeda. Dengan banyaknya kelebihan dan kekurangan yang ada. Dan tanpa sadar, kita saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Bersama denganmu, aku tak lagi perlu takut untuk turut serta berusaha. Karena nyatanya, menyadari bahwa perjalanan kita adalah cerita yang tak mudah, membuat kita menjadi saling menghargai satu dengan lainnya. Ada bahagia yang tak mampu kuungkapkan jelas dengan kata-kata.
Perihal bagaimana rasanya perjalanan kita beriringan, terasa seimbang. Karena kita yang memilih untuk mengusahakan segalanya bersama, mengisi ruang kosong satu dengan lainnya, tanpa takut perihal stigma yang ada. Menjadikan rasa yang kita punya, kini terasa lebih bermakna karena kita yang memilih untuk mengusahakan bersama.
Ada Banyak Cerita Yang Telah Berlalu, Menjadikan Kita Tetap Bersatu. Kini Biarkan Tuhan Yang Menjadi Akhir Dari Penentu Sebuah Takdir
Cerita kita tak mudah. Sesekali mungkin lebih memilih menyerah dibandingkan terus berusaha susah payah. Hingga kadangkala, kita memilih untuk beristirahat sejenak. Melihat segalanya dari berbagai arah. Membuka pikiran, menurunkan ego. Hingga maaf dan saling memaafkanlah yang kini menjadi awal dari setiap kesempatan baru.
Membawa kita bersama untuk terus melanjutkan segala hal yang telah kita usahakan bersama-sama hingga di titik yang tak pernah kita duga sebelumnya. Pertemuan kita menjadi awal cerita yang tak pernah terduga. Perihal dua manusia yang mencinta dengan cara yang berbeda.
Bahkan mungkin, kita adalah dua yang tak mengikuti stigma yang ada. Karena pada akhirnya kita begitu menyadari, bahwa rasa yang ada adalah sepenuhnya menjadi tanggungjawa kita. Menjadi apa yang seharusnya kita jalani tanpa perlu melibatkan mereka yang bahkan mungkin tak mengenali kita sebaik-baiknya.
Hingga pada akhirnya, setelah banyaknya perjalanan yang ada. Setelah kita yang sampai pada titik waktu tak terduga. Kita hanyalah dua manusia yang tetap tak mampu melewati takdir Tuhan.
Apapun takdir Tuhan pada akhirnya, setidaknya semoga tak pernah ada penyesalan yang terlintas karenanya. Sebab kita pernah mengusahakan rasa bersama-sama. Menjadikannya berharga bagi satu dengan lainnya.
Semoga Tuhan pula, berkenan menjadikan kita adalah pelabuhan satu dengan lainnya. Saling melengkapi hingga ajal tiba.