Tidak ada yang bisa menilai bahagia atau tidaknya seseorang, kecuali dirinya sendiri. Namun, orang yang tidak bahagia atau kurang merasa puas dengan hidupnya biasanya ditandai dengan beberapa sikap atau kebiasaan. Salah satunya suka pamer kehidupan pribadi, pencapaian, kekayaan dan hal lainnya di lingkungan sosial maupun sosmed.
Nah, kenapa orang yang suka pamer jadi tanda tidak bahagia? Apa yang sebenarnya tersembunyi dibalik senyum lebar dan pencitraan yang terlihat sempurna serta drama yang diciptakan mereka?
Lebih jelasnya, inilah beberapa bukti jika orang yang suka pamer merupakan pertanda jika hidupnya kurang bahagia.
Daftar Isi
- 1 1. Pamer Bertujuan Untuk Mendapatkan Validasi dan Pengakuan Dari Orang Lain
- 2 2. Pamer Menutupi Rasa Tidak Percaya Diri
- 3 3. Pamer Menghabiskan Lebih Banyak Waktu Di Sosial Media Daripada Dunia Nyata
- 4 4. Pamer Karena Takut Tersaingi
- 5 5. Pamer Karena Kehidupan Nyatanya Sepi dan Kurang Menyenangkan
- 6 6. Pamer Untuk Menipu Diri Maupun Netizen
- 7 7. Pamer Membuat Sulit Merasa Puas
- 8 8. Pamer Membuat Kebahagiaan Terbatas Pada Materi, Like dan Komen
- 9 9. Pamer Memperlihatkan Sisi Sempurna Yang Tidak Benar-Benar Nyata
1. Pamer Bertujuan Untuk Mendapatkan Validasi dan Pengakuan Dari Orang Lain
Kebanyakan orang yang pamer di sosial media, bukan untuk berbagi kebahagiaan, tapi menunjukkan status, jika mereka berhasil meraih pencapaian tertentu. Sehingga berharap bisa mendapatkan pengakuan atau validasi dari orang lain.
Ada rasa bangga dan kebahagiaan sendiri, saat orang lain mengakui jika hidupnya sukses, berhasil atau lebih bahagia. Meskipun kenyataannya tidak selalu seperti yang dibayangkan oleh orang lain.
Sayangnya perasaan bahagia atas pengakuan orang lain, itu bersifat sementara dan dangkal. Dia mungkin merasa senang, namun semakin merasa tidak puas saat menjalani kehidupan nyata. Bahkan ada keinginan untuk terus menjadikan hidupnya seperti panggung yang butuh penonton. Tanpa adanya pengakuan dari orang lain, ada perasaan kurang dan puas.
2. Pamer Menutupi Rasa Tidak Percaya Diri
Ketika seseorang merasa dirinya tidak cukup baik atau kurang percaya diri, mereka berusaha menutupi perasaan itu dengan mendapatkan perhatian atau pujian dari luar.
Karena itulah, mereka berusaha pamer atas kehidupan yang dijalani, hingga menciptakan drama untuk mendapatkan perhatian, pujian atau belas kasihan dari orang lain.
3. Pamer Menghabiskan Lebih Banyak Waktu Di Sosial Media Daripada Dunia Nyata
Bukti selanjutnya pamer merupakan tanda hidupnya kurang bahagia, yaitu ketika dia lebih banyak menghabiskan waktu di sosmed daripada dunia nyata.
Sehingga sering melewatkan momen-momen yang sebenarnya berharga dan bahagia. Bahkan orang yang lebih senang menghabiskan waktu di sosial media, bisa menjadi tanda jika kehidupan nyatanya tidak begitu menyenangkan. Mereka lebih terobsesi pada like atau komentar pujian dari netizen daripada menjalani rutinitas sehari-hari.
4. Pamer Karena Takut Tersaingi
Kebiasaan pamer biasanya muncul dari kebiasaan suka membandingkan diri dengan orang lain. Karena itulah, agar tidak merasa kalah serta tersaingi, muncul keinginan untuk pamer. Sehingga dia merasa dirinya lebih hebat, kaya dan lain sebagainya.
Padahal suka membandingkan diri sendiri dengan orang lain, justru mencerminkan ketidakpuasan pada kehidupan sendiri. Alih-alih bersyukur dengan apa yang dimiliki, orang pamer berusaha menutupi kekurangannya dengan pencitraan.
5. Pamer Karena Kehidupan Nyatanya Sepi dan Kurang Menyenangkan
Faktanya, mendapatkan berjibun like dan komentar dari netizen di sosial media, adalah hal yang cukup membanggakan.
Apalagi jika kehidupan aslinya tidak begitu menyenangkan, sepi dan tidak ada hiburan. Karena itu, banyak orang yang terus mempertahankan hal itu, salah satunya dengan pamer. Dengan begitu, orang akan terus memuji, meski kebahagiaan seperti itu tidaklah tulus dan bertahan lama.
6. Pamer Untuk Menipu Diri Maupun Netizen
Orang yang suka pamer cenderung menunjukkan sisi hidup yang sebenarnya bukan dirinya. Mereka lebih fokus pada apa yang ingin dilihat oleh orang lain, daripada yang benar-benar penting untuk diri mereka sendiri.
Jika terus menerus dilakukan, bisa saja dia akan kehilangan jati diri dan keaslian diri sendiri.
Dan percayalah hidup berpura-pura itu melelahkan. Ketika terlalu fokus menciptakan citra diri, kamu justru tidak bisa benar-benar menikmati momen yang benar-benar berharga di dunia nyata.
Bahkan ada kalanya, sikap seperti itu bisa menyerang mental. Dimana kamu lebih percaya pada kebohongan yang kamu ciptakan sehingga tanpa sadar terus melakukan kesalahan yang akan merugikan diri sendiri di masa depan.
7. Pamer Membuat Sulit Merasa Puas
Tentu saja, untuk terus mempertahankan citra, kamu harus terus menerus pamer, yang akan membuat netizen tetap kagum pada dirimu.
Misalnya saja, setelah pamer mobil baru, kamu harus memikirkan barang atau benda apa lagi yang bisa dipamerkan.
Sikap seperti ini, akan membuat dirimu sulit merasa puas dan bersyukur. Alih-alih menikmati apa yang sudah dimiliki, kamu justru fokus memikirkan bagaimana mendapatkan pengakuan orang lain. Dan siklus seperti ini, tidak akan pernah berhenti.
8. Pamer Membuat Kebahagiaan Terbatas Pada Materi, Like dan Komen
Kebahagiaan itu luas, bahkan sering kali didapatkan dari hal-hal yang sederhana. Seperti momen menghabiskan waktu dengan orang tersayang dan lain sebagainya.
Namun, orang yang terlanjur terobsesi pada pamer akan membatasi kebahagiaan pada like, komen dan materi yang dimiliki.
Misal, kamu baru bahagia jika punya mobil buat dipamerin, kamu baru bisa bahagia jika punya rumah, tas mewah atau perhiasan untuk dipamerin.
Nah, sikap itu akan mempersempit kebahagiaan, bahkan sulit membuat dirimu bahagia.
9. Pamer Memperlihatkan Sisi Sempurna Yang Tidak Benar-Benar Nyata
Orang yang suka pamer harus selalu terlihat bahagia, sukses, dan tanpa cela. Padahal sebagai manusia, wajar jika mengalami kesulitan, ujian, kesedihan dan kegagalan.
Namun, karena takut citra sempurna yang dibangun rusak, mereka lebih memilih menyembunyikan masalah daripada mencari solusi. Akibatnya, tidak pernah benar-benar merasa puas atau damai.
Selain itu, sering pamer juga bisa membuat seseorang kehilangan empati pada orang lain. Mereka enggan menunjukkan sisi rapuh dan membangun tembok tinggi untuk memastikan citra mereka tetaplah baik